Berita  

Cuitan Bernada Hardik Bikin Eni Rohaeni Dipanggil Disdik

Eni Rohaeni Dipanggil Disdik

Ngelmu.co – Akun Twitter yang mengatasnamakan Eni Rohaeni, @pd_eni, kerap melayangkan cuitan bernada hardik ke arah beberapa nama.

Seperti Habib Rizieq Shihab (HRS), Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), hingga Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Akun tersebut terus menuliskan kata-kata yang tidak sepantasnya, sampai akhirnya berbagai pihak menyoroti.

Puncaknya adalah ketika Eni–yang berprofesi sebagai guru [masih berstatus honorer] di SDN Pondok Petir 3, Kecamatan Bojongsari, Kota Depok–menanggapi twit Denny Siregar.

Pada Selasa, 28 Juni 2022 lalu, melalui akun Twitter @Dennysiregar7, Denny mengunggah sebuah gambar yang menggabungkan dua judul artikel.

Artikel pertama milik djawanews.com, berjudul ‘Habib Rizieq Shihab Tegas Minta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan Cabut Izin Kafe Holywings Indonesia‘.

Artikel kedua milik tempo.co, berjudul ‘Anies Cabut Izin Usaha Seluruh Kafe Holywings di Jakarta‘.

Pada twit-nya itu, Denny hanya menuliskan kalimat singkat untuk melengkapi unggahannya. “Tunduk pada napi… ☺️”.

Mendapati cuitan tersebut, dengan entengnya, Eni melayangkan tudingan kepada HRS:

“Soalnya, si Rizik sudah kagak terima upeti lagi dari diskotek itu.”

Pernyataannya tersebut jelas menciptakan kegaduhan. Terlebih dirinya adalah seorang pengajar. Sejak itu, warganet pun terus mencecar.

@ngelmuco Saat mengomentari penutupan #Holywings , dengan entengnya, #Eni ♬ News, news, seriousness, tension(1077866) – Lyrebirds music

Baca Juga:

Sampai akhirnya pada Senin (4/7/2022), Dinas Pendidikan Kota Depok, Jawa Barat (Jabar), memanggil Eni untuk meminta keterangan.

“Kami dari Disdik, mengikuti dinamika yang terjadi, dan telah memanggil yang bersangkutan untuk dimintai keterangan, terkait cuitannya yang menyinggung HRS.”

Demikian tutur Kepala Bidang (Kabid) Pembinaan SD pada Disdik Depok Wawang Buang, Selasa (5/7/2022) kemarin, mengutip Detik.

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa Eni, mengetwit hal itu karena ingin mengapresiasi kinerja pemerintah.

“Nah, ini yang enggak masuk akal, [alasannya] hanya karena ingin mengapresiasi kinerja pemerintah pusat dengan Pak Jokowi-nya,” ujar Wawang.

“Masa sedemikian rupa? Mengungkapkan kata-kata yang belum tahu kepastiannya terhadap orang yang dianggap berseberangan dengan pemerintah; dalam ini HRS,” sambungnya.

Maka itu Wawang menyampaikan, bahwa Disdik Depok menilai cuitan Eni, telah menimbulkan keresahan di masyarakat.

Baca Juga:

Terlepas dari itu, beberapa hari setelah membuat gaduh media sosial, Eni menyampaikan permintaan maaf melalui akun Instagram-nya, @enirohaeni009:

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Saya Eni Rohaeni, ingin meminta maaf kepada Bapak Ustaz Habib Rizieq dan para pengikutnya.

Atas twit-an saya di Twitter, yang tidak pantas. Ini murni kesalahan saya.

Sekali lagi, saya mohon maaf, dan saya berjanji tidak akan mengulanginya lagi.

Saya mohon maaf, dibukakan pintu maaf, dan saya akhiri dengan Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Protes Publik

Pada Selasa (5/7/2022) kemarin, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan juga bicara.

Ia membenarkan adanya protes publik. Namun, kepolisian memastikan tidak ada tindakan persekusi yang terjadi.

Sejak namanya viral, warganet memang terus menyoroti Eni, melalui berbagai media sosial.

Sampai akhirnya pada Senin (4/7/2022), sekitar pukul 13.00 WIB, sejumlah ibu-ibu bergerak langsung mendatangi kediaman Eni, yang berlokasi di Sawangan, Depok.

“Jadi, tidak ada di situ tindakan persekusi. Di situ terjadi kegiatan musyawarah terkait dengan pernyataan Ibu ER ini yang ditentang oleh kelompok ibu-ibu yang lain,” jelas Zulpan.

Kedatangan warga yang memprotes Eni, lanjutnya, didampingi oleh pihak kepolisian.

“Langkah dari kepolisian tentunya memberikan perlindungan kepada semua warga masyarakat,” kata Zulpan.

“Dalam kesempatan itu pun, sebenarnya sudah ada pendampingan oleh Babinkamtibmas dan Babinsa di situ,” sambungnya.

“Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan,” pungkas Zulpan.