Berita  

Bertemu, PKS-PPP Bicara soal Koalisi Partai Islam Hingga Teken Nota Kesepahaman

PKS PPP Koalisi Partai Islam

Ngelmu.co – Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menerima kedatangan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), di kantor DPP PKS MD Building, Jakarta, Rabu (14/4).

Dalam pertemuan tersebut, kedua jajaran partai membicarakan banyak hal. Termasuk adanya kemungkinan untuk berkoalisi di Pemilu 2024 mendatang.

Pada kunjungan yang mereka sebut sebagai ‘Silaturahim Kebangsaan’ itu, PKS dan PPP juga meneken nota kesepahaman yang memuat tujuh poin.

Kemungkinan Berkoalisi

Sekretaris Jenderal PKS Habib Aboe Bakar Al Habsyi pun menjawab kemungkinan partainya membentuk poros partai Islam di Pemilu 2024, bersama PPP.

“Itu ide bagus. Kenapa tidak? PKS, prinsipnya adalah partai yang visinya rahmatan lil’alamin,” tuturnya, Rabu (14/4).

“Kita ingin menyambut siapa pun yang ingin bergabung dengan kita,” sambung Habib Aboe.

“Kita akan menyatukan kerja sama besar kita untuk keumatan, maupun dengan yang lain. Jadi, sangat mungkin,” imbuhnya lagi.

Meskipun Habib Aboe paham, Pemilu 2024 masih jauh, “Tapi penjajakan-penjajakan ini, dalam waktu 2,5 tahun, sangat memungkinkan.”

“Apalagi bagi PKS dan PPP yang sama-sama menjadikan Islam, sebagai inspirasi kebangsaan,” lanjutnya.

Pada pertemuan tersebut, kedua partai juga membahas kontribusi nyata mereka bagi bangsa.

Terlebih saat masyarakat di berbagai wilayah Indonesia, harus menghadapi bencana di tengah pandemi yang belum usai.

“Kita menghormati pilihan masing-masing, tapi kita sepakat,” kata Habib Aboe.

“Di mana pun posisi kita, wajib menghadirkan solusi untuk persoalan bangsa yang hari-hari ini semakin berat,” sambungnya.

“Semangat melayani bisa dilakukan semua elemen bangsa, termasuk PKS dan PPP,” tegas Habib Aboe.

Sekjen DPP PPP Arwani Thomafi, pada kesempatan yang sama juga bicara soal kemungkinan mereka berkoalisi.

“Salah satu yang menjadi poin penting dalam kerja sama membangun demokrasi yang lebih baik, saya kira juga terkait dengan proses menuju Pemilu 2024,” tuturnya.

“Dan itu sangat terbuka untuk dibicarakan dengan PKS,” sambung Arwani.

PPP, tuturnya, terbuka untuk berbicara tentang sistem kepemiluan dengan PKS, agar pesta demokrasi semakin mencair bagi semua pihak.

“Masyarakat, parpol, semua pihak, saya kira, tentu kita terbuka untuk bicara dalam berbagai sisi untuk menuju tatanan 2024 [yang] lebih baik.”

Komitmen Jaga Demokrasi dan Keutuhan NKRI

Habib Aboe menjelaskan, bahwa PKS dan PPP adalah partai yang sama-sama menjadikan Islam, sebagai inspirasi dalam perjuangan politik.

“Sebagai partai Islam tertua di Indonesia, kiprah dan kontribusi PPP, sudah sangat panjang bagi umat dan bangsa. Begitu pun dengan PKS,” ucapnya.

“Sebagai partai Islam yang lahir dari rahim reformasi, juga telah mewarnai perpolitikan Indonesia, turut serta membangun bangsa,” sambung Habib Aboe.

Itu mengapa, PKS dan PPP, pada kesempatan bulan suci Ramadhan ini bertemu untuk mengeratkan tali silaturahmi.

Kedua partai juga menggambarkan pertemuan tersebut, sebagai upaya mengokohkan komitmen untuk terus membangun Indonesia.

Sepakat Perjuangkan RUU Larangan Minol

PKS dan PPP pun sepakat untuk terus memperjuangkan Rancangan Undang-undang (RUU) Larangan Minuman Beralkohol (Minol).

“Sejumlah RUU yang telah digagas secara bersama, bisa terus diperjuangkan,” ujarnya.

“Seperti RUU Larangan Minuman Beralkohol, RUU Perlindungan Ulama, dan RUU lainnya,” jelas Arwani.

“Hal yang menjadi penting bagi PPP dan PKS adalah kerja sama memperkuat terciptanya demokrasi yang sehat melalui kerja sama,” imbuhnya.

“Di bidang politik, dalam kontestasi politik ke depan, ataupun juga dalam kerja-kerja legislasi di DPR,” lanjutnya lagi.

Bagi Arwani, ini akan menjadi hal yang strategis untuk PPP dan PKS.

Habib Aboe pun menilai, PKS dan PPP memiliki banyak titik temu.

