30 Tahun Kakeknya Meninggal, Cucu Mbah Soewardi: Saya Kaget, Masih Utuh Jenazahnya

Jasad Mbah Soewardi 30 Tahun Utuh

Ngelmu.co – Dedi Utomo, cucu dari Mbah Soewardi, mengaku sempat terkejut ketika mengetahui jasad sang kakek masih utuh, meski sudah terkubur selama 30 tahun.

“30 tahun sudah kakek saya meninggal. Saya sempet kaget saat dibongkar, karena masih utuh jenazahnya. Mungkin amalan dan kegiatan ibadah beliau yang membuat seperti ini,” tuturnya.

“Tidak ada bau sama sekali. Hanya warna kain kafan yang kecokelatan, tapi tidak ada yang robek sama sekali,” sambung Dedi, mengutip Detik, Selasa (22/12).

Utuhnya jasad Mbah Soewardi–yang juga merupakan marbot masjid di Banyuwangi–pertama kali disampaikan oleh juru makam setempat, Suhaili.

Sebelumnya, ia, diminta membongkar dan memindahkan jasad Mbah Soewardi ke makam baru.

Suhaili, pun menceritakan sosok yang juga merupakan seorang pejuang kemerdekaan itu, di matanya.

Mbah, kata Suhaili, merupakan sosok yang taat beribadah dan istiqamah membaca Al-Qur’an.

“Mbah Soewardi, dulunya sering ke masjid. Beliau juga sebagai kepala dusun, baik. Setiap harinya selalu membaca Al-Qur’an dan doa-doa Nurbuat,” kenangnya.

Baca Juga: 3 Tahun Berlalu, Jasad Kiai di Sampang Masih Utuh dan Harum

Menurut Suhaili, saat membongkar makam, ia bukan hanya menemukan jasad yang utuh, karena jenazah Mbah, juga mengeluarkan aroma wangi.

Bahkan rambut pun tulangnya masih utuh, tidak terputus dari persendian.

“Tidak ada bau bacin (busuk). Harum samar, seperti aroma kembang (bunga),” akuan Suhaili.

“Tulang-tulang masih menempel, dan kulitnya mengering. Semuanya utuh dalam posisi tangan sedekap [posisi tangan orang sholat],” jelasnya.

“Beliaunya dulu memang dikenal alim, baik, dan taat beribadah. Semoga seluruh amalnya diterima di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala,” lanjut Suhaili, mendoakan.

Setelah dibongkar, jasad Mbah, dilapisi dengan kain kafan baru, kemudian dimakamkan di pemakaman umum setempat.

Di akhir, Dedi, mengatakan bahwa semasa hidupnya, almarhum, selalu terdepan menentang aksi massa komunis.

“Beliau adalah orang paling getol saat melawan orang-orang komunis dulu,” ujarnya, berkisah.

“Kami berharap, semoga dengan kejadian ini, kita semuanya lebih menebalkan keimanan dalam beribadah kepada Allah,” pungkas Dedi.