Berita  

Cerita Ahok Hadapi Aksi 411 Hingga Tak Takut Mati, Ini Tanggapan Warganet

Cerita Ahok Hadapi Aksi 411 Hingga Tak Takut Mati, Ini Tanggapan Warganet

Ngelmu.co – Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok kembali menceritakan ketika dirinya dan keluarganya menghadapi aksi 411 pada 4 November 2016 silam.

Cerita ini ia sampaikan ketika berbincang dengan Host Makna Talks, Iyas Lawrence. Kutipan perbincangan mengenai demo yang dikenal dengan sebutan 411 itu diposting di akun YouTube Ahok, ‘Panggil Saya BTP’.

Saat aksi 411 sedang berlangsung, aparat keamaan meminta Ahok yang saatu itu masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta untuk mengungsi. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari amukan massa. Namun, Ahok justru menolaknya.

Bukan tanpa alasan, saat itu Ahok menolak permintaan aparat lantaran ia mendengarkan ucapan sang ibu, Buniarti Ningsih yang meminta agar ia dan keluarga tetap tinggal di rumah.

Sehingga, ia meminta agar aparat kepolisian menjaganya dan keluarga tanpa harus membawanya pergi dari rumah.

“Saya bilang sama mereka (aparat), saya gak mau pergi. Dia bilang nanti bisa serbu masuk ke dalam rumah, ya itu kan tugas kalian menjaga di depan, kalau kalian takut ya tinggalin saja, saya bilang,” seperti yang dikutip dari Tempo, 8 Agustus 2020.

Menurutnya, jika saat itu ada orang yang ingin berniat jahat pada dirinya, mengungsi tidaklah menjadi pilihan yang tepat. Justru hal ini hanya akan mempermudah si calon pelaku melakukan aksinya.

“Kalau diungsikan ke pulau, ke mana-mana, justru, ini minta maaf saja ya, kalau ada orang rencana mau ngebunuh saya pun, justru kalau dibawa ke pulau ke tempat itu, gak ada yang tahu, lebih gampang bunuh saya, dan itu berita malah gak ada kan,” kata Ahok.

Ahok mengatakan, bahwa situasi saat itu merupakan ideology atau keyakinan. Sehingga, menurut dia, sulit untuk bisa mempercayai orang lain. Atas pertimbangan tersebut, akhirnya ia memilih bertahan di rumah.

“Saya lebih baik mati di rumah satu keluarga, itu beritanya masih ada orang tahu, terbunuh di rumah, rumah saya dibakar, dikeroyok, masih ada yang tahu,” kata Ahok.

Banyak warganet yang memberikan tanggapannya terkait hal ini. Tak sedikit dari mereka merasa geram. Berikut komentar dari warganet, sebagaimana yang Ngelmu pantau dari Twitter.

@BlackYudhistira: “Narasinya terlalu berlebihan menjurus lebay. Siapa juga yang mau bunuh atau mencelakai Ahok? Kok dibilnag lebih baik mati di rumah? Justru aparat waktu itu yang niat mencelakai para pendemo!”

@luthfivip: “Duta penista agama, biang pemecah belah toleransi antar umat beragama. Diberi panggung dan diberi jabatan di negeri ini. Ahok jadi guru dan contoh para penista agama yang baru.”

@kasamago: “Yang mau membunuh beliau siapa lagi… Umat 411 meminta negara mengadilinya atas perbuatan penistaan agama dan dugaan kasus korupsi yang menimpanya.”

@puta_nofi: “Gak ada manfaat beginiaan diceritakan.”

@HyeYanti: “Ngarang cerita buat pencitraan sekaligus pembusukan ke umat Islam. Demo gak bawa senjata, rumput tak terinjak malah pendemo ditembaki dan digebuki di depan istana, malah balik-balikin fakta.”

@AgungRaspati: “Ngerasa banyak pengawal, ngapain takut. Justru aksi 411-nya yang banyak diteror. Mau citra? NIHIL :)”

Perlu diketahui, demonstrasi yang terjadi pada 4 November 2016 lalu, merupakan sebagai aksi protes terhadap Ahok, yang kini menjabat sebagai Komisaris Utama (Komut) Pertmina, lantaran dinilai telah meninstakan agama Islam.

Baca Juga: Bukan soal Minoritas, Pakar Hukum Jelaskan Alasan Ahok Tak Bisa Jadi Menteri

Penistaan tersebut berkaitan dengan ucapannya yang mengutip ayat di Al-Qur’an, yakni ayat 51 surat Al-Maidah. Salah satu inisiator unjuk rasa tersebut adalah Gerakan Nasional Pembela Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI).

Pada kasus ini, Ahok dinyatakan bersalah karena telah melakukan penistaan agama, ia harus menjalani masa tahanan selama dua tahun di Mako Brimob.