Amalan Rahasia Mang Oded

Amalan Rahasia Mang Oded

Ngelmu.co – Cerita-cerita manis terus mengalir pascakepulangan Wali Kota Bandung Oded Muhammad Danial (Mang Oded) ke pangkuan Ilahi.

Bukan hanya untuk mengenang, para pencerita juga ingin berbagi apa yang mereka tahu dari sosok almarhum.

Setelah membaca dan mendengar kisah, banyak masyarakat yang mengaku mendadak ‘jatuh cinta’ kepada mendiang.

Presiden DPP GEMA Keadilan Dr Indra Kusumah, pun membagikan tulisan. Berjudul ‘Ritual Rahasia Mang Oded’.

Berikut selengkapnya:

Mang Oded, demikian kami menyapanya. Beliau pun biasa menyebut dirinya ‘Mang’, saat berkomunikasi dengan kami.

Masyarakat Kota Bandung, tua ataupun muda, familier dengan sebutan tersebut.

Selama hidupnya, Mang Oded adalah seorang dai, yang senantiasa menasihati dan mengajak sesama ke jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala; dengan penuh cinta.

Namun, ternyata nasihat terdahsyat dari beliau, justru momentum wafatnya yang mengentak kesadaran banyak jiwa, agar mengingat akhirat, dan mempersiapkan kematian husnul khatimah.

Siang menjelang beliau wafat, saya sedang di Medan. Pada Kamis (9/12/2021), ada agenda Pelantikan DPW GEMA Keadilan Sumatra Utara.

Sekum GEMA Keadilan Sumut Abdul Jalil Ritonga, menjemput saya ke bandara pada Jumat (10/12/2021) siang.

Di perjalanan, di antara tema obrolan kami, adalah tentang Mang Oded.

Saya bercerita tentang kelebihan Mang Oded dalam hal komunikasi interpersonal.

Di media sosial, Mang Oded tidak suka pencitraan, ‘setting-an’.

Beliau lebih memilih kedekatan dengan warga di kehidupan nyata. Komunikasinya genuine [tulus]. Kepemimpinannya autentik.

Maka banyak hati yang terpikat padanya.

Saya tidak heran, ketika Pilwalkot pertama [yang beliau ikuti sebagai calon wakil wali kota bersama Ridwan Kamil], meraih suara sekitar 40 persen.

Di saat Mang Oded yang menjadi calon wali kota bersama Kang Yana, mereka meraih suara lebih dari 50 persen.

Saya juga tidak heran, meski di media sosial, beliau banyak yang mencaci.

Namun, hasil survei kepuasan warga Bandung atas kepemimpinan Mang Oded di masa pandemi–berdasar survei yang kami lakukan–terhitung tinggi, yakni 73,75 persen.

Mengapa saya tidak heran?

Sebab, saya mengetahui salah satu ritual rahasia Mang Oded, yang saya yakin, berdampak terhadap ikatan hati yang terbangun antara beliau dengan warga Kota Bandung.

Saya mengetahui ritual rahasia ini dari orang terdekat Mang Oded, yakni istri beliau, Ummi Siti Muntamah.

Ketika kami berjumpa dengan Ummi Siti di Pendopo, kami berdiskusi tentang banyak hal.

Tentu saja, kami mendapatkan banyak ilmu dan inspirasi dari Ummi Siti.

Di antara inspirasi yang kami dapatkan adalah dari ritual rahasia Mang Oded, yang biasa dilakukan sebelum tidur.

Ummi Siti mengawali dengan fakta di dunia politik, yang harus berinteraksi dengan beraneka macam orang.

Dari ahli sajadah, sampai yang ‘haram jadah’.

Dalam dunia politik, kita bisa dikhianati, bahkan ‘dibunuh’ berkali-kali.

Maka, urusan menjaga hati, menjadi keterampilan jiwa yang harus dimiliki para dai, ketika masuk ke dunia politik.

Ya, dalam dunia politik, ketika kita berjumpa beraneka ragam orang, mungkin ada orang-orang yang membuat kita marah, kesal, kecewa, sedih, malu, sakit hati, dan lain-lain.

Itu semua bisa mengganggu stabilitas psikologis kita, jika kita tidak punya jurus yang tepat menyikapinya.

Lalu, bagaimana dengan Mang Oded?

Ummi Siti bercerita, bahwa Mang Oded, sebelum tidur, sering kali duduk dengan kepala tertunduk, seperti orang yang sedang zikir.

Ketika Ummi Siti bertanya, “Abi sedang apa?”, almarhum menjawab, “Sedang memaafkan orang-orang”, sembari melanjutkan ritual rahasianya itu.

Rupanya, ritual Mang Oded, sebelum tidur, adalah memaafkan orang.

Beliau mengingat orang-orang yang ia temui sepanjang hari, dan mendoakan ampunan untuk mereka kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Apabila sudah melakukan ritual–memaafkan dan mendoakan orang-orang–biasanya, Mang Oded tidur dengan tenang dan nyenyak.

Demikian kesaksian Ummi Siti.

Apabila ritual memaafkan dan mendoakan orang-orang sebelum tidur terlupakan atau terlewat, biasanya, Mang Oded tampak gelisah saat tidur.

