Opini  

BJ Habibie: “Kita ini Bangsa Pejuang”

Ngelmu.co – Almarhum Eyang BJ Habibie adalah Presiden Indonesia yang memimpin transisi pasca Suharto, menghantarkan pemilihan demokratik, kebebasan pers, desentralisasi, dan pluralisme. Kemudian beliau menjauh dari kekuasaan setelah masa jabatannya berakhir.

Sebagai Sosok Motivator untuk Anak Bangsa

Lebih dari itu Almarhum Eyang BJ Habibie, juga mewariskan inspirasi. Anak-anak bangsa kerap disebutkan nama “Pak Habibie” untuk memotivasi: “Hayo belajar yang rajin biar pinter seperti Pak Habibie”. Eyang Habibie juga mewariskan ragam gagasan untuk diperjuangkan oleh kita, generasi pelanjutnya.

Diantara gagasan yang pernah disampaikannya, mengenai INDUSTRI BANGSA PEJUANG. Pada tahun 2011, saat beliau memaparkan di Komisi I DPR RI, Saya berada di ruangan mencatat. Saat membaca ulang catatan itu Saya jadi teringat nuansa batin dan pikiran yang beliau kirimkan ke seisi ruangan saat itu.

Beliau yang berkali-kali menghentak meja, terus menegaskan bahwa kita adalah “bangsa pejuang”. Itulah rasanya ruh dari gagasan beliau bahwa bangsa ini membutuhkan industri strategis yang hanya akan berhasil apabila dimulai dari adanya penempaan Sumber Daya Manusia (SDM) berkarakter pejuang dan berkualitas, bukan sekedar mengeksplotasi Sumber Daya Alam (SDA).

Agaknya semangat beliau ini berakar dari semangat Bung Karno di Januari 1950 yang pernah menekankan urgensi menguasai sektor-sektor strategis seperti kapal laut dan dirgantara.

#OratOret ini Saya hadirkan untuk menyimpan warisan Almarhum Eyang BJ Habibie kepada Kita tentang cita-cita besar melalui konstruksi berpikir mengenai industri strategis yang mandiri, terintegrasi, dan berkualitas.

Implikasi dari wujudnya industri yang Eyang BJ Habibie citakan ini adalah efek manfaat kebijakan pertahanan yang meluas kepada dunia non-pertahanan.

Disinilah kita merasakan visi beliau yang musti diteruskan anak-bangsa pada generasi selanjutnya, yaitu untuk membangun kemampuan pertahanan sekaligus mewujudkan kehidupan ekonomi yang lebih baik (economic well-being) dan tatanan dunia yang menguntungkan (favourable world order).

Almarhum akan selamanya mendapatkan ucapan terima kasih dari negara dan anak-bangsa. Warisan gagasannya selamanya akan menginspirasi perjuangan.
Lahu al-Faatihah.

(Oleh: Arya Sandi Yudha, Ph.D)