3 Pemuda Muslim Selamatkan Polisi dan Warga Wina dari Serangan

Pemuda Muslim Pahlawan Wina Austria

Ngelmu.co – Tiga pemuda Muslim, berada di sekitar lokasi, saat terjadi serangan di Wina, Austria, Senin (2/11) lalu. Ketiganya turut membantu menyelamatkan seorang petugas kepolisian dan wanita lanjut usia.

Mereka adalah Osama Abu El-Hosna (23), asal Palestina, serta Recep Gultekin (21) dan Mikail Özen (25), asal Turki.

Awalnya Hosna, sedang membawa barang-barang ke restoran tempatnya bekerja, ketika penyerang mulai menembaki orang-orang lalu lalang.

Kemudian dua petugas kepolisian datang untuk membantu warga. Namun, penyerang justru menembaki mereka, hingga salah satunya terkena peluru.

“Saya menarik [korban] ke belakang bangku beton, dan mencoba menghentikan pendarahan,” jelas Hosna.

Mengutip BBC dan Al Jazeera, pelaku mencoba kabur, setelah semakin banyak polisi datang ke lokasi.

Gultekin dan Özen pun membantu Hosna, membawa polisi yang tertembak ke ambulans terdekat.

Baca Juga: Diserbu di Taman Menara Eiffel, 2 Muslimah Prancis Terluka Parah

Sebelumnya Gultekin, harus mengalami luka tembak pada kakinya, saat membawa seorang wanita lanjut usia yang terluka ke restoran.

Özen, yang merupakan atlet bela diri sekaligus personal trainer, mengatakan bahwa ia, melihat polisi yang terluka, setelah terdengar bunyi tembakan.

“Kami langsung tahu apa yang harus dilakukan, tidak ada pilihan selain membantu,” akuannya.

“Austria adalah rumah kami. Kami akan membantu kapan saja,” sambung Özen.

“Tidak ada serangan teroris yang berhasil menghancurkan atau memecah belah masyarakat kita,” lanjutnya lagi.

Sebagai apresiasi, Duta Besar Turki untuk Austria, Ozan Ceyhun, mengundang Gultekin dan Özen, ke kedutaan.

Banyak pihak menilai, aksi heroik Hosna, Gultekin, dan Özen, menjadi bukti jika Muslim, bukanlah teroris.

Dari serangan yang terjadi di Wina, setidaknya polisi telah mengamankan 14 orang terduga.

Namun, sejauh ini, pihak berwenang meyakini jika pelaku–pria bersenjata–yang sudah tewas tertembak, beraksi sendirian.

Terduga pelaku yang berusia 20 tahun itu disebut sebagai ‘teroris’. Ia, baru bebas dari penjara pada Desember 2019 lalu.

Selain pelaku, empat orang tewas dan 22 lainnya terluka, dalam peristiwa tersebut.