Cerita Sandi Soal Banyak Ulama Khawatir Ditarget Jadi Pelaku Pelanggaran Hukum

Ngelmu.co, JAKARTA – Cawapres Sandiaga Uno meminta kepada para pendukungnya agar tak menuding aparat kepolisian melakukan kriminalisasi terhadap ulama menyusul adanya penetapan penceramah Habib Bahar bin Smith sebagai tersangka dalam kasus ujaran kebencian kepada Presiden Joko Widodo.

“Ini kan negara hukum kita harus junjung tinggi hukum. Ulama, saya keliling banyak yang khawatir banyak yang mengeluh banyak ditarget,” kata Sandiaga dikutip dari Kumparan.com pada Selasa (11/12/2018).

Dia berharap polisi tetap profesional untuk menjalankan profesinya sebagai aparat penegak hukum. Sebab, menurutnya, hal itu supaya masyarakat tak mudah terprovokasi kalau ada ulama yang tersandung kasus hukum dianggap sebagai upaya untuk mengkriminalisasi.”Jangan sampai perlakuan terhadap ulama diinterpretasikan sebagai kriminalisasi ulama karena masyarakat itu banyak mendapatkan informasi,” ujarnya.

Sandiaga juga meminta agar seluruh pihak bisa berpikir positif agar permasalahan hukum tak sampai terbawa ke ranah politik jelang pelaksanaan Pilpres 2019 mendatang. Dia khawatir apabila isu-isu kriminalisasi ulama terus digulirkan bisa memanaska tensi politik di tanah air.”Jadi mari kita sama-sama berpikir teduh, sejuk, turunkan tensi politik, kita biarkan proses hukum berlaku dan saya berdoa ini tidak memecah belah bangsa kita,” pungkasnya.

Terpisah, Jokowi mengaku bingung bisa diterpa isu mengkriminalisasi ulama. Ia pun heran kenapa isu ini bisa keluar, padahal ia sudah memilih Ma’ruf Amin sebagai calon wakil presidennya.

Ma’ruf Amin, kata Jokowi, bukan ulama sembarangan. Jokowi mengandaikan, dalam tingkatan ulama, Ma’ruf dapat digolongkan sebagai ulama dengan tingkat paling tinggi. Jokowi mengatakan jabatan Ma’ruf sebagai ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) menjadi buktinya. Karena itu ia heran isu kriminalisasi ulama masih bisa menerpa dirinya.

“Kok, isu-isu seperti ini masih berani keluar,” ujar Jokowi dalam acara Pembekalan Tim Bravo 5 di Putri Duyung Cottage, Ancol, Jakarta Utara, Senin 10 Desember 2018.

Alasan lain kenapa isu tersebut aneh, kata Jokowi, karena dirinya setiap hari menyambangi pondok pesantren untuk menemui ulama dan Kiai. Ia mengatakan jika persoalannya adalah ada ulama yang tersandung urusan hukum, maka hal itu tak dapat digolongkan sebagai kriminalisasi. Bahkan gubernur, tutur dia, bila bermasalah dengan hukum perlu diadili.

“Ini hal-hal yang enggak logis, tapi diangkat angkat terus. Rakyat di bawah yang informasinya tidak lengkap bisa percaya itu sebagai sebuah kebenaran,” ujar Jokowi.

Jokowi pun meminta Bravo 5 untuk menjelaskan kepada masyarakat secara door to door meluruskan isu tersebut. Ia meminta Bravo 5 menjelaskan secara gamblang dengan alasan yang sama yang telah ia kemukakan. “To the point aja ke rakyat, jelaskan, kenapa ini ada masalah? Ya, karena punya masalah hukum,” ucap dia.

Senada dengan Jokowi, Calon wakil presiden nomor urut 01, Ma’ruf Amin mengatakan, sejak lama ia telah menyatakan bahwa tak ada kriminalisasi ulama. Menurut dia, ada cara pandang yang tak tepat merespons upaya hukum yang dilakukan oleh penegak hukum. “Saya sejak lama menegaskan tidak ada kriminalisasi ulama. Kalau misalnya pelanggaran hukum, itu bukan hanya ulama, yang lain juga (diproses hukum),” ujar Ma’ruf di Posko Cemara, Jakarta, Selasa (11/12/2018).