Bukan hanya soal RUU Larangan Minol, tapi juga sepakat untuk memperjuangkan RUU lainnya.

Seperti RUU tentang Perlindungan Tokoh dan Simbol Agama, “Soal legislasi di bidang keumatan, saya yakin kita banyak titik temu.”

“Misalkan RUU Larangan Minuman Beralkohol… Sudahlah, kita jalan bareng-bareng, biar makin kuat,” kata Habib Aboe.

“Insya Allah, jika PPP dan PKS duduk bersama, akan bisa menguatkan kerja sama partai politik Islam yang rahmatan lil alamin dalam bingkai NKRI.”

Lebih lanjut, Habib Aboe menyebut kunjungan PPP sebagai kejutan, “Karena tadinya kami yang ingin berkunjung, tapi ternyata keduluan.”

Sebab, PKS merasa perlu mencarikan titik temu untuk banyak persoalan keumatan.

“Insya Allah, jika duduk bersama, PKS dan PPP bisa memberikan manfaat untuk umat dan bangsa,” kata Habib Aboe.

“[Termasuk] Berkolaborasi melawan segala bentuk radikalisme, terorisme, juga islamofobia.”

7 Poin Nota Kesepahaman

Pada pertemuan tersebut, Presiden PKS Ahmad Syaikhu dan Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa, meneken nota kesepahaman yang memuat tujuh poin.

“Alhamdulillah, kami semangat kedatangan orang tua kami dari PPP,” kata Syaikhu.

“Mudah-mudahan, dari apa yang didiskusikan, bisa melahirkan kerja sama. Baik di bidang politik, maupun keumatan,” harapnya.

Berikut 7 poin nota kesepahaman yang disepakati PKS dan PPP pada ‘Silaturahim Kebangsaan’, Rabu (14/4):

Jaga Keutuhan NKRI

Berkomitmen bersama untuk menjaga keutuhan NKRI dan Pancasila, sesuai dengan yang tercantum pada Pembukaan UUD NRI 1945, dari ancaman komunisme, terorisme, radikalisme, separatisme, sekularisme, dan berbagai ancaman lainnya terhadap pertahanan dan keamanan negara;

Jaga Demokrasi

Berjuang bersama dalam menjaga demokrasi, dalam bentuk kerja sama politik di ranah kontestasi politik maupun pembentukan kebijakan publik, agar tetap sehat, sesuai amanat reformasi, dalam bingkai Pancasila dan UUD NRI 1945;

Mengamalkan Nilai-nilai Islam

Berkomitmen bersama untuk mengajak seluruh umat Islam Indonesia untuk menampilkan, menghadirkan, dan mengamalkan nilai-nilai Islam rahmatan lil ‘alamin dalam seluruh aktivitas kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Islam yang menjunjung tinggi nilai-nilai Ketuhanan, cinta dan kasih sayang, kemanusiaan yang beradab, persatuan dan nasionalisme, persaudaraan dan perdamaian, serta keadilan;

Memajukan Ekonomi Umat hingga Industri Halal Dunia

Berkomitmen bersama untuk membangun dan memajukan ekonomi umat, ekonomi syariah, dan UMKM.

Mendukung dan mendorong kebijakan pemerintah yang memajukan ekonomi syariah dan industri halal.

Sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi besar menjadi pusat perekonomian syariah dan pengembangan industri halal dunia.

Menjadi Bagian dari Solusi

Berkomitmen bersama untuk menjadi bagian dari solusi atas berbagai krisis yang ditimbulkan, sebagai dampak dari pandemi COVID-19.

Khususnya solusi atas dampak yang berkaitan langsung terhadap kesehatan dan kesejahteraan rakyat.

Seperti upaya pengentasan kemiskinan, ketimpangan, dan berbagai dampak lainnya secara sosial dan ekonomi yang diderita masyarakat;

Merangkul Masyarakat dengan Memberikan Pemahaman

Mencermati dengan seksama dampak perubahan iklim global, baik akibat alam maupun ulah manusia.

Kedua partai politik akan berkolaborasi dalam memberikan pemahaman dan mengajak segenap masyarakat, agar turut aktif.

Mencegah kerusakan lingkungan, berhemat energi dan air, menihilkan penggunaan plastik, serta mengelola sampah dan limbah dengan mendaur-hidupkan untuk kemanfaatan, kelestarian, dan keberlangsungan kehidupan; dan

Jadikan Ramadhan Bulan Muhasabah

Mengajak masyarakat Indonesia untuk menjadikan Ramadhan 1442 H sebagai bulan muhasabah.

Saling peduli dan berbagi terhadap sesama, atas berbagai musibah yang melanda bangsa Indonesia.

Mulai dari bencana alam banjir di Kalimantan Selatan, NTT, dan NTB. Gempa bumi di Sulawesi Barat, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan, serta daerah lainnya.

Begitu pun kepedulian kepada masyarakat yang terdampak pandemi COVID-19.