BSSN: Tiga Jenis Serangan Siber Berpotensi Menyerang Pemilu 2019

Ngelmu.co – 17 April sudah semakin dekat, artinya Pemilihan Umum (Pemilu) pun semakin nampak di depan mata. Namun, Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Djoko Setiadi justru menyampaikan jika potensi serangan siber saat pelaksanaan Pemilu 2019 nanti, tidak bisa diabaikan.

Related image

“Ancaman ini mempunyai spektrum dampak yang sangat luas. Mulai dari mengganggu privasi individu, hingga melumpuhkan sebuah negara. Seperti serangan siber yang melumpuhkan Estonia tahun 2007. Dan tidak menutup kemungkinan, bahwa pelaksanaan Pemilu 2019 di Indonesia tidak luput dari adanya potensi ancaman serangan siber ini,” ungkapnya dalam Rakornas Bidang Kewaspadaan Nasional Pemantapan Pemilu 2019, di Hotel Grand Paragon, Rabu (27/3).

[read more]

Melansir Viva dan Kompas, Djoko menjabarkan secara rinci ancaman siber seperti apa yang mungkin terjadi pada Pemilu nanti. Ada tiga hal yang perlu diperhatikan lebih, yakni hack, leak, dan amplify.

“Potensi atau tren ancaman siber yang akan terjadi pada Pemilu 2019 di Indonesia adalah seperti hack, leak, dan amplify,” tandasnya.

Hack terjadi jika serangan bertujuan untuk mengganggu infrastruktur yang digunakan dalam pemilu. Sementara leak merupakan serangan yang berkaitan dengan pembocoran informasi (micro targeting). Dan amplify adalah kelanjutan dari serangan siber jenis leak, yakni menyebarkan data yang sebelumnya sudah diperoleh.

“Target adalah peserta pemilu sampai peserta kampanye. Misalnya dengan cara menarget data peserta ataupun konstituen pemilu. Data atau informasi peserta yang bersifat privat, dicuri dan dimanfaatkan untuk kepentingan pihak-pihak tertentu. Adapun amplify merupakan serangan yang berkaitan dengan bagaimana mem-viralkan data atau informasi pribadi peserta pemilu, yang diperoleh melalui serangan leak. Serangan ini bertujuan untuk menyerang peserta pemilu, atau kita sebut sebagai kampanye hitam, yaitu menjatuhkan lawan dengan mempublikasi seluruh fakta bukti kekurangan atau keburukan dari pihak lawan,” jelas Djoko.

Menghadapi tiga serangan siber yang dinilai mungkin terjadi, BSSN mengaku sudah menyiapkan tiga strategi untuk dilakukan secara bersamaan, yakni:

  1. Penguatan keamanan aplikasi penyelenggara pemilu,
  2. Penguatan infrastruktur teknologi informasi KPU, dan
  3. Edukasi serta literasi kepada pihak yang terlibat langsung dalam pemilu.

Lebih jauh, Djoko meminta kerja sama dari semua pihak, untuk turut serta menyukseskan Pemilu 2019. Karena dengan cara tersebut, 17 April mendatang bisa berjalan sesuai harapan.

“Kami mengimbau, marilah kita bersama menuangkan semua kemampuan kita untuk menjaga, mengamankan pesta demokrasi. Kita akan bisa melaksanakannya secara tertib, aman, nyaman, jika berkolaborasi bersama,” pungkasnya.

[/read]