Beliau, biasanya tiba-tiba terbangun, dan kalau ditanya, ia mengaku lupa, belum memaafkan orang-orang.

Beliau pun kemudian melakukan ritual memaafkan dan mendoakan orang-orang, setelah itu baru bisa tertidur dengan tenang.

Di saat mendengar kesaksian tentang ritual rahasia Mang Oded sebelum tidur tadi, saya terpesona.

Ya, saya terpesona, setidaknya karena tiga hal:

Pertama, di ilmu psikologi yang saya pelajari, dikenal sebuah terapi yang terbukti efektif untuk kesehatan jiwa dan penyembuhan dari emosi negatif yang mengganggu. Namanya forgiveness therapy [terapi pemaafan].

Saya memahami, bahwa secara psikologis, Mang Oded rutin melakukan forgiveness therapy, dan hal itu menjadikan dirinya memiliki jiwa yang stabil.

Memaafkan, hanya bisa dilakukan orang-orang yang berhati besar dan pemberani.

Kedua, saya teringat kisah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, yang dalam sebuah majelis bersama para sahabat di masjid, tiba-tiba beliau bersabda:

“Akan datang kepada kalian sekarang ini, seorang laki-laki penghuni surga.”

Sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam ini serta-merta membuat heboh para sahabat yang tengah berada di masjid.

Mereka bertanya-tanya, siapa gerangan sang penghuni surga itu?

Tidak lama, para sahabat pun melihat seorang laki-laki anshar dengan wajah basah.

Air wudu menetes dari janggutnya. Tangannya menjinjing sepasang sandal jepit. Tidak ada yang spesial secara fisik.

Tiga hari berturut-turut Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, menyampaikan sabda yang sama.

Orang yang lewat juga orang yang sama.

Hal itu membuat seorang pemuda bernama Abdullah bin Amr, penasaran.

Ia ingin mengetahui rahasia yang menyebabkan sahabat anshar itu dinyatakan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, sebagai ahli surga.

Abdullah bin Amr pun membuat alasan, agar dapat bertamu ke rumah sahabat anshar tadi, selama tiga hari.

Ia hendak mengobservasi langsung amalan khusus sang sahabat, sampai-sampai Rasulullah menyatakannya sebagai ahli surga.

Selama tiga hari, siang malam, Abdullah bin Amr tidak menemukan satu pun amalan spesial yang berbeda dari kebanyakan kaum muslimin.

Secara jujur, akhirnya ia juga menyampaikan rasa penasaranannya terhadap sang sahabat anshar.

Di saat izin pulang–setelah menginap tiga hari–Abdullah mengakui maksudnya untuk mencari keutamaan amalan sahabat tadi.

Sang sahabat anshar, berkata:

“Seperti yang engkau lihat, aku tidak mengerjakan amalan apa-apa. Hanya saja, aku tidak pernah mempunyai rasa iri kepada sesama muslim, atau hasad terhadap kenikmatan yang diberikan Allah kepadanya.”

Ternyata, itulah amal yang membuatnya dijamin masuk surga.

Ia tidak hasad, justru suka memaafkan orang lain. Menjelang tidur, ia memaafkan setiap orang yang bersalah kepadanya, dan membersihkan hati dari segala iri.

Di saat saya teringat kisah sahabat yang dinyatakan ahli surga oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam itu, saya terpesona dengan Mang Oded.

Sebab, bagi beliau, itu bukan semata kisah inspirasi, tetapi ia mempraktikkannya sebagai ritual rahasia, yang hanya diketahui orang terdekat beliau.

Saya malu, karena ada banyak kisah inspirasi dari Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dan para sahabat, yang saya baca atau dengar, tetapi belum ditindaklanjuti dalam bentuk amal nyata.

Mang Oded berorientasi amal yang menyebabkan jiwanya besar dan hatinya bening tanpa hasad, iri, dan dengki kepada sesama.

Maka komunikasi Mang Oded dengan orang-orang di sekelilingnya, dimulai dari hati yang bersih.

Tidak heran, dengan dakwah yang beliau lakukan, banyak hati terpikat dan terpaut secara natural.

Allah Subhanahu wa Ta’ala menyatukan hati beliau dengan hati warga Kota Bandung, tanpa rekayasa.

Ketiga:

Saya teringat nasihat KH Hilmi Aminuddin, allahu yarham, yang juga guru Mang Oded.

Agar kita memiliki amal rahasia yang lebih banyak, daripada amal yang ditampakkan kepada manusia.

Kita dinasihati supaya berhati-hati, jika amal di hadapan manusia lebih banyak daripada amal yang dirahasiakan hanya dengan Allah.

Apalagi jika tidak memiliki amal yang khusus antara kita dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Khawatirnya, ada tanda kemunafikan dalam diri kita.

Dari nasihat KH Hilmi Aminuddin tersebut, saya memahami ritual rahasia Mang Oded [memaafkan dan mendoakan orang lain sebelum tidur], sejatinya amal beliau yang dikhususkan dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Beruntung, saya mengetahui ritual rahasia tersebut, yang dengan diungkap dalam tulisan ini setelah beliau wafat, semoga menjadi inspirasi kebaikan bagi kita semua.

