Dokumen Bocor, Terungkap Cara China Kelola Kamp di Xinjiang: Tak Ada Belas Kasih

Ngelmu.co – Bocornya 400 halaman dokumen salinan, mengungkapkan bagaimana cara pemerintah China mengelola kamp penahanan Muslim Uighur, di Xinjiang.

Sebuah spanduk propaganda dan kamera keamanan diletakkan di dinding sebuah masjid, di Kota Tua, Kashgar. Reuters/Thomas Peter

Selama tiga tahun terakhir, pemerintah China, diduga menahan sekitar satu juta Muslim Uighur, Kazakahs, dan lainnya, di Xinjiang.

Beberapa anak dari keluarga-keluarga yang ditahan, sedang melanjutkan pendidikan di kota lain.

Mereka tak tahu, jika orang tuanya telah pergi, kerabatnya telah lenyap, dan para tetangganya telah hilang.

Ke mana? Mereka semua ditahan di kamp-kamp yang dibangun untuk menampung etnis minoritas, yakni Muslim Uighur.

Dilansir The New York Times, Ahad (17/11) kemarin, dalam dokumen itu, para pemerintah daerah diarahkan untuk menjelaskan apa yang terjadi pada keluarga anak-anak yang bersangkutan.

Karena ketika pulang dari masa pendidikan, mereka tak mendapati orang tuanya di rumah.

“Mereka ada di tempat kursus (pelatihan) yang didirikan pemerintah”.

Kalimat itu akan menjadi jawaban, seperti yang tertulis di dokumen bocor, jika pemerintah daerah ditanya oleh si anak yang baru pulang dari kota lain.

Kalaupun dicecar, maka para pejabat daerah diharuskan menjawab, jika orang tua mereka bukanlah pelaku kriminal, tetapi tidak boleh meninggalkan tempat pelatihan yang dimaksud.

Dalam dokumen itu juga terdapat contoh naskah tanya-jawab, antara pemerintah daerah dengan mahasiswa yang keluarganya ditahan pemerintah.

Anak-anak itu diberitahu, jika tindakan mereka, bisa membuat orang tua atau keluarga mereka ditahan lebih lama atau lebih singkat.

Sebelumnya, pemerintah China yang dikuasai Partai Komunis, sudah membantah kritikan dari dunia internasional tentang kamp penahanan itu.

Mereka menyebut, tempat pelatihan atau kursus itu memakai metode halus untuk memerangi ekstremisme Islam.

Namun, bocornya dokumen mengungkap fakta yang sebenarnya.

“Siswa yang kembali dari bagian lain China, memiliki ikatan sosial yang luas di seluruh negeri. Saat mereka mengeluarkan pendapat yang salah di (aplikasi) WeChat, Weibo, dan platform media sosial lainnya, dampaknya tersebar luas, dan sulit untuk diberantas,” catat arahan itu.

Baca Juga: China Menghancurkan Puluhan Masjid di Xinjiang

Para pemimpin partai direkam untuk memerintahkan apa tindakan yang harus dilakukan, dalam memerangi kaum ekstremis, termasuk dengan cara menahan mereka di kamp.

Bocoran dokumen itu memperlihatkan gambaran mengejutkan, tentang bagaimana mesin pemerintah China menjalankan operasi semacam ini, sejak terakhir di era pemimpin Mao.

Dokumen itu juga Memuat:

Presiden Xi Jinping, ketua partai, menjabarkan bagaimana operasi ini akan dijalankan melalui sejumlah pidato yang dikirimkan secara pribadi kepada para pejabat daerah.

Hal itu terjadi setelah dia mengunjungi Xinjiang, April 2014 lalu, beberapa pekan usai insiden militan Uighur menikam lebih dari 150 orang, di sebuah stasiun kereta.

Peristiwa itu menewaskan 31 orang. Xi pun menyatakan ‘perang total’ melawan terorisme, penghasutan, dan separatisme.

Menggunakan lembaga-lembaga partai, misi itu harus dilakukan ‘tanpa belas kasihan atau tanpa ampun’.

Serangan teroris di berbagai belahan dunia serta penarikan pasukan Amerika Serikat dari Afghanistan, juga menambah kekhawatiran Xi, hingga dia menerapkan kebijakan itu.

Pembangunan kamp penahanan di Xinjiang, terus berkembang pesat, sejak penunjukan Chen Quanguo, salah satu pemimpin partai, pada Agustus 2016.

Namun, kebijakan itu terhambat penentangan dari para pejabat lokal, yang khawatir bisa menimbulkan ketegangan antar-etnis, dan mengganggu pertumbuhan ekonomi.

Chen, dikatakan menanggapi masalah itu dengan menyerukan penangkapan para pejabat lokal yang melawan atau menghalangi kebijakan ini.

Termasuk seorang pemimpin daerah yang dijebloskan ke penjara, setelah diam-diam membebaskan ribuan tahanan dari kamp.

Berkas-berkas yang bocor itu, keseluruhan ada 24 dokumen, di antaranya berisi materi yang diduplikasi.

Baca Juga: Cerita Mantan Tahanan Kamp Xinjiang: Saya Merasa Terhina

Dokumen itu juga memuat 200 halaman pidato internal Xi, dan para pemimpin partai lainnya, serta lebih dari 150 halaman berisi arahan, dan laporan dari pemantauan dan pengelolaan etnis Uighur di Xinjiang.

Selain itu, ada juga rujukan untuk merencanakan pelarangan Islam di sejumlah wilayah China lainnya.

“Anggota keluarga, termasuk Anda, harus mematuhi hukum dan peraturan negara, dan tidak percaya atau menyebarkan desas-desus,” kata pejabat dalam salah satu lembar dokumen.

“Hanya dengan begitu kamu dapat menambahkan poin untuk anggota keluargamu, dan setelah periode penilaian, mereka bisa meninggalkan sekolah jika mereka memenuhi standar kelulusan kursus,” sambungnya.

Diketahui, berkas dokumen ini dibocorkan oleh seorang pejabat pemerintah yang tidak ingin diketahui identitasnya.

Orang itu berharap, pengungkapan ini bisa mencegah para pemimpin partai, termasuk Presiden Xi, lari dari tanggung jawab.

Dokumen selengkapnya, bisa dilihat di sini!