Berita  

Bahas Cara Radikalisme Masuk Masjid, Menag Fachrul: Pertama Mereka Kirim Anak Good Looking

Menteri Agama Radikal Good Looking

Ngelmu.co – Menteri Agama, Fachrul Razi, membahas bagaimana cara masuknya kelompok pun berbagai paham radikalisme ke masjid-masjid yang ada di lingkungan pemerintahan, BUMN, dan masyarakat pada umumnya.

Menurut Fachrul, salah satu caranya adalah dengan ‘mengirimkan’ orang berpaham radikal yang memiliki penampilan menarik.

“Cara masuk mereka gampang, kalau saya lihat polanya, pertama dikirimkan seorang anak yang good looking, penguasaan bahasa Arab-nya bagus, hafiz [penghafal Al-Qur’an],” tuturnya.

“(Mereka) mulai masuk, ikut-ikut jadi imam, lama-lama orang situ (sekitar masjid) bersimpati, diangkat jadi ikut mengurus masjid,” sambung Fachrul, Rabu (2/9).

“Kemudian mulai masuk temannya dan lain sebagainya. Mulai masuk ide-ide yang tadi kita takutkan,” lanjutnya, seperti dikutip Ngelmu, dari kanal YouTube Kementerian PANRB.

Pada kesempatan itu, mereka yang hadir membahas soal ‘Launching Aplikasi ASN No Radikal dan Webinar Strategi Menangkal Radikalisme pada ASN’.

Fachrul pun mengatakan, bahwa masjid-masjid yang ada di lingkup institusi pemerintahan serta BUMN, berpotensi disusupi oleh paham radikal.

Ia bercerita, sempat mendengar ceramah ‘menyeramkan’ saat menjalankan ibadah sholat Jumat di salah satu masjid milik kementerian.

“Sehingga saya pernah ingatkan seorang menteri, karena saya pernah sholat Jumat di masjid itu, saya terkejut,” akuan Fachrul.

“Saya WhatsApp ke menteri yang bersangkutan, ‘Bu, bahaya sekali, kok sholat Jumat di situ khotbahnya menakutkan banget,” imbuhnya, tanpa merinci kementerian yang dimaksud.

Fachrul pun berpesan, agar seluruh rumah ibadah, khususnya yang ada di lingkungan pemerintahan dan BUMN agar diawasi dengan maksimal.

Salah satunya, mengisi seluruh jajaran pengurus masjid di lembaga tersebut dengan pegawai yang bekerja di instansi bersangkutan.

“Pengurusnya harus pegawai pemerintah, kalau masjidnya di lingkungan pemerintahan. Tak boleh ada masyarakat umum di situ ikut jadi pengurus [masjid],” tegas Fachrul.

Menanggapi pernyataan Menag, Wakil Ketua Komisi VIII DPR, Tubagus Ace Hasan Syadzily, mengaku tak sepakat.

Ia mengkritisi, pernyataan Fachrul, yang menyebut radikalisme masuk masjid dengan mengirimkan anak good looking serta menguasai bahasa Arab.

“Pernyataan Menteri Agama, soal radikalisme yang masuk ke masjid-masjid melalui seorang anak yang menguasai bahasa Arab dan good looking, tidak sepenuhnya tepat,” kata Ace.

“Jangan menggeneralisasi gejala munculnya paham radikalisme, hanya pada suatu gejala tertentu,” imbuhnya, seperti dilansir Berita Satu, Jumat (4/9).

Menurut Ace, jika Menag keliru, dalam mendeteksi suatu gejala pemahaman radikalisme pada masyarakat, maka kebijakan yang akan dibuat pun bisa keliru.

“Sebaiknya Pak Menteri, mempelajari dulu secara komprehensif berbagai kajian dan studi tentang bagaimana paham radikalisme itu menyebar,” jelasnya.