Berita  

Berbagai ‘Kebohongan’ Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan

Kebohongan Anies Baswedan
Foto: Instagram/aniesbaswedan

Ngelmu.co – Produser Jakarta Melayu Festival Geisz Chalifah menyebutkan berbagai ‘kebohongan’ Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Ia menyampaikan hal ini di ujung acara Catatan Demokrasi bertajuk ‘Manuver Giring di Depan Jokowi‘.

Perbincangan berdurasi lebih dari 71 menit itu terunggah di kanal YouTube tvOneNews_, 29 Desember 2021 lalu.

Selain Geisz, Catatan Demokrasi juga mengundang politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Mardani Ali Sera.

Ada juga Juru Bicara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Andy Budiman, dan kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Aria Bima.

Sementara pakar komunikasi politik, Effendi Gazali, tampak duduk di tengah-tengah mereka.

Perbincangan mereka berangkat dari pernyataan Ketua Umum PSI Giring Ganesha, beberapa waktu lalu.

Tepatnya dalam perayaan puncak HUT ke-7 PSI yang terselenggara di Ballroom Djakarta Theater Jakarta pada Rabu (22/12/2021).

Di hadapan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Giring bilang:

Indonesia akan suram, jika yang terpilih kelak adalah seorang pembohong, dan juga yang pernah dipecat oleh Pak Jokowi, karena tidak becus bekerja!

PSI ingin menarik garis tegas, Pak, tidak berkompromi dengan orang yang menghalalkan segala cara.

Termasuk dengan memperalat agama, main mata, bergandeng tangan dengan kelompok intoleran, menggunakan ayat untuk menjatuhkan lawan politik!

Pada kesempatan tersebut, Giring memang tidak menyebutkan satu nama pun.

Namun, pada September lalu, musikus yang banting setir menjadi politikus itu menyatakan:

Pura-pura peduli adalah kebohongan Anies Baswedan, di tengah pandemi dan penderitaan orang banyak.

Rekam jejak pembohong ini harus kita ingat sebagai bahan pertimbangan saat pemilihan nanti di 2024.

Jangan sampai Indonesia, jatuh ke tangan pembohong. Jangan sampai Indonesia, jatuh ke tangan Anies Baswedan.

Menggarisbawahi pernyataan Jubir PSI Andy Budiman, serta berbagai lontaran kata Giring kepada Anies, Geisz pun bicara.

“Saya ingin bicara tentang kebohongan Anies Baswedan,” tuturnya sembari meminta tim Catatan Demokrasi menampilkan gambar-gambar yang dimaksud.

Berikut pernyataan Geisz, selengkapnya:

Kebohongan Anies Baswedan yang pertama, Jakarta International Stadium, terjadi.

Kedua, kebohongan Anies Baswedan adalah Kampung Akuarium, berdiri.

Ketiga, kebohongan Anies Baswedan ini tapal kuda di Lenteng Agung dan Tanjung Barat, berdiri.

Bukan hanya untuk mobil, tetapi juga untuk manusia. Jembatan penyeberangan orangnya, keren.

Keempat, revitalisasi Danau Sunter, selesai, berikut juga waduk-waduk yang lainnya.

Kelima, Taman Ismail Marzuki, sedikit lagi selesai. Ini [menunjuk ke arah gambar yang ditampilkan pada layar], PPOP Ragunan [pusat pelatihan olahraga pelajar], selesai tuntas. Ini kebohongan Anies yang lain lagi.

Kebohongan Anies Baswedan yang lain lagi adalah Masjid Amir Hamzah yang digusur oleh Ahok [Basuki Tjahaja Purnama], berdiri, selesai, dan tuntas.

Kebohongan Anies Baswedan yang lain lagi adalah revitalisasi taman-taman. Ada puluhan taman di Jakarta, yang tuntas. Selesai.

Ini kebohongan Anies Baswedan yang lain, skatepark di Pasar Rebo, bukan hanya di Sudirman, tetapi di Pasar Rebo pun tuntas, juga di Slipi.

Lebih lanjut, Geisz mencoba menelaah berbagai kebohongan Anies, berdasarkan kosakata PSI.

“Kalau mengikuti kosakatanya PSI adalah orang yang menepati janji, adalah kebohongan,” tuturnya.

“Itulah kebohongan-kebohongan Anies Baswedan. Ia menepati janjinya sebagai Gubernur DKI Jakarta,” pungkas Geisz.

Anggota TGUPP [Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan] DKI Jakarta, Tatak Ujiyati, tampak menanggapi cara pandang Geisz.

Melalui akun Twitter pribadinya, @tatakujiyati, ia bilang, “Anies menepati janji. Anies disebut pembohong.”

“Maka definisi baru pembohong adalah orang yang menepati janji. Logis? Jeli bang @GeiszChalifah.”

Begitu juga kata @w40ne4j4, “Orang yang menepati janji adalah kebohongan, versi PSI,” tuturnya tertawa.

Baca Juga: