Berita  

Darud Donya Aceh Ucapkan Terima Kasih Kepada Erdogan Atas Kembalinya Hagia Sophia Menjadi Masjid

Darud Donya Aceh Ucapkan Terima Kasih Kepada Erdogan Atas Kembalinya Hagia Sophia Menjadi Masjid

Ngelmu.co – Kembalinya Hagia Sophia menjadi masjid, disambut baik dan penuh haru oleh banyak orang di dunia. Salah satunya dari pemimpin Darud Doanya Aceh, Cut Putri.

Ia pun mengucapkan selamat dan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada Presiden Turki, Racep Tayyip Erdogan, yang telah mengembalikan bangunan ikonik itu sebagai masjid.

Peresmian Hagia Sophia menjadi masjid disampaikan langsung oleh Erdogan pada Jumat, 10 Juli 2020. Setelah hampir seratus tahun, untuk pertama kalinya adzan kembali dikumandangkan di sana.

Kenangan Sejarah Bangsa Aceh

Bukan hanya masyarakat di Turki saja yang bahagia ketika mengetahui hal ini. Masyarakat di Aceh pun menyabutnya dengan bahagia. Sebab, sudah sejak lama mereka selalu mengingat akan Hagia Sophia, bangunan nan megah, indah, menarik, dan menyimpan banyak sejarah.

“Hubungan persaudaraan Aceh dan Turki yang telah terjalin erat selama ratusan tahun, membuat Turki dan Masjid Hagia Sophia begitu lekat dan lestari dalam ingatan dan hati rakyat Aceh. Ketika orang Aceh datang ke Istambul Turki maka orang Aceh pasti datang ke Masjid Hagia Sophia,” terang Cut Putri.

Sebagai Ketua Darud Donya, Cut Putri, tak segan menceritakan secara gamblang kenangan sejarah bangsa Aceh. Yakni, pada saat Sultan Aceh Sultan Alaiddin Al Kahhar mengirimkan utusan ke Istanbul pada tahun 1656, untuk meminta bantuan Turki membantu Kesultanan Aceh Darussalam melawan Portugis yang menjajah Kawasan Melayu dan Nusantara, bahkan penjajah waktu itu menghalangi dan melarang rakyat Aceh menunaikan ibadah haji.

Namun, ketika itu utusan Sultan Aceh harus menunggu kurang lebih selama dua tahun, hal ini dikarenakan ketika utusan tersebut tiba dari Aceh, Sultan Turki Sultan Sulaiman meninggal tahun 1566, dan digantikan oleh Sultan Selim II, akibatnya utusan Aceh menunggu dua tahun lamanya.

Atas pertolongan dan izin Allah, akhirnya para utusan Aceh yang mengenakan pakaikan khas tradisional Aceh yang hadir dalam shalat Jumat di Masjid Hagia Sophia, dilihat oleh Sultan Turki. Saat itu, Sultan Selim II pun melihat mereka di sana.

Turki Memberikan Meriam Raksasa

Akhirnya tahulah ia bahwa utusan Aceh sudah lama menunggu. Atas kebaikan hati Sultan, kemudian utusan tersebut datang dari jauh pun diterima. Perjalanannya yang jauh serta adanya serangan musuh penjajah dalam perjalanan laut, membuat segala perbekalan dan hadiah dari Sultan Aceh kepada Sulatan Turki pun habis dalam perjalanan.

Karena hal tersebut, maka hanya tersisalah secupak (setumpuk) lada yang kemudian diberikan oleh utusan Aceh kepada Sultan Turki. Meski hanya secupak lada, namun diterima dengan senang hati oleh Sultan Turki. Dan ia kembali membalas dengan memberikan sebuah meriam raksasa bersepuh emas, yang di Aceh dikenal sebagai Meriam Lada Sicupak.

Meraih Kemenangan di Asia Tenggara

Ketika Sultan Turki mengetahui kekejaman yang dilakukan oleh Portugis terhadap Islam, terutama di tanah Melayu Nusantara termasuk Aceh, maka ia lantas mengirimkan bala bantuan pasukan perang, para ahli membuat persenjataan, beserta jenderal perang dari Turki ke Aceh.

Atas bantuan yang diberikan oleh Sultan Turki, Kesultanan Aceh Darussalam akhirnya berhasil memukul mundur pasukan Portugis, maka Aceh bersama Turki meraih kemenangan di Asia Tenggara. Hingga akhirnya, pasukan Turki menetap dan berketurunan di Aceh.

Hal ini membuktikan, bahwa adanya situs sejarah makam para pasukan perang asal Turki di Gampong Bitai Banda Aceh. Tercatat Wakil Perdana Menteri Turki, Fikri Isik pun pernah berkunjung ke pusara tentara Turki, di kampung yang terkenal dengan sebutan Kampung Turki itu.

Kisah tentang kebaikan serta ketulusan hati Sultan Turki terhadap Aceh, kan selalu terkenang dan akan diceritakan turun temurun oleh rakyat dan bangsa Aceh dari generasi ke generasi, hingga kini dan masa yang akan datang.

Pertemuan antara utusan Sultan Aceh dan Sultan turki, sehingga keduanya berhasil meraih kemenangan di Asia Tenggara, semua berawal ketika berada di Masjid Hagia Sophia. Bangunan Islam yang sejak ratusan tahun berdiri.

Dialihfungsikan Menjadi Masjid

Melalui sejarah panjang yang dilewati, kini Hagia Sophia dialihfungsikan kembali menjadi masjid. Maka tak heran jika seluruh umat Islam di dunia menyambutnya dengan bahagia.

Menurut Cut Putri, kisah masjid yang dulunya disajikan museum itu selalu menjadi cerita duka di Aceh. Kisah tersebut kerap diceritakan dalam ceramah para khatib dan Teungku Masjid dan pengajian dari generai ke generasi berikutnya.

Bahkan, saat mereka datang ke Turki dan ingin sekali mendirikan shalat di sana, maka mereka bersedih karena tak ada lagi Masjid Hagia Sophia. Oleh sebab itu, rakyat Aceh bertekad untuk mempertahankan keislaman di Aceh sampai kapan pun, agar Aceh tidak bernasib sama seperti Hagia Sophia maupun Andalusia.

“Dan hari ini Masjid Hagia Sophia telah kembali. Tiada cukup ucapan ribuan terima kasih, betapa bahagianya kami di Aceh Darussalam, bahwa saudara kami, Pemimpin Turki Presiden Erdogan telah mengembalikan Hagia Sophia sebagai Masjid. Aceh dan Dunia Islam berterima kasih kepada Presiden Erdogan. Salam kami dari Aceh Darussalam” ucap Cut Putri penuh syukur.

“Apa yang dilakukan Turki dengan menjadikan situs sejarah Hagia Sophia kembali sebagai masjid, menjadi teladan bagi rakyat dan bangsa Aceh, untuk terus berjuang mempertahankan marwah Islam di Aceh. Salah satunya dengan menjaga dan melestarikan situs-situs sejarah, bukti kebesaran Islam di Aceh Darussalam,” tandas Cut Putri.