Bang Mardani dan Penolakan RUU HIP

Mardani PKS Tolak RUU HIP

Ngelmu.co – Cukup menarik, alasan yang dikemukakan Dr Mardani Ali Sera, mengapa PKS, atau setidaknya dirinya, menolak RUU HIP (Haluan Ideologi Pancasila).

Alasan Mardani, rupanya sama sekali berbeda dengan apa yang menjadi alasan mainstream masyarakat.

Penolakan PKS, secara formal disebutkan, karena RUU ini tidak memasukkan TAP MPRS XXV/MPRS/1966 tentang pelarangan PKI dan penyebaran ajaran komunisme.

Menurut pria yang akrab disapa Bang Mardani, secara konstruksi, RUU yang di-inisiasi PDIP, ini menyimpan sejumlah masalah.

Di antaranya, membangkitkan luka lama kontestasi ideologi (negara) yang tidak produktif bagi bangsa ini.

Berapa lama dibutuhkan ketegangan antara negara dan rakyat, dalam mendebatkan kembali hantu ideologi Pancasila.

Sebagian masyarakat, terutama kalangan Muslim, mengkhawatirkan kedudukan ideologi (Pancasila), melampaui dan bahkan mendegradasi peran agama.

Itu inti Era Reformasi, yang mengoreksi ketegangan (tidak perlu) antara negara dan agama, dengan menghilangkan kewajiban menjadikan Pancasila sebagai asas tunggal.

Baca Juga: PKS Tolak RUU HIP Jika Tanpa TAP MPRS Tentang Pembubaran PKI

Jika pemerintah hendak menghidupkan kembali pola negara tertutup, dan menjadikan negara (baca: elite politik yang berkuasa) sebagai tafsir tunggal kebenaran, maka ini sama saja memutar balik jarum sejarah.

Negara kembali bersiap-siap, bermusuhan dengan individu atau kelompok masyarakat Muslim, yang tidak menghendaki ada ‘ideologi’ yang secara simbol, melampaui kedudukan agama.

Walaupun eksistensinya sendiri multi tafsir. Namun, seyogyanya, negara menghindari kemungkinan pertarungan, tidak perlu dan menguras energi.

Dalam pandangan Mardani, mengapa negara tidak fokus kepada peningkatan kualitas dan partisipasi rakyat dalam kompetisi global, ketimbang mengotak-ngotakkan, dan mempartisi peran serta kontribusi sebagian rakyatnya.

Sebab, faktanya, ketidakcakapan bangsa ini dalam bersaing akan menjadi ancaman eksistensial mereka.

Mereka bukan tuan lagi di negeri sendiri.

Jadi menarik dalam pandangan Mardani, kalau boleh disebut sebagai ancaman Cina itu, bukan karena mereka jualan ideologi komunisme, karena baginya, komunisme telah bangkrut.

Namun, ancaman itu karena ketidakcakapan dan ketidakmandirian kita sebagai bangsa.

Tampaknya, dalam akal Mardani, sebagai bangsa kita harus berani menyingkirkan segala ketakutan dan pendekatan apologetik, sehingga patut di-kasihani.

Pasalnya, pendekatan tersebut tidak akan memberi nilai tambah dan imunitas kepada bangsa ini.

Namun, justru yang menjadikan runyam adalah cara pandang para elite politik yang sempit dan egois.

Sehingga tidak mengetahui apa yang menjadi problem berikut prioritas negara, yang disebutnya ‘aulawiyyat’.

Mungkin konteks Mardani, dalam debat RUU HIP ini ada dalam postulasi, “Hari gene masih bicara ideologi dan asas tunggal”.

Saya kira itu, catatan dan pembacaan saya, atas pemikiran Dr Mardani, dalam diskusi semalam di Permata FM 107,7: Inspirasi Sahabat Mencerdaskan.