Berita  

Dukung Muslim Perangi Islamofobia, Wanita non Muslim Kanada Ikut Berkerudung

Canada Against Islamophobia
Warga London, Ontario, Kanada, berkumpul di Victoria Park, Jumat (18/6/2021), untuk mendukung, 'Hijabs for Harmony'. Mereka bersama-sama memerangi Islamofobia. Foto: Global News/Sawyer Bogdan

Ngelmu.co – Sebagai bentuk dukungan terhadap warga Muslim dalam memerangi Islamofobia di negaranya, wanita non Muslim di Kanada, ikut berkerudung.

Mereka menggelar aksi damai, ‘Hijabs for Harmony’, di Victoria Park, pasca peristiwa yang terjadi di London, Ontario, Ahad (6/6) lalu.

Di mana terdakwa, Nathaniel Veltman, sengaja melancarkan serangan teror terhadap satu keluarga Muslim, karena agama yang mereka anut adalah Islam.

Ia mengendarai mobil pikap hitamnya, menaiki trotoar, kemudian menabrak keluarga tersebut di persimpangan jalan, hingga menewaskan 4 dari 5 korban.

Peristiwa itu menjadi duka, bukan hanya bagi Muslim di Kanada, tapi juga warga pada umumnya.

Setidaknya, ada 80 warga London, Ontario, yang turut menghadiri ‘Hijabs for Harmony’.

Mereka berupaya agar seluruh warga Kanada paham maksud sebenarnya tentang jilbab, sekaligus pentingnya memerangi Islamofobia.

Acara yang berlangsung pada pukul 17.00 waktu setempat itu melibatkan beberapa pembicara dari Muslim Association of Canada (MAC).

Lebih lanjut, mereka berkeliling Victoria Park, sebagai bentuk solidaritas, sebelum kembali mengheningkan cipta untuk para korban.

Acara ini juga merupakan bagian dari sejumlah pertemuan yang berlangsung di seluruh negeri.

Tujuannya adalah mendorong pemerintah agar semakin serius mengatasi masalah Islamofobia di Kanada.

“Di saat banyak wanita takut untuk keluar dengan jilbab mereka, karena sekarang mereka telah menjadi minoritas yang terlihat, dukungan ini mendorong mereka untuk melanjutkan pilihan yang telah mereka ambil.”

Warga London, Ontario, yang juga anggota Muslim Association of Canada (MAC), Reem Sultan, di ‘Hijabs for Harmony’, Victoria Park, Jumat (18/6/2021). Foto: Global News/Sawyer Bogdan

Demikian kata Reem Sultan, warga London, Ontario, yang juga anggota Muslim Association of Canada, mengutip Global News, Ahad (20/6).

Ia juga menjelaskan kepada seluruh yang hadir, tentang mengapa Muslimah, mengenakan jilbab.

Selain untuk memberi tahu para non Muslim, Reem, juga berjuang memerangi stereotip yang berkaitan dengan pakaiannya.

Baca Juga:

Sementara perwakilan non Muslim yang ikut berkerudung, Barbara Legate, menegaskan pentingnya menunjukkan solidaritas.

Baik dengan para Muslimah, pun masyarakat lainnya di Kanada. Terlebih perempuan, kerap menjadi target kekerasan.

Barbara juga mengaku, mengadakan acara ini karena terinspirasi dari kegiatan serupa di Christchurch, Selandia Baru, pasca serangan teror [di sebuah masjid, pada 2019 lalu].

Lebih lanjut, ia, mengaku tidak ingin akibat teror Veltman, sikap Muslim Kanada terhadap jilbab, berubah menjadi sekadar kostum.

Penyelenggara ‘Hijabs for Harmony’, Barbara Legate, di Victoria Park, Jumat (18/6/2021). Foto: Global News/Sawyer Bogdan

“Jilbab itu sangat penting bagi wanita yang memilih untuk memakainya,” kata Barbara.

“Kami ingin, tampilan yang layak, kami hadirkan bersama Anda,” sambungnya, sebagai bentuk dukungan yang nyata.

Muslimah London, Ontario, lainnya yakni Safiya Shaikha pun demikian. Ia menilai, setiap orang berhak memakai apa pun yang mereka pilih.

“Jilbab, bagi saya bukan hanya penutup kepala,” tegasnya.

“Bagi saya, ini [jilbab] adalah Islam, [pilihan] saya, bukan hanya agama atau apa yang Anda yakini secara spiritual, ini adalah cara hidup,” jelas Safiya.

Sebelumnya, Veltman, yang tak mengenal korban, mengaku sengaja merencanakan aksi biadabnya, karena benci dengan Islam.

Maka itu, kejaksaan Kanada pun mendakwanya dengan pasal terorisme. Jaksa penuntut, meningkatkan tuduhan sesuai hukum pidana yang berlaku.

Para pejabat Kanada, termasuk Perdana Menteri (PM) Justin Trudeau, juga mengecam aksi Veltman.

Pekan lalu di parlemen, ketika para politikus memberikan penghormatan terhadap para korban, ia menyampaikan dukanya.

Secara tegas, Trudeau, juga menyebut serangan ini sebagai tindakan terorisme berlandaskan kebencian, bukan kecelakaan.

“Pembunuhan ini bukan kecelakaan. Ini adalah serangan teroris. [Pelaku termotivasi] oleh kebencian di hati.”

Demikian tuturnya, usai mengheningkan cipta untuk para korban di House of Commons, Rabu (9/6) lalu.

Trudeau juga mengaku, mendukung komunitas Muslim, baik di Kota London, pun seluruh bagian negerinya.

“Islamofobia tidak memiliki tempat di komunitas kami,” ujarnya yang kemudian berjanji, “Kebencian ini berbahaya dan tercela, dan itu, harus dihentikan.”