Doa untuk Rumini, Pemeluk Gerbang Tengah Surga di Ujung Hidup

Doa untuk Rumini
Karya: Uky Tantra Wahono

Ngelmu.co – Rumini (28) adalah wanita yang wafat bersama ibunya, Salamah (70), dalam keadaan berpelukan.

Saat erupsi Gunung Semeru, Sabtu (4/12/2021), warga Desa Curah Kobokan, Kecamatan Candipuro, Lumajang, Jawa Timur, itu bisa saja menyelamatkan diri.

Namun, ia tetap di rumah, menemani sang ibu, wanita yang telah mempertaruhkan nyawa untuk melahirkannya ke dunia.

Iya, Rumini memilih bertahan, lantaran dalam keadaan genting, Salamah yang telah sepuh tidak berdaya untuk ikut berlari.

Kisahnya begitu menyentuh hati banyak pihak. Beberapa waktu lalu, para pengguna media sosial–khususnya Twitter–juga ramai-ramai membicarakan Rumini.

Mereka tidak lupa untuk mengirimkan doa, untuk anak wanita yang meninggal; berpelukan dengan ibunya.

Pada Rabu (8/12/2021) kemarin, melalui akun Instagram pribadinya, Ustaz Abu Bassam Oemar Mita, juga melayangkan doa.

Ia mengunggah ilustrasi Rumini dan sang ibu. Di foto itu, terdapat kalimat.

“Namanu melangit, malaikat menyambut ruh yang insya Allah mewangi, meski tubuh terbakar material panas, napas terakhirmu saat memeluk ibumu, insya Allah, seluruh penduduk langit kini tengah memelukmu.”

Ustaz Oemar Mita pun membubuhkan doa dalam takarir unggahannya, untuk Rumini, pemerluk gerbang tengah surga di ujung hidup.

Memeluk gerbang tengah surga di ujung hidup.

Beliau mungkin bukan jebolan pesantren, bukan pula dari satu madrasah.

Tampak sederhana, tapi menawan ribuan hati di ujung hidupnya.

Tidak berceramah di atas mimbar menyampaikan hikmah tentang arti membalas air susu yang termahal di dunia dan akhirat.

Ia lebih memilih bertahan mendekap ibunya, di saat erupsi yang sangat panas menghujani rumahnya.

Menggelayut dengan gerbang tengah surga di ujung kehidupan, yang dengan izin Allah, panasnya seakan memadamkan api neraka.

Allahumagfirlahuma warhamhuma waafihima wafuanhuma.

Ya rabb…

Cerita Suami Rumini

Terpisah, suami Rumini, Imam Syafii (30), tidak menyangka pelukan sang istri, Jumat (3/12/2021) malam adalah beda yang menjadi pertanda.

Ia tidak menyalahkan takdir Tuhan.

Kini, Imam hanya dapat mengenang saat-saat terakhir bersama Rumini, yang telah melahirkan seorang buah hati mereka.

Malam sebelum erupsi, kata Imam, sikap Rumini, berbeda. Ia menjadi begitu hangat, romantis, dan sedikit manja.

Rumini bahkan meminta agar Imam, terus memeluknya. Jelas, sang suami senang dengan perlakuan istrinya itu.

Biasanya, mereka tidur bertiga, dengan anak di posisi tengah kasur.

Namun, malam itu, Rumini pindah ke tengah. Di kanan dan kiri adalah suami dan anaknya.

Rumini tidur di pundak Imam, sembari memeluk suaminya itu.

“Ini kok tumben, anaknya ditaruh pinggir, ibunya [Rumini] meluk aku terus. Kepalanya di pundak saya,” kenang Imam, Rabu (8/12/2021).

Baca Juga:

Pada Sabtu (4/12/2021) pagi, sebelum berangkat kerja, Rumini juga masih terus memeluk Imam. Bahkan, meminta kecupan di kening.

“Aku mau berangkat kerja, itu rangkulan pancet [pelukan terus]. Setelah itu minta dicium keningnya, aku cium,” tuturnya.

Setelah keningnya dicium, Rumini mengambilkan serta memasangkan tas ke pundak Imam, dan kembali memeluk.

Imam tidak menyangka, pelukan pagi itu menjadi yang terakhir untuk mereka. Sikap manis yang menjadi kenangan untuknya.

“Terus ambil tas, dipakaikan ke aku, peluk aku lagi, terus dada. Dungarene kok ngunu, biasane gatau ngunu [kok tumben seperti itu, biasanya tidak pernah seperti itu],” kata Imam.

Sikap beda lainnya adalah ketika Rumini meminta Imam untuk memandangi anaknya yang sedang tidur.

Rumini, meminta agar Imam, selalu welas asih terhadap buah hati mereka.

“Pas mau tidur suruh lihat anaknya, ‘Deloken anake, Mas, mosok ndak mesakaken [Lihat anak kita, Mas, masa tidak kasihan]’.”

Imam menjawab, “Mosok, ya, ndak mesakaken, Dik, wong jenenge ambek anak [Ya, kasihan, Dik, orang sama anak].”

Lebih lanjut, Imam bilang, “Tidur pelukan terus sampai pagi, kepalanya di pundakku. Kerja sudah enggak tenang, kok, enggak seperti biasanya.”

Pascaerupsi, Rumini dan sang ibu ditemukan meninggal dalam kondisi berpelukan.

Kembali, saat erupsi Gunung Semeru, Sabtu (4/12/2021), Rumini bisa saja menyelamatkan diri.

Namun, ia tetap di rumah, menemani sang ibu, wanita yang telah mempertaruhkan nyawa untuk melahirkannya ke dunia.

Rumini memilih bertahan, lantaran dalam keadaan genting, Salamah yang telah sepuh tidak berdaya untuk ikut berlari.