Berita  

Anthony Budiawan: Kalau Mau Naikkan Harga BBM Harus Transparan!

Harga BBM Harus Transparan

Ngelmu.co – Managing Director Political Economy and Policy Studies, Anthony Budiawan, meminta kepada pemerintah untuk transparan, jika memang berniat menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM).

Ia menyampaikan hal itu ketika menghadiri acara ‘Indonesia Business Forum tvOne, Rabu, 24 Agustus 2022 lalu.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi), mengatakan bahwa negara telah memberikan subsidi untuk harga jual BBM, mencapai Rp502 triliun.

“Perlu kita ingat, subsidi terhadap BBM, sudah terlalu besar, dari Rp170 [triliun], sekarang sudah Rp502 triliun tuturnya.”

Demikian tutur Jokowi di acara doa dan zikir kebangsaan–dalam rangka peringatan HUT ke-77 RI–di halaman Istana Merdeka, Senin (1/8/2022) malam.

“Negara mana pun, tidak akan kuat menyangga subsidi sebesar itu,” sambungnya.

“Tapi alhamdulillah, kita sampai saat ini masih kuat. Ini yang perlu kita syukuri,” imbuhnya lagi.

Pernyataan Jokowi itulah yang kemudian dibantah oleh Anthony, yang mengaku tidak menemukan data ‘Rp502 triliun’ tersebut.

“Sementara ini dikatakan [oleh pemerintah], bahwa subsidi BBM ini mencapai Rp502 triliun,” ujarnya.

“Saya tidak menemukan angka itu dalam UU APBN… yang saya temukan adalah angka Rp206 triliun,” ujar Anthony.

“Katanya, di Perpres, sudah berubah [angkanya]. Nah, ini juga menjadi pertanyaan,” lanjutnya.

“Perpres ‘kan tidak bisa mengubah undang-undang. Ini melanggar konstitusi,” kritik Anthony.

Ia juga menyampaikan, bahwa menaikkan harga BBM atau alokasi subsidi, itu merupakan hak penuh pemerintah dengan DPR.

“Jadi, ini adalah bagian dari kebijakan fiskal, tapi yang saya mau soroti adalah bahwa komunikasi kepada publik ini harus transparan,” tegas Anthony.

Lebih lanjut, ia membeberkan besaran subsidi (Rp206 triliun), yang juga bukan hanya untuk BBM.

“Padahal di dalam subsidi Rp206 triliun itu, Rp134 triliun itu subsidi energi, di mana subsidi BBM, cuma Rp11 triliun,” papar Anthony.

“Yang besar adalah subsidi LPG, yakni Rp66 triliun, dan subsidi listrik, Rp55 triliun,” sambungnya.

“Jadi, BBM sendiri subsidinya cuma Rp11 triliun,” jelas Anthony.

Baca Juga: