Berita  

Berubah-ubah Kebijakan Hingga Tenaga Medis Berguguran: Indonesia Terserah

Indonesia Terserah

Ngelmu.co – ‘Indonesia Terserah’, terus bermunculan di tengah berubah-ubahnya kebijakan. Duka pun belum hilang, tenaga medis terus berguguran. Salah satunya disampaikan akun Instagram, @ppdsgram, Senin (18/5).

Seorang perawat di RS Royal Surabaya, Jawa Timur, yang sedang hamil empat bulan, Ari Puspita Sari, meninggal dunia setelah sempat mengalami masa kritis, karena tertular COVID-19.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by ppdsgram (@ppdsgram) on

Ari, mengembuskan napas terakhirnya, pada Senin (18/5), pukul 10.50 WIB, saat menjalani perawatan di RSAL Dr Ramelan.

Belakangan ini, tak sedikit tenaga medis yang melontarkan kata ‘terserah’, atas segala sikap baik masyarakat pun pemerintahan.

Pasalnya, sampai hari ini, masih banyak masyarakat yang seperti tak lagi peduli dengan adanya wabah virus Corona.

Begitupun dengan kebijakan pemerintah yang berubah-ubah.

Tak heran jika #IndonesiaTerserah, sudah menjadi trending di media sosial Twitter, sejak Jumat (15/5) lalu.

Tepatnya, setelah viral video yang menunjukkan warga berkerumun, hanya karena McD Sarinah tutup.

Begitupun dengan keramaian yang terjadi di Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta.

Tenaga medis bukan satu-satunya pihak yang kecewa. ‘Indonesia Terserah’, juga disuarakan masyarakat biasa, karena selama ini sudah menaati peraturan yang ada.

Namun, ada saja sebagian dari warga Indonesia, bersikap seolah tak acuh dengan kondisi saat ini.

Bahkan, The Rap Up Indonesia, sampai membuat serta mengunggah sebuah lagu ‘Terserah’, Sabtu (16/5), di kanal YouTube-nya.

“Thanks, Bang, udah mewakili perasaan sebagian masyarakat yang masih pada punya otak. Kalo yang udah ga punya otak si, yaudah terserah,” komentar seorang warganet, @Nopalgeraldine.

“Gw 2 bulan disiplin di rumah, dan patuh terhadap kaidah-kaidah PSBB. Kemarin gw coba jalan ke Jakarta, dan jalanan masih ramai serta banyak orang. Disiplin gw sia-sia,” sambung @vanyufa.

Berikut selengkapnya lirik lagu ‘Terserah’:

Ada konser lagi di Jakarta
Thamrin area kebal Corona
Eh kena denda 10 juta
Nanti harus nyapu jalan raya

Terserah terserah
Lo tuh kebal Corona
Terserah terserah
Kebal sekeluarga
Terserah terserah
Ibu Bapak semua
Terserah terserah
Gua ikutin aja

Tiba-tiba PSBB dilonggarkan
Kendaraan udah mulai mau penuh di jalanan
Tiba-tiba undang-undang Minerba juga di-sahkan
Serius?
Tiba-tiba BPJS dinaikkan
Terserah terserah
Maunya apa? Gua bukan siapa-siapa
Ya udah terima aja

Di rumah 3 bulan semoga ada gunanya
1.000 orang mati semoga gak sia-sia

Adaptasi bisnis jungkir balik dijalankan
Pernikahan streaming online jual makan di Instagram
Jual surat bodong demi dapat keuntungan
Cuma 60.000 dapat tiket jalan-jalan

Katanya mudik udah dilarang
Mudik ngumpet di truck enggak diperbolehkan
Tapi di bandara kok banyak orang?
Ada celah ada seribu alasan

Tiga bulan di rumah ngaduk kopi Dalgona
Itu ngaruh atau cuma sia-sia
Tiga bulan di rumah Tik-Tok-an sampe gila
Itu ngaruh atau cuma sia-sia

Terserah terserah
Lo mau apa yaudah
Terserah terserah
Gua ikutin aja
Terserah terserah
Ya udah mau gimana?
Terserah terserah
Gua ikutin aja

Sosiolog dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Siti Zunariyah, pun mengomentari soal Indonesia Terserah yang terus bermunculan.

Menurutnya, topik itu muncul, kemungkinan, sebagai ekspresi kecewa para tenaga medis terkait dengan apa yang terjadi di tengah masyarakat.

Pasalnya, di saat wabah virus Corona masih menyebar, banyak yang tidak mengindahkan sejumlah peraturan.

Mulai dari enggan menghindari kerumunan, hingga ‘malas’ menggunakan masker.

“Bisa jadi (ekspresi kekecewaan), karena Nakes, yang selama ini jadi garda terdepan, justru kurang mendapatkan pengakuan,” kata Siti, seperti dilansir Kompas, Ahad (18/5) malam.

Baca Juga: “Pak Anies, Belajarlah pada Bu Mega”

Bentuk protes itu muncul, lanjutnya, karena kurang atau tidak adanya perhatian perhatian dari masyarakat, terkait bahaya COVID-19.

“Bagaimanapun, hari ini kuasa pengetahuan medis masih menjadi domain Nakes, bukan yang lain,” ujar Siti.

“Ada protes yang ingin ditunjukkan, karena terhadap peran yang harus mereka lakukan kurang di-akui,” sambungnya.

Sementara Indonesia Terserah yang lahir dari masyarakat, menurut Siti, menjadi salah satu bentuk perlawanan simbolik dari masyarakat.

Lebih lanjut ia mengatakan, saat ini, kepercayaan warga kepada pemerintah mulai tergerus.

Hal ini berkaitan dengan pengesahan UU Minerba, naiknya iuran BPJS, berubah-ubahnya kebijakan.

Mengesankan tidak adanya koordinasi antar kementerian, dalam menghadapi pandemi COVID-19.

Satu pihak bilang A, pihak lain menyampaikan B. Bertabrakan.

“Tentu bukan perkara mudah pada masa ini, siapapun pemimpinnya akan berat,” akuan Siti.

“Tapi kepedulian dan keberpihakan pada warga yang terdampak pandemi, juga belum terlihat jelas,” imbuhnya.

Sehingga menurutnya, pemerintah terkesan memberikan pembiaran negara atas warganya.

“Sehingga wajar muncul ‘Indonesia terserah’, masyarakat mulai tidak peduli tentang apa pun yang akan terjadi,” ungkap Siti.

“Karena kepercayaan yang mulai luntur,” pungkasnya.