Buzzer dan Influencer Menanggung Dosa Para Followers?

Buzzer Influencer Dosa Followers

Ngelmu.co – Mari merenungkan ayat ke-25 dari Qur’an surah An-Nahl dan ayat ke-13 dari Qur’an surah Al-‘Ankabut.

لِيَحْمِلُوا أَوْزَارَهُمْ كَامِلَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۙ وَمِنْ أَوْزَارِ الَّذِينَ يُضِلُّونَهُمْ بِغَيْرِ عِلْمٍ ۗ أَلَا سَاءَ مَا يَزِرُونَ

“[ucapan mereka] menyebabkan mereka memikul dosa-dosanya dengan sepenuh-penuhnya pada hari kiamat, dan sebagian dosa-dosa orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikit pun [bahwa mereka disesatkan]. Ingatlah, alangkah buruknya dosa yang mereka pikul itu,” (QS. An-Nahl: 25).

وَلَيَحْمِلُنَّ أَثْقَالَهُمْ وَأَثْقَالًا مَعَ أَثْقَالِهِمْ ۖ وَلَيُسْأَلُنَّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَمَّا كَانُوا يَفْتَرُونَ

“Dan sesungguhnya mereka akan memikul beban [dosa] mereka, dan beban-beban [dosa yang lain] di samping beban-beban mereka sendiri, dan sesungguhnya mereka akan ditanya pada hari kiamat tentang apa yang selalu mereka ada-adakan,” (QS. Al-‘Ankabut: 13).

Dua ayat tersebut, patut direnungkan secara mendalam.

Bagi siapa pun yang tidak berhati-hati dalam mengeluarkan pernyataan atau sikap, hingga menyebabkan kesesatan orang lain.

Maka orang-orang itu harus ikut menanggung dosa kesesatan tersebut, lantaran sadar atau tidak, telah menjadi penyebab kekeliruan hidup manusia lain.

Seorang influencer yang mempromosikan keburukan, kerusakan moral, kebencian terhadap Islam, kemudian mendapat jutaan followers?

Maka dosa jutaan followers-nya juga bisa menjadi tambahan dosa bagi mereka, karena ia telah menjadi penyebab pengikutnya tercemplung dalam dosa.

Para influencer ataupun buzzer keburukan dan kebobrokan moral, harus merenungkan dua ayat tadi dengan serius.

Jika mereka tidak ingin menanggung berbagai dosa followers-nya.

Jangan juga hanya memikirkan kesenangan untuk menjadi orang terkenal, atau demi menangguk miliaran uang.

Kita juga perlu memikirkan berbagai konten yang kita buat dan bagi di media sosial, tidak memberi risiko buruk untuk akhirat.

Baca Juga:

Munculnya buzzer dan influencer di era media sosial, turut membantu memahami fenomena yang disebutkan dalam dua ayat di atas.

Mungkin, sebelum era media sosial, sebagian orang masih agak sulit mencari contohnya.

Sebagian orang mengira, bertambahnya jumlah followers adalah bukti kesuksesan sebagai influencer.

Namun, kadang tidak menyadari bahwa hal itu juga bisa berarti bertambanya jumlah korban penyesatan.

Bertambah juga dosa para penyesat, jika sang influencer menyebarkan kesesatan.

Itu mengapa, pengguna media sosial mesti cerdas dan selektif, dalam mengikuti sesuatu atau seseorang.

Sebab, kita semua akan mempertanggungjawabkan segala sesuatu di akhirat, sendiri-sendiri.

Jangan mengikuti sesuatu atau seseorang, hanya berdasarkan popularitas mereka.

Sebagai muslim, kita harus melihat segala sesuatu dari perspektif Islam.

Jangan sampai terjadi ‘pertengkaran atau kutukan terlambat’ dengan influencer.

Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala; dalam beberapa ayat Al-Qur’an:

قَالُوا بَلْ أَنْتُمْ لَا مَرْحَبًا بِكُمْ ۖ أَنْتُمْ قَدَّمْتُمُوهُ لَنَا ۖ فَبِئْسَ الْقَرَارُ

“Pengikut-pengikut mereka menjawab: ‘Sebenarnya kamulah. Tiada ucapan selamat datang bagimu, karena kamulah yang menjerumuskan kami ke dalam azab, maka amat buruklah Jahanam itu sebagai tempat menetap’,” (QS. Sad: 60).

وَقَالُوا رَبَّنَا إِنَّا أَطَعْنَا سَادَتَنَا وَكُبَرَاءَنَا فَأَضَلُّونَا السَّبِيلَا

رَبَّنَا آتِهِمْ ضِعْفَيْنِ مِنَ الْعَذَابِ وَالْعَنْهُمْ لَعْنًا كَبِيرًا

“Dan mereka berkata: ‘Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah menaati pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan [yang benar]. Ya Tuhan kami, timpakanlah kepada mereka azab dua kali lipat, dan kutuklah mereka dengan kutukan yang besar’,” (QS. Al-Ahzab: 67-68).

Oleh: Aunur Rafiq Saleh Tamhid, Lc.