“Apa Persiapanmu Menghadapi Itu Semua?”

Apa Persiapanmu Menghadapi Itu Semua

Ngelmu.co – Dahulu, seorang lelaki resah dengan kondisi umatnya, sendirian menyepi di Gua Hira. Lalu turunlah wahyu, dan ternyata, ia Nabi terakhir yang ditunggu-tunggu.

Manusia se-isi dunia, tercerahkan dengan cahaya keimanan. Tapi ternyata, lelaki ini mewariskan keresahan demi keresahan pada umatnya.

Sebab, jarak antara ia di-utus dengan pungkasnya kehidupan planet hijau dan semesta ini, hanya sebatas dua jari.

Sudah tak ada lagi Nabi yang akan turun, sudah selesai misi kenabian, risalah sudah sempurna.

Ibarat scene film, adegan berikutnya menuju klimaks, dan the end-nya kisah manusia.

Itulah sebabnya, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, mewariskan kembali keresahan, sebagaimana saat wahyu turun, Muhammad, lelaki separuh baya juga sedang resah.

Keresahan itu berjalan mengiringi perlintasan zaman, sesuai nubuwat yang di-sabdakan.

Umar bin Khattab resah, menjelang Persia ditaklukan, padahal masih terbayang dalam Khandak orang yang paling dicintainya, mengucapkan sabda, bahwa Persia akan di bawah cahaya Islam.

Kebenaran Nubuwat nyata, Persia takluk dalam cahaya Islam.

Episode berikutnya, masih dalam rangkaian nubuwatnya, Salahuddin AL Ayyubi yang resah, saat penaklukan Al Aqsha, Sultan Al Fatih yang resah pada nubuwat penaklukan Konstantinopel.

Mereka bekerja tiada henti, mempersiapkan hingga keadaan sebenarnya terjadi seperti yang di-nubuwatkan.

Masih adakah nubuwat yang tersisa bagi kita saat ini? Masih!

Al Aqsha masih dalam cengkeraman sekutu dajal. Al Mahdi dengan 313 pasukan berkuda, turunnya Isa ‘Alaihisalam, ya’juj dan ma’juj, pertempuran antara hak dan bathil yang mengiringi.

Jadilah seperti Umar,
Jadilah seperti Salahuddin,
Jadilah seperti Al Fatih,
Jadilah seperti para hamba Allah yang membersamai mereka dalam memerangi kebatilan dan menjemput kebenaran nubuwat.

Rabb kita masih memberikan kesempatan, mengukir meraih kegemilangan, kejayaan, bahwa sebelum akhir cerita manusia, Al Haq yang menang.

Jadikan resah itu hadir dalam doa, bagi saudara kita yang bekerja menjemput kebenaran nubuwat,
Jadikan resah itu suara lantang, meneriakkan takbir, yang membuahkan semangat,
Jadikan resah itu kesetiaan, membersamai para pejuang, serta jadikan resah itu kecintaan serta pembelaan.

Soal kapan semua terjadi, itu tidak penting, tapi seperti yang Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam katakan:

“Apa persiapanmu menghadapi itu semua?”

Dunia sudah begitu lelah. Manusia semakin membangkang pada Rabb-Nya.

Para penzalim menduduki singgasana, berkolaborasi dengan pemuja dunia.

 

Oleh: Bang Jey

Baca Juga: Ketika Doa Nabi Ibrahim Terkabul Setelah 3.000 Tahun