Belajar Bakti kepada Ibu, Layaknya Uwais Al-Qarni

Uwais al-Qarni
Gambar Ilustrasi: Denny Putra/detikcom.

Ngelmu.co – Uwais Al-Qarni merupakan seorang pemuda yang tidak terkenal, miskin, dan memiliki penyakit kulit. Tak ada orang yang mengenalnya.

Bahkan, namanya juga tidak pernah dikenal. Namun, ia menjadi salah satu hamba yang dicintai Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan Rasul-Nya.

Hingga ia disebut sebagai penduduk langit, karena baktinya kepada ibu.

Salah satu bakti hebatnya adalah ketika ia mewujudkan keinginan sang ibu untuk berhaji ke Baitullah.

Caranya? Dengan menggendong wanita terkasihnya itu dari Yaman, hingga Mekkah.

Uwais Al-Qarni menjadi sebuah kisah hebat, betapa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mewasiatkan kepada kita untuk berbakti kepada ibu.

Uwais adalah seorang fakir dari Yaman yang tidak pernah pernah berjumpa dengan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Namun, meski tidak pernah bertemu dengan Uwais, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah bersabda kepada para sahabat.

Jika suatu hari nanti mereka bertemu dengan Uwais, mintalah padanya untuk berdoa dan memohonkan doa ampunan untuk mereka.

Hal ini diriwayatkan dalam hadis dari Imam Muslim, yang berbunyi:

“Sesungguhnya tabi’in yang terbaik adalah seorang pria yang bernama Uwais. Ia memiliki seorang ibu dan dulunya berpenyakit kulit [tubuhnya ada putih-putih]. Mintalah padanya untuk meminta ampun untuk kalian,” (HR. Muslim: 2.542).

Baca Juga: Tak Dikenal oleh Penduduk Bumi, Tapi Dikenal Penduduk Langit

Masya Allah… meski pengabdian kita tak sehebat Uwais, tetapi semoga kisah ini dapat menjadi pelajaran luar biasa.

Jangan pernah merasa cukup apalagi lelah untuk terus berbakti serta memuliakan ibu. Dengan sebaik-baiknya.

Kita yang masih bisa berdampingan dengan ibu, jangan ragu untuk menunjukkan pengabdian serta cinta kasih terbaik di sisa umurnya.

Begitu pun bagi kita yang tak lagi bisa bersama, karena ibu telah lebih dulu menghadap-Nya.

Jangan bersedih. Kita masih bisa terus mengirimkan doa dan jariyah terbaik, atas nama ibu tercinta.

Ingat pesan Umar bin Khattab, “Engkau merawat ibumu sambil menunggu kematiannya, sementara ibumu merawatmu sambil mengharapkan kehidupan dan kebahagiaanmu.”