Shalat Dhuha: Niat, Tata Cara, Doa, dan Keutamaannya

Doa Shalat Dhuha

Ngelmu.co – Islam, tak hanya mengajarkan umat untuk melaksankan shalat wajib, tetapi juga dianjurkan mengerjakan shalat sunnah, salah satunya Dhuha; dimulai dengan niat, diakhiri doa shalat dhuha.

Tiap-tiap shalat sunnah, pasti memiliki keutamaan masing-masing. Kali ini, Ngelmu, akan mengulas tentang waktu, niat, jumlah rakaat, tata cara, hingga doa shalat Dhuha.

Waktu Sholat Dhuha

Adapun waktu sholat Dhuha, dimulai sejak matahari terbit sampai ‘tergelincir’.

Mudahnya, kita bisa menggunakan acuan yakni diawali 15 menit setelah matahari terbit, diakhiri 15 menit sebelum waktu Dzuhur.

Niat Sholat Dhuha

Seperti sholat sunnah pada umumnya, sholat Dhuha pun diawali dengan niat; dibaca dalam hati atau dengan suara lirih.

Bacaan Niat Sholat Dhuha

اُصَلِّى سُنَّةَ الضَّحٰى رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ اَدَاءً ِللهِ تَعَالَى

“Ushollii sunnatadh Dhuha rok’ataini mustaqbilal qiblati adaa’an lillaahi ta’aalaa.”

Artinya: Aku niat sholat sunnah Dhuha dua rakaat menghadap kiblat saat ini karena Allah Ta’ala.

Jumlah Rakaat Shalat Dhuha

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, bersabda:

َمَنْ صَلَّى الضُّحٰى اِثْنَتٰى عَشَرَةَ رَكْعَةً بَنَى اللهُ لَهُ قَصْرًا فِى الْجَنَّةِ

“Barang siapa yang melakukan sholat Dhuha dua belas rakaat, Allah akan membuatkan baginya istana di surga,” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Pada hadist di atas, dijelaskan bahwa jumlah rakaat sholat Dhuha, minimal dua rakaat, dan maksimal 12 rakaat.

Di mana pengerjaannya dapat dengan setiap dua rakaat diakhiri salam, atau bisa juga dilakukan langsung empat rakaat; dengan tasyahud awal pada rakaat kedua, dan tasyahud akhir di rakaat keempat, kemudian salam.

Tata Cara Sholat Dhuha

Tata cara sholat Dhuha atau rukun sholat Dhuha, sama dengan sholat fardhu atau sholat sunnah dua rakaat lainnya.

Berikut selengkapnya, tata cara sholat Dhuha; dua rakaat.

Rukun Rakaat Pertama

  • Membaca niat sholat Dhuha;
  • Membaca takbiratul ihram, diikuti doa iftitah;
  • Membaca surah Al-Fatihah;
  • Membaca surah dari Al-Qur’an, diutamakan surah Asy-Syamsi;
  • Melakukan rukuk dengan tuma’ninah;
  • Melakukan i’tidal dengan tuma’ninah;
  • Melakukan sujud pertama dengan tuma’ninah;
  • Duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah;
  • Melakukan sujud kedua dengan tuma’ninah;
  • Kembali berdiri untuk menunaikan rakaat kedua.

Rukun Rakaat kedua

  • Membaca surah Al-Fatihah;
  • Membaca surah dari Al Qur’an, diutamakan surah Ad-Dhuha;
  • Melakukan rukuk dengan tuma’ninah;
  • Melakukan i’tidal dengan tuma’ninah;
  • Melakukan sujud pertama dengan tuma’ninah;
  • Duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah;
  • Melakukan sujud kedua dengan tuma’ninah;
  • Duduk tahiyat akhir;
  • Mengucapkan salam;
  • Membaca doa shalat Dhuha.

Intinya, tata cara sholat Dhuha, sama dengan tata cara sholat wajib atau rukun sholat wajib dua rakaat lainnya; begitupun bacaannya. Beda ada pada niat.

Bacaan surah setelah surah Al-Fatihah, para ulama sepakat menganjurkan surah Asy-Syamsi di rakaat pertama, dan surah Ad Dhuha pada rakaat kedua.

Tetapi ada pula yang berpendapat, membaca surah Ad-Dhuha di rakaat pertama, dan surah Al-Ikhlas pada rakaat kedua.

Namun, perlu diketahui, tak ada aturan baku untuk membaca surah-surah pendek apa; menyesuaikan hafalan mereka yang mengerjakan.

Doa Shalat Dhuha

Doa shalat Dhuha, disunnahkan untuk dibaca setelahnya:

ااَللّٰهُمَّ اِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَاءُكَ وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ

اَللّٰهُمَّ اِنْ كَانَ رِزْقِى فِى السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ فِى اْلاَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَاِنْ كَانَ مُعَسَّرًا فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِىْ مَآاَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ

“Allahumma innad-duhaa’a duhaa’uka wal bahaa’a bahaa’auka wal-jamaala jamaaluka wal-quwwata quwwatuka wal-qudrota qudratuka wal-‘ismata ‘ismatuka.”

