Berita  

Anies Harap Musholla Halte-Stasiun Mudahkan Warga Sholat Maghrib di Jam Pulang Kerja

Gubernur Anies Musala Halte Stasiun
Foto: Instagram/dkijakarta

Ngelmu.co – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berharap rencana menyediakan Musholla di halte pun stasiun, dapat memudahkan warga untuk melaksanakan sholat.

Khususnya di waktu Maghrib yang berbarengan dengan jam pulang kerja mayoritas warga.

Anies menyampaikan hal ini, saat penandatanganan MoU & Sosialisasi Kolaborasi dengan Universitas Nahdlatul Ulama (UNU), Kamis (1/4) lalu.

“Jam kantor selesai pukul 17.00 WIB, masyarakat mulai bergerak pulang itu pukul 17.30 WIB,” tuturnya.

“Di perjalanan itu, ratusan ribu orang [yang menggunakan] kendaraan umum, punya keluhan, ‘Kami Maghrib-an di mana?’,” sambung Anies.

“Rata-rata [mereka] nunggu selesai masuk Maghrib, sholat, pulang, atau di perjalanan,” imbuhnya lagi.

Maka itu, selaku gubernur, Anies ingin membangun Musholla di Halte Transjakarta, Stasiun MRT, dan Stasiun Kereta.

Pasalnya, saat ini, tidak semua halte pun stasiun, memiliki Musholla yang memadai untuk menampung warga sholat Maghrib [di jam pulang kerja].

“Harapannya, akan ada desain-desain Musholla di dalam halte, stasiun, memfasilitasi jutaan warga Jakarta yang sore pulang,” kata Anies.

“Sehingga, enggak lagi kesulitan sholat Maghrib, karena sholat Maghrib waktu yang paling mepet,” lanjutnya.

Baca Juga: Warganet, “Alhamdulillah, Pesan Pak Tito Bisa Dijawab Pak Anies”

Pemprov DKI–melalui PT Transjakarta–menggandeng Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA) dan Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta.

“Mudah-mudahan dengan kerja bersama ini, maka fasilitasnya akan mengalami peningkatan,” ujar Anies.

“Lalu, harapanya… ke depan, perubahannya akan lebih cepat. Kami betul-betul berterima kasih, karena UNU bersedia jadi mitra,” imbuhnya.

“Nanti, insya Allah, jejaknya ada di semua halte. Jejak kehadiran kerja sama ini,” sambungnya lagi.

“Tanda tangan singkat, tapi efeknya akan sangat panjang di Jakarta,” ucap Anies.

Lebih lanjut, Anies mengatakan, “Kita berharap, warga Jakarta yang kemarin punya aspirasi, ‘Pak kita susah buat Maghrib-an’, nanti terselesaikan dengan pendekatan yang aplikatif di tempat itu,” pungkasnya.