Cara Cerdas Beribadah

Ngelmu.co“Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam,” (QS. Al-An’am: 162).

Dalam prakteknya, kaum Muslimin lebih memilih jenis ibadah yang dianggap paling utama (afdhal), baik karena kelipatan pahala, atau manfaat langsung yang dirasakan.

Terkait ibadah yang afdhal kaum Muslimin, ada empat kategori:

a. Yang afdhal adalah yang paling berat dan sulit dilaksanakan, karena pandangan tentang jiwa manusia yang lebih suka kepada dunia, malas, dan memilih yang ringan-ringan.

b. Yang afdhal adalah meninggalkan kesibukan duniawi dengan pola hidup Zuhud dan memusatkan diri hanya kepada Allah.

c. Yang afdhal adalah yang memiliki manfaat berantai. Selain mendekatkan kepada Allah, juga memberi manfaat untuk sesama manusia dan makhluk lainnya.

Atau bahasa lainnya ke-saleh-an sosial jauh lebih utama dan mulia, dibanding sekadar ke-saleh-an infividual.

d. Yang afdhal adalah yang di-ridhoi Allah, sesuai dengan waktu yang semestinya, dan tugas yang di-embannya.

Misalnya guru ibadah, afdhal-nya, perhatiannya pada kesibukan mendidik dan mengajar.

Dokter ada pada upaya kerasnya menyembuhkan pasien, juga ibu rumah tangga, pegawai, karyawan, dan lain-lain.

Baca Juga: 4 Faktor Utama Penyimpangan S*ksual dari Kacamata Ushul Tarbiyah Islamiyah

Yang afdhal saat salat adalah bersungguh-sungguh mengerjakannya, khusyuk, menyempurnakan wudhu, dan berzikir setelahnya.

Yang afdhal saat azan adalah menghentikan pekerjaan, menjawabnya, dan memenuhi panggilannya.

Yang afdhal saat ada tamu adalah menyambut dan menjamunya dengan baik dan ramah.

Yang afdhal bagi suami saat di rumah adalah memenuhi hak-hak istri dan anak-anaknya.

Kalau saya diminta memilih, maka saya memilih yang keempat, yaitu mengejar ke-ridhaan Allah, kapanpun dan di manapun berada.

Orang-orang seperti ini ibaratnya seperti air hujan yang tidak terlalu deras, sehingga mendatangkan manfaat di manapun ia berada.

Seperti pohon Kurma, yang semua bagian pohonnya dapat memberikan manfaat, termasuk durinya.

Oleh: Ustaz Hamim Thohari