China Naikkan Bea Impor Baja Indonesia, Pemerintah Siapkan Balasan

Ngelmu.co – Kementerian Perdagangan China memberlakukan bea masuk anti-dumping pada impor beberapa produk besi baja asal Indonesia, sejak Selasa (23/7). Menanggapi hal itu, pemerintah Indonesia mengaku sedang merancang aksi retaliasi (tindakan balasan). Namun, belum merinci berapa kenaikan bea masuk impor yang akan dikenakan terhadap produk serupa dari China.

Menteri Perindustrian Indonesia, Airlangga Hartarto

“Kita akan retaliasi baja. (Persennya) belum. Salah satunya lewat jalur merah, lewat PLB (Pusat Logistik Berikat),” tutur Menteri Perindustrian Indonesia, Airlangga Hartarto, di Istana Kepresidenan Bogor, Rabu (24/7), seperti dilansir Republika.

Hal ini pun berhasil menyita perhatian masyarakat Indonesia. Mereka menyebut pemerintah terlambat bergerak. Ketika China sudah memberlakukan bea masuk anti-dumping pada impor beberapa produk besi baja asal Indonesia, pemerintah justru masih sibuk merancang aksi balasan.

@syarifjog**: Krakatau steel dah collaps, baru mau bikin aturan. Segera tutup pabrik baja China di Jateng. Baja adalah industri strategis negara. Haram hukumnya swasta asing ambil peran. Itu melanggar kebijakan strategis pertahanan negara.

@AndiMic**: Telat Bos! Dulu baja China diimpor jor-joran, sampai Krakatau Steel ikut goyang-goyang, sekarang ekspor baja Indonesia ke China dijerat bea masuk tinggi. Air susu dibalas air comberan.

Jalur merah impor sendiri, diberikan kepada importir dalam bentuk pelayanan serta pengawasan pengeluaran barang, melalui pemeriksaan fisik dan penelitian dokumen, sebelum Surat Persetujuan Pengeluaran Barang (SPPB) diterbitkan.

China juga memberlakukan kebijakan tarif pajak anti-dumping, terhadap produk baja dari Uni Eropa, Jepang, dan Korea Selatan.

Tarif anti-dumping, dikenakan untuk produk billet stainless steel dan pelat baja hot-rolled, dengan besaran angka 18,1 persen hingga 103,1 persen.

Kedua produk tersebut, biasanya digunakan untuk bahan baku pembuatan stainless steel cold-rolled, atau bisa juga digunakan dalam pembuatan kapal, kontainer, rel, listrik, dan berbagai industri lainnya.

Dikenal sebagai produsen stainless steel terbesar di dunia, China berhasil memproduksi 26,71 juta ton baja stainless pada 2018. Jumlah tersebut, menurut Asosiasi Baja China, meningkat 2,8 persen dari tahun 2017.

Namun, China tetap mengimpor baja stainless dengan lonjakan 53,7 persen, atau sebanyak 1,85 juta ton di 2018.