Mengerikan, 3000 Komunitas Gay terancam HIV/AIDS

Angka yang sangat mengerikan bagi Komunitas Gay. Ada pergeseran trend, menurut Pengelola Program Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Wawan Wardiana, jika tahun 2015 paling banyak menyerang kaum heterosekual, kini tahun 2016 bergeser ke kaum homosekual. Pada 2017 diprediksi bakal lebih banyak lagi karena komunitas Gay ini terus berkembang secara masif.

Di nukil dari berita tahun 2016 di Republika.co.id, KPA mencatat bahwa ada jumlah besar sekitar 3.000 orang berstatus penyuka sesama jenis atau gay di Kota Tasikmalaya yang terindikasi HIV/AIDS. Dari data tahun 2016, 50 persen penderita Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kelompok gay.

Jumlah total tiga ribu gay itu berpotensi lebih banyak, karena pendataan terhadap gay amat sulit. Selain tertutup, ini butuh pengakuan mereka juga. Hal ini membuat KPA berkerjasama dengan Perhimpunan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) dalam proses pendataan tersebut.

Perlu juga diketahui bahwa dari 3.000 orang itu 46 persen adalah orang Kota Tasikmalaya, namun sebagian lagi orang luar yang kebetulan singgah disini. Sangat sulit mendata para gay ini, karena mobilitas mereka tinggi atau suka berpergian jauh dan berpindah-pindah.

KPA menyoroti dari total penderita pada tahun ini, 50 persen diantaranya ternyata kelompok homoseksual alias gay. Adapun sisanya merupakan masyarakat umum. Alhasil KPA pun memilih memfokuskan penanganan HIV/AIDS bagi kaum gay lewat sosialisasi.

Gay Mengincar Anak-anak

Pada senin 4 desember, Tim Cyber Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Kalimantan Barat berhasil mengungkap aksi kelompok gay yang mengincar korbannya di dunia maya yang rata-rata adalah anak-anak. Ada tiga Gay tersangka DHP (27), RS (19) warga Pontianak, dan Efa atau Deo (27) warga Kapuas Hulu.

Bahaya karena diketahui oleh pihak polda kalimantan barant bahwa satu diantaranya gay tersebut mengidap HIV/AIDS dan TB. Ini membuat penyebaran penyakit tersebut kepada korbannya. Bahkan menurut pengakuan tersangka, Jumlah anggotanya sudah mencapai 100 orang.
Yang lebih mengkhawatirkan lagi tersangka yang mengidap HIV/AIDS tersebut sudah melakukan hubungan seks sesama jenis dengan korban yang rata-rata anak tersebut sebanyak 100 kali lebih dengan korban yang berbeda-beda. Sungguh biadab.

Kelompok gay tersebut, memang mencari anak-anak karena mudah dipengaruhi. Modus mereka adalah dengan mengirimi korban-korbannya dengan foto-foto ‘syur’, sehingga korbannya terbujuk rayuan untuk melakukan hubungan sesama jenis tersebut. Padahal disitulah penyakit ditularkan dan akan memakan nyawa mereka.

Baca Juga : Viral Jadi Sponsor Iklan LGBT, PBNU: Itu Melecehkan

Direskrimsus Polda Kalbar mengimbau kepada masyarakat atau para orang tua agar mengawasi anak-anak mereka agar tidak terlibat dalam pergaulan bebas tersebut, bahkan sangat berisiko tertular HIV/AIDS tersebut.

Indonesia harus belajar dari Rusia. Pemerintah harus membuat aturan yang tegas menolak LGBT. Putin, Presiden Rusia, tegas membuat undang-undang yang menolak LGBT. karena Putin tahu itu bentuk proxy war yang bisa menghancurkan Rusia makanya ia tegas menolak LGBT.