Berita  

Cantumkan NU Sebagai Golongan Radikal, Buku Sejarah Kelas 5 SD Disobek Massal

Cantumkan NU Sebagai Golongan Radikal, Buku Sejarah Kelas 5 SD Disobek Massal

Ngelmu.co – Terkait masalah buku pelajaran sejarah kelas 5 Sekolah Dasar, yang menyebut Nadlatul Ulama (NU) sebagai organisasi radikal, Pengurus Cabang Nadlatul Ulama (PCNU) Surabaya Ahmad Muhibbin Zuhri, mendesak agar Dinas Pendidikan Kota Surabaya melakukan tindakan tegas.

Cantumkan NU Sebagai Golongan Radikal, Buku Sejarah Kelas 5 SD Disobek Massal
Cantumkan NU Sebagai Golongan Radikal, Buku Sejarah Kelas 5 SD Disobek Massal

Berisikan Konten yang Tidak Benar

Sebab, buku pelajaran resmi Kemendikbud tersebut, terdapat konten pelajaran yang tidak benar. Pada halaman 45, terdapat tulisan “Masa Awal Radikal”.

Dibuku tersebut, selain menerangkan tentang periodesasi perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajahan Belanda, juga dituliskan perlawanan tersebut dilakukan oleh organisasi yang bersifat radikal.

Terdapat beberapa organisasi yang tercantum di sana, antara lain seperti, Persatuan Indonesia, Partai Komunis Indonesia, Partai Nasional Indonesia dan juga Nadlatul Ulama.

Ahmad Muhibbin Zuhri berharap, pemerintah seharusnya bisa segera menghentikan peredaran buku tersebut dan menariknya dari lembaga pendidikan. Karena jika tidak dilakukan secepat mungkin, dikhawatirkan akan munculnya kesalahpahaman di tengah publik.

Ia juga menyebut, bahwa sebetulnya ini persoalan lama dan sempat menimbulkan polemik pada tahun lalu, ketika Muhadjir Effensi masih menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI.

“Dulu sempat diprotes berbagai kalangan, termasuk NU, tepatnya tahun lalu. Pak Muhadjir waktu itu menyampaikan telah mencabut buku tersebut dan menyiapkan tim revisinya,” kata Muhibbin, seperti yang dikutip dari CNNIndonesia pada Selasa (11/2).

Namun, setahun berjalan pihak NU Surabaya nyatanya masih saja menerima laporan masyarakat bahwa buku tersebut masih beredar di kalangan siswa.

“Saya menduga Pak Muhadjir saat menjabat Mendikbud tidak bersungguh-sungguh untuk mencabut buku itu. Kedua, perintah menteri waktu mungkin tidak efektif di lapangan,” papar Muhibbin.

Melakukan Penyobekan Massal

Saat ini, ia meminta kepada Dinas Pendidikan Kota Surabaya serta pihak sekolah dasar Surabaya, untuk segera melakukan penyobekan massal salah satu halaman pada buku tersebut.

“Karena masih beredar, saya sampaikan kepada Kepala Dinas Pendidikan Surabaya dan beliau memberikan respons positif dan cepat. Kemudian, beliau memerintahkan sekolah-sekolah,” ujarnya.

Penyobekan halaman buku yang isinya dipermasalahkan itu, dilakukan karena belum ada buku pengganti yang sudah direvisi, seperti halnya dijanjikan oleh Muhadjir sebelumnya.

“Karenanya yang bisa dilakukan sementara ini adalah menghilangkan atau menyobek halaman yang kontroversial tersebut,” ujarnya.

Baca Juga: Disejajarkan dengan PKI, Buku Kelas 5 SD yang Sebut NU Radikal Masih Beredar

Diketahui, aksi penyobekan salah satu halaman buku tersebut, ternyata sudah dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kota Surabaya selama sepekan terakhir. Dimulai sejak Jumat (7/2) hingga Senin (10/2).

Ketika dikonfirmasi pun, Kepala Disdik Surabaya, Supomo, membernarkan hal tersebut.

“Iya benar (penyobekan buku),” singkat Supomo.