Eks Agen CIA Bongkar Persekongkolan AS-Israel soal Virus Corona

Persekongkolan AS-Israel soal Virus Corona

Ngelmu.co – Bicara tentang mewabahnya virus Corona (COVID-19) di dunia, Mantan Perwira Intelijen Militer dari Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (CIA), Philip Giraldi, menyampaikan hal yang cukup mengejutkan.

Pasalnya, ia menyebut adanya persekongkolan antara Amerika Serikat dengan Israel, di balik merebaknya virus Corona.

Pernyataan itu ia sampaikan melalui sebuah artikel di laman Strategic Culture Foundation.

Giraldi mengatakan, virus mematikan itu tak terjadi karena proses alami mutasi genetika.

Melainkan hasil kesengajaan, yang diproduksi di sebuah laboratorium, yang diduga untuk senjata perang biologis dunia.

Berikut pernyataan lengkap Giraldi:

Laporan media arus utama yang paling umum dilaporkan tentang penciptaan virus Corona, menunjukkan bahwa itu berasal dari mikroorganisme yang ditularkan oleh hewan [kelelawar liar], yang dikonsumsi oleh seorang warga Wuhan, Cina.

Namun, tampaknya ada beberapa bukti yang dapat membantah pernyataan tersebut.

Di beberapa provinsi yang berdekatan dengan Cina, kelelawar liar lebih banyak didapatkan, tetapi belum mengalami wabah besar penyakit ini.

Karena hal itu dan faktor-faktor lain, muncul spekulasi signifikan, bahwa Corona, tak terjadi secara alami melalui mutasi, melainkan diproduksi di laboratorium, mungkin sebagai agen perang biologis.

Beberapa laporan menunjukkan, terdapat komponen virus yang terkait dengan HIV, dan tidak mungkin terjadi secara alami.

Jika benar virus yang awalnya sengaja dikembangkan atau bahkan diproduksi untuk dipersenjatai, kemudian dari Institut Virologi Wuhan, berlanjut masuk ke populasi hewan dan manusia, bisa saja itu ‘kecolongan’.

Teknisi yang bekerja di lingkungan seperti itu, sadar bahwa ‘kebocoran’ dari laboratorium memang sering terjadi.

Teori lain adalah munculnya beberapa spekulasi, karena Pemerintahan Trump, terus-menerus mengangkat masalah meningkatnya daya saing global Tiongkok, sebagai ancaman langsung terhadap keamanan nasional AS, dan dominasi ekonomi.

Maka bukan tak mungkin, jika Washington telah menciptakan dan melepaskan virus sebagai upaya, membawa pertumbuhan ekonomi Beijing dan militer mungkin turun beberapa tingkat.

Memang, sulit untuk dipercaya, jika Gedung Putih, bahkan Trump, akan melakukan sesuatu dengan begitu sembrono. Namun, ada preseden untuk jenis perilaku itu.

Pada tahun 2005-2009, pemerintah AS dan Israel, secara diam-diam mengembangkan virus komputer yang disebut Stuxnet.

Dimaksudkan untuk merusak sistem kontrol dan pengoperasian komputer Iran, yang digunakan dalam program penelitian nuklir negara tersebut.

Stuxnet diakui, bertujuan untuk merusak komputer, bukan untuk menginfeksi atau membunuh manusia.

Tetapi kekhawatiran bahwa itu akan menyebar dan berpindah menginfeksi komputer di luar Iran, terbukti akurat.

Pasalnya, Stuxnet menyebar ke ribuan PC di luar Iran, di negara-negara sejauh Cina, Jerman, Kazakhstan, bahkan sampai Indonesia.

Tak pelak, ada kisah Israel yang mungkin bisa menjelaskan apa yang sedang terjadi di Tiongkok.

Para ilmuwan di Galilee Research Institute Israel, saat ini mengklaim bahwa mereka akan memiliki vaksin terhadap virus Corona, dalam beberapa pