Berita  

Alasan Shopee PHK 180-an Karyawan

Shopee PHK Karyawan

Ngelmu.co – Shopee Indonesia menyampaikan alasan, mengapa pihaknya memutuskan untuk memberhentikan 180-an karyawan pada September 2022 ini.

Radynal Nataprawira selaku Head of Public Affairs Shopee Indonesia, menjelaskan bahwa kondisi 2023, penuh ketidakpastian.

Itulah yang membuat pihaknya harus melakukan efisiensi.

Situasi geopolitik seperti perang Rusia-Ukraina, tekanan inflasi dan munculnya risiko resesi, menjadi hal yang melatarbelakangi keputusan Shopee Indonesia.

“Kondisi ekonomi global menuntut kami untuk lebih cepat beradaptasi serta mengevaluasi prioritas bisnis, agar bisa menjadi lebih efisien.”

“Ini merupakan sebuah keputusan yang sangat sulit,” akuan Radynal, melalui pesan tertulis, Senin (19/9/2022).

Ia tidak mengungkap jelas jumlah karyawan yang terkena PHK.

Namun, mengutip informasi Kumparan, PHK mengenai 3 persen dari total karyawan Shopee Indonesia.

Adapun per kuartal I 2022, jumlah karyawan Shopee Indonesia tercatat sebanyak 6.232 orang.

Artinya, setidaknya ada 180-an orang yang terkena PHK.

Baca Juga:

Masih dari Kumparan, sumber menyebut bahwa karyawan yang terkena PHK, berasal dari beragam tingkatan.

Mulai dari head of department atau director, senior manager, hingga berbagai posisi entry level atau junior staff.

Pemanggilan karyawan yang terkena PHK, berlangsung hari ini, mulai pukul 10.00 WIB.

Namun, Radynal memastikan perusahaannya akan memberi pesangon dan kompensasi; sesuai peraturan ketenagakerjaan yang berlaku.

Shopee Indonesia juga mengaku memberikan tambahan 1 bulan gaji.

“Selain itu, karyawan yang terkena PHK juga masih bisa menggunakan fasilitas asuransi kesehatan hingga akhir tahun nanti,” ujar Radynal.

Pengurangan karyawan, menurutnya, adalah strategi efisiensi untuk menghadapi ketidakpastian di 2023 mendatang.

Kondisi yang dinilai akan membuat pendanaan bagi startup teknologi, makin ketat.

Investor juga tidak mudah lagi menggelontorkan pendanaan tanpa prospek laba.

Menyusul situasi ekonomi yang tertekan oleh pandemi Covid-19?

Investor memang tidak lagi melihat valuasi sebuah startup semata-mata dari jumlah user, Gross Merchant Value (GMV) atau nilai transaksi, growth transaksi dan user.

Namun, sudah menuntut profit margin.

Di masa pandemi Covid-19, dua tahun terakhir, Shopee Indonesia banyak melakukan pengembangan organisasi; dengan membentuk unit-unit riset baru.

Namun, unit-unit riset itu kemudian dirasa tidak cukup efektif output dan juga pekerjaannya.

“Perusahaan akan berfokus ke pertumbuhan bisnis yang mandiri serta berkelanjutan,” kata Radynal.

“Kami ingin memperkuat dan memastikan operasional perusahaan kami stabil di situasi ekonomi saat ini,” sambungnya.

Di akhir, Radynal memastikan langkah ini tidak akan mempengaruhi operasi bisnis serta layanan kepada seluruh penjual, pembeli dan mitra Shopee Indonesia.