Berita  

Anies Berharap Tahun Depan Pemrpov DKI sudah Lepas Saham Bir di PT Delta

Lepas Saham Bir

Ngelmu.co – Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan berharap pada tahun depan Pemrpov DKI sudah lepas saham bir  di PT Delta Djakarta Tbk. Dan tak lagi menerima dividen pada 2020 mendatang.

Lepas Saham Bir

Anies Tetap Akan Melepas Saham Bir Tersebut

Walaupun keberadaan saham Pemprov di perusahaan tersebut menyumbang pendapatan asli daerah bagi DKI Jakarta senilai Rp. 100,4 miliar pada 2019, namun ia tetap akan menujalnya. Anies mengatakan, keputusan itu telah diputuskan secara bulat oleh pihaknya.

“Mudah-mudahan (pelepasan sahan PT Delta) kan segera tuntas. Tahun depan mudah-mudahan sudah nggak ada lagi,” ucap Anies seperti yang dikutip dari detik.com.

Menurut mantan rektor Universitas Paramadina itu, Ibu Kota tidak membutuhkan bir. Melainkan masyarakat lebih membutuhkan air bersih.

“Yang dibutuhkan warga Jakarta adalah air bersih untuk minum, bukan air beralkohol. Warga Jakarta lebih membutuhkan air minum,” kata Anies.

Seperti dikrtahui, hingga saat ini Pemprov DKI Jakarta masih menjadi pemegang saham di PT Delta Djakarta. Bahkan, beberapa waktu lalu Pemprov mendapatkan deviden sebesar Rp. 100 miliar saat pembagian keuntungan perusahaan terbuka tersebut.

Pada 2019 ini, PT Delta Djakarta menempati posisi kedua sebagai penyumbang dividen terbesar pada Pemprov DKI Jakarta. Peringkat pertama dipegang oleh PT Bank DKI (Rp240 miliar) yang 99,98 persen sahamnya dipegang oleh Pemprov DKI Jakarta.

Di posisi ketiga ada PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk dengan dividen sebesar Rp61 miliar dan persentase kepemilikan saham Pemprov DKI Jakarta sebesar 72 persen.

Rencana untuk lepas saham bir di PT Delta Djakarta sebelumnya disampaikan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Penjualan saham itu juga sebagai salah satu janji kampanyenya. Anies menyebut alasan lepas saham bir bukan soal untung-rugi.

Namun, rencana penjualan saham itu mendapat tentangan dari sejumlah fraksi di DPRD DKI termasuk dari Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi. Pras menilai tidak ada keuntungan berarti dari penjualan saham bir tersebut.