Opini  

Dicari, Pejuang Bernafas Panjang dan Tak Surut Nyali

 

Ujung dari pertarungan antara haq dan bathil ada di akhirat nanti, ketika neraka dinyalakan dan surga didekatkan kepada orang bertaqwa.

Tak pernah pertarungan itu berakhir dalam satu peperangan. Sepanjang linimasa kehidupan, dan di sepenuh penjuru dunia, pertikaian demi pertikaian terjadi dengan berbagai bentuknya. Setelah selesai sebuah bentrokan, akan disusul lagi bentrokan lain tak lama kemudian. Yang kadang dimenangkan al haq, kadang al bathil di atas angin.

”Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa. Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) dan supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim.” (QS Ali Imran:p 140)

Pergiliran kejayaan itu menyeleksi. Menggugurkan banyak jiwa dari jalan terjal ke-istiqomah-an. Menyisakan petarung bernafas panjang, yang nyalinya tak redup oleh berbagai keadaan.

“Dan betapa banyak nabi yang berperang didampingi sejumlah besar dari pengikut(nya) yang bertakwa. Mereka tidak (menjadi) lemah karena bencana yang menimpanya di jalan Allah, tidak patah semangat dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar.

Dan tidak lain ucapan mereka hanyalah doa, “Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebihan (dalam) urusan kami dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir.” (QS Al Imran: 146-147)

Kemenangan menghadirkan euforia. Tapi bersamaan dengan itu, ada jebakan ketidakwaspadaan. Bila kekalahan menyusul giliran, akan terpental lah mental yang lemah, yang hanya ingin rasakan kemenangan dalam perjuangan.

Allah gelar pertempuran al haq dan bathil bukan untuk menguji hamba-Nya apakah bisa selalu menang. Tapi ingin melihat siapa yang paling kuat kesabarannya berpegang teguh pada kebenaran.

“Dan janganlah kamu (merasa) lemah, dan jangan (pula) bersedih hati, sebab kamu paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang beriman.” (QS Ali Imran: 139)

Maka nikmatilah episode demi episode dalam pertarungan ini. Selama membersamai barisan al haq, tak ada alasan untuk lemah dan bersedih hati. Soal pertolongan Allah, Ia Azza wa Jalla tak kan lalai akan hal itu.

“…Dan merupakan hak Kami untuk menolong orang-orang yang beriman.” (QS Ar-Rum: 47)

Wahai kamu yang tertunduk, tegakkan kepalamu. Wahai kamu yang terjatuh, bangunlah dengan gagah. Tak ada alasan untuk putus asa kepada Allah swt.

Bersama kesulitan, ada kemudahan. Setelah kekalahan, ada giliran kemenangan. Asal jangan putus asa.

Dan bila tiba saatnya kau mendapat kemenangan, jangan dongakkan kepala.

“Allah-lah yang mengirimkan angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang Dia kehendaki, dan menjadikannya bergumpal-gumpal, lalu engkau lihat hujan keluar dari celah-celahnya, maka apabila Dia menurunkannya kepada hamba-hamba-Nya yang Dia kehendaki tiba-tiba mereka bergembira.

Padahal sebelum hujan diturunkan kepada mereka, mereka benar-benar telah berputus asa.” (QS Ar-Rum: 48-49)

Zico Alviandri

******

Sore tadi ketika grup whatsapp dan media sosial ramai membicarakan keputusan MK, saya tilawah dan melewati QS Ar-Rum 47 – 50. Saya merinding.