“Allaahumma in kaana rizqii fis-samaa’i fa anzilhu, wa in kaana fil-ardi fa akhrijhu, wa in kaana mu’assiran fa yassirhu, wa in kaana haraaman fa tahhirhu wa in kaana ba’iidan fa qarribhu bi haqqi duhaa’ika wa bahaa’ika wa jamaalika wa quwwatika wa qudratika, aatinii maa aataita ‘ibaadakash-shalihiin.”

Artinya: Ya Allah, sesungguhnya waktu Dhuha adalah waktu Dhuha-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, penjagaan adalah penjagaan-Mu.

Ya Allah, apabila rezekiku berada di atas langit, maka turunkanlah, apabila berada di dalam bumi, maka keluarkanlah…

…apabila sukar, mudahkanlah, apabila haram, sucikanlah, apabila jauh, dekatkanlah dengan kebenaran dhuha-Mu, kekuasaan-Mu (wahai Tuhanku)…

…datangkanlah padaku apa yang Engkau datangkan kepada hamba-hamba-Mu yang sholeh.

Keutamaan Shalat Dhuha

Shalat Dhuha memiliki keutamaan, salah satunya sebagai permohonan ampunan dosa.

Rassulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, bersabda:

“Barang siapa yang mengerjakan shalat Dhuha, dan mampu menjaganya setiap waktu, niscaya Allah, akan mengampuni dosa-dosanya. Sekalipun dosa-dosanya itu sebanyak seperti buih di lautan.”

Keutamaan shalat Dhuha lainnya yakni mengerjakan dua rakaat, berpahala 360 sedekah.

Berkaitan dengan keutamaan shalat Dhuha, yang mampu memperlancar rezeki.

Sebagaimana Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, bersabda:

“Setiap pagi, setiap ruas anggota badan kalian wajib dikeluarkan sedekahnya. Setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh kepada kebaikan adalah sedekah, dan melarang berbuat mungkar adalah sedekah. Semua itu dapat diganti dengan shalat Dhuha dua rakaat,” (HR. Muslim).

Selain keutamaan di atas, ada pula beberapa keutamaan shalat Dhuha yang wajib kita ketahui, antara lain:

Wasiat Amalan Harian dari Rasulullah

Sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Hurairah.

Rasulullah pernah mewasiatkan kepada dirinya, untuk menjadikan shalat Dhuha, sebagai amalan ajaran Islam, yang dilakukan setiap hari.

“Kekasihku–Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, mewasiatkan tiga hal padaku: berpuasa tiga hari setiap bulannya, melaksanakan shalat Dhuha dua rakaat, dan shalat Witir sebelum tidur,” (Muttafaq ‘alaih).

Shalat Awwabin

Shalatnya orang-orang taat. Muslim yang mendirikan shalat Dhuha rutin, dicatat sebagai orang-orang yang taat.

Dalam HR. Ibnu Khuzaimah, Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata:

“Kekasihku–Muhammad, mewasiatkan kepadaku tiga perkara yang aku tidak meninggalkannya: agar aku tidak tidur kecuali setelah melakukan shalat Witir, agar aku tidak meninggalkan dua rakaat shalat Dhuha, karena ia adalah shalat awwabin, serta agar aku berpuasa tiga hari setiap bulan.”

Dicukupkan Rezeki

Diberi kecukupan rezeki, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala, dalam hadits qudsi.

Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:

“Wahai anak Adam, janganlah engkau luput dari empat rakaat di awal harimu, niscaya Aku cukupkan untukmu di sepanjang hari itu,” (HR. Ahmad).

Pahala seperti Orang Pergi Haji dan Umroh

Mendapat pahala setara orang melaksanakan ibadah haji dan umroh.

Sesuai yang diriwayatkan Anas bin Malik RA, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, bersabda:

“Barang siapa melaksanakan shalat Subuh berjamaah, kemudian ia duduk sambil berdzikir pada Allah hingga terbit matahari, lalu ia mengerjakan shalat dua rakaat, maka ia seperti memperoleh pahalanya haji dan umroh,” (HR. Tirmidzi No. 586).

Keutamaan shalat Dhuha, sangat luar biasa, jika kita bisa menjalankannya secara rutin.

Inilah mengapa shalat Dhuha menjadi salah satu ibadah yang dianjurkan.

Demikian ulasan Ngelmu, tentang niat, tata cara, keutamaan, hingga doa sholat Dhuha.

Semoga kita semua menjadi hamba yang semakin taat beribadah, termasuk dalam mengerjakan shalat Dhuha. Aamin allahumma aamiin.