Saat Pakar-Akademisi Papan Atas Turun Gelanggang Semarakkan Reuni 212

Ngelmu.co, JAKARTA – Momen reuni akbar mujahid 212 tak hanya dirayakan oleh tokoh politik, tokoh ormas dan para artis. Namun demikian sejumlah pakar dan para akademisi papan atas di Indonesia larut bersama 8 jutaan (versi lain ada yang menyebut 10 juta) massa mujahid 212 pada Ahad (2/12/2018) yang digelar di kawasan Monumen Nasional (Monas), Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat.

Ngelmu.co merangkum sejumlah tokoh pakar dan akademisi yang bergabung dalam reuni tersebut, yakni Prof Dr Musni Umar, Ph.D (Guru Besar Sosiologi dan Rektor Universitas Ibnu Khaldun), Prof Ahmad Mansyur Suryanegara (Guru Besar Sejarah Universitas Padjajaran) dan penulis buku “Api Sejarah”, kemudian Prof. Dr. Suteki, S.H.,M.Hum (Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Diponegoro dan pakar Sosiologi Hukum dan Filsafat Pancasila).

Selain itu juga ada pakar komunikasi yang ikut membersamai para mujahid 212 yakni Narliswandi Piliang atau disebut Iwan Piliang.

1. Prof Dr Musni Umar

Musni Umar adalah Rektor Universitas Ibnu Chaldun Jakarta. Dia getol menyampaikan kabar terkini saat perhelatan aksi reuni 212 melalui akun twitternya @musniumar.

“Saya sebagai sosiolog dan Rektor Universitas Ibnu Chaldun Jakarta menyampaikan syukur kepada Allah serta mengucapkan terima kasih kpd seluruh massa reuni aksi 212, ulama dan panitia. Alhamdulillah reuni berjalan damai dan tertib. Semoga kita semua dpt pahala dari Allah,”cuit Musni Umar yang juga guru besar sosiolog ini.

2. Prof Ahmad Mansyur Suryanegara

Selain Musni Umar, akademisi dan guru besar yang turut larut dalam kegembiraan reuni mujahd 212 adalah Prof Ahmad Mansyur Suryanegara. Penulis buku Api Sejarah ini bahkan datang ke reuni tersebut dan turut mengibarkan bendera tauhid bersama jutaan umat Islam saat itu. Tak ketinggalan, Prof Ahmad Mansyur juga menuliskan cerita khusus tentang reuni 212 sebagai satu abad.

“Satu abad (1918-2018) penghinaan terhadap Rasulullah SAW oleh Boedi Oetomo 1918 – diulang dengan penghinaan islam oleh Ahok (2016). Diulang lagi dengan pembakaran bendera Rasulullah SAW di upacara hari santri oleh Banser Limbangan Garut Jabar 2018,”begitu Prof Mansyur menuliskan dalam status facebooknya dan dibagikan 2.874 serta disukai lebih dari 3,5 ribu akun.

3. Prof Dr Suteki

Satu lagi akademisi yang turut menyemarakkan reuni akbar 212. Dia adalah Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Diponegoro dan pakar Sosiologi Hukum dan Filsafat Pancasila Suteki. Pria yang sempat dikaitkan dengan ormas Hizbut Tahri Indonesia (HTI) ini bahkan menceritakan dirinya berada di lautan manusia pada reuni akbar tersebut.

“Saya menjadi salah satu butiran debu di aksi ini. Diperkirakan peserta reuni dan aksi 212 2018 di Monas Jakarta ini mencapai 10 juta orang, belum termasuk yang masih dalam kandungan,”kata dia melalui akun facebooknya.

“Istilah reuni ada yang memprotes tidak benar dgn alasan tidak sesuai dengan definisi nominalnya. Pesertanya bukan semua peserta waktu aksi 212 tahun 2016 melainkan ada tambahan “orang baru” Maka saya tambahi: reuni dan aksi 212. Jadi lengkaplah: peserta reuni dan aksi 212. Piye? Puas Anda yg nyinyir?,”imbuh dia lagi.

4. Iwan Piliang

Paka komunikasi politik dan media Narliswandi Piliang atau akrab disapa Iwan Piliang juga turut hadir dan menyemarakkan reuni akbar 212. Pria yang merupakan Mantan Tim Sukses Jokowi di Pilpres 2014 lalu ini bahkan juga mencuit melalui akun twitter @iwanpiliang7 agenda akbar tersebut.

Iwan sendiri adalah seorang aktivis, wartawan, dan penggiat citizen journalism (jurnalisme warga) Indonesia. Ia pernah menyandang jabatan Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia Reformasi (PWI-R).

“Acap saya kemukakan di Sosmed ruh dasar komunikasi tak berubah hingga kiamat: hati nurani, akal dan budi. Setiap konten dibuat juga cerminan nurani. Maka hadir di 212 dan #reuni212 hakkul yakin di atas 80% modal dasar mrk juga itu. Yang nyinyirin jago kumur-kumur tok, lain tidak,”kata Iwan Piliang melalui akun twitternya.