Sekaligus menjadi pahala amal saleh yang terus mengalir untuk Mang Oded, di alam kuburnya.

Saya yakin, amal spesial Mang Oded dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala, lebih banyak lagi.

Maka Allah juga memilihkan kematiannya di hari terbaik [Jumat], di tempat terbaik [masjid], dalam keadaan terbaik [suci dengan wudu], dan amal terbaik [salat sunah menjelang khutbah Jumat], yang membuat banyak orang iri dengan beliau.

Beruntung, saya mengetahui sebagian amal ritual rahasia Mang Oded, dari istri beliau.

Sebagaimana dulu Abdullah bin Amr mengetahui ritual rahasia sahabat anshar yang dijamin masuk surga.

Beliau bukan hanya hidup sukses, tetapi juga insya Allah mati sukses, dan akan dihidupkan kembali di akhirat dengan sukses.

Sebagaimana sahabat anshar dinyatakan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, sebagai ahli surga.

Maka saya berhusnuzan kepada Allah, bahwa Mang Oded yang memiliki amalan spesial, sama dengan sahabat ahli surga tersebut.

Insya Allah, Mang Oded sebagai ahli surga juga.

Saya pun berhusnuzan seperti itu, karena Allah Subhanahu wa Ta’ala sendiri yang menjamin surga seluas langit-langit dan bumi, bagi manusia pemaaf, dalam QS. Ali ‘Imran ayat 134.

…وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ …

“…dan orang-orang yang memaafkan [kesalahan] orang lain…”

Saya meyakini, Al Qur’an benar, dan saya berhusnuzan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, terkait Mang Oded yang mencintai-Nya, dan insya Allah dicintai pula oleh-Nya.

Saya juga teringat hadis shahih riwayat Imam Hakim.

Rasullulah Shallallahu Alaihi wa Sallam, bercerita tentang seseorang yang menuntut saudaranya di akhirat, karena dirinya telah dizalimi.

Orang itu meminta amal kebaikan saudaranya dipindahkan kepadanya. Hanya saja, ternyata pahala amal saleh saudaranya, sudah habis.

Sang penuntut pun meminta, agar dosanya dipindahkan kepada saudaranya yang zalim.

Sampai di sini, mata Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, berkaca-kaca dan tidak mampu menahan tetesan air matanya.

Beliau menangis sembari bersabda, “Hari itu adalah hari yang sangat mencekam, setiap manusia ingin agar ada orang lain yang memikul dosa-dosanya.”

Rasulullah melanjutkan kisahnya. Allah berfirman kepada orang yang mengadukan saudaranya, “Sekarang, angkat kepalamu.”

Orang itu mengangkat kepalanya, kemudian berkata:

“Ya Rabb, aku melihat di depanku ada istana-istana yang terbuat dari emas, dengan puri dan singgasananya yang terbuat dari emas dan perak, bertatahkan intan berlian. Istana-istana itu untuk Nabi yang mana, ya, Rabb? Untuk orang shiddiqin yang mana, ya, Rabb? Untuk Syuhada yang mana, ya, Rabb?”

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Istana itu akan diberikan kepada orang yang mampu membayar harganya.”

Orang itu berkata, “Siapakah yang mampu membayar harganya, ya, Rabb?”

Allah berfirman, “Engkau pun mampu membayar harganya.”

Orang itu terheran-heran, dan berkata, “Dengan cara apa aku membayarnya, ya, Rabb?”

Allah berfirman, “Caranya, engkau maafkan saudaramu yang duduk di sebelahmu, yang kau adukan kezalimannya kepada-Ku.”

Orang itu berkata, “Ya Rabb, kini aku memaafkan saudaraku.”

Allah berfirman, “Kalau begitu, gandeng tangan saudaramu itu, dan ajak ia masuk surga bersamamu.”

Setelah menceritakan kisah itu, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda.

“Bertakwalah kalian kepada Allah, dan hendaknya kalian saling berdamai dan memaafkan. Sesungguhnya Allah mendamaikan persoalan yang terjadi di antara kaum muslimin.”

Ketika saya teringat yang dikisahkan oleh Rasulullah dalam hadits shahih tersebut, saya berhusnuzan.

Insya Allah, Mang Oded telah membayar harga surga berupa istana emas dengan singgasana emas perak bertatahkan berlian tersebut, sejak di dunia.

Dengan ritual rahasia beliau, memaafkan semua orang secara rutin, setiap menjelang tidur.

Insya Allah, beliau Allah jaga di masa-masa yang disebut oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, sangat mencekam tersebut.

Mang Oded telah selesai bertugas di dunia. Maka kewajiban kita semua, meneruskan perjuangannya untuk menyapa hati manusia dengan cinta, agar kembali kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Mang Oded telah sukses menjadi sebaik-baik pendahulu. Semoga kita mampu, dengan izin-Nya, menjadi sebaik-baik pelanjut perjuangannya.

Insya Allah…

Bandung, Jawa Barat, Ahad, 12 Desember 2021.

Baca Juga:

Baca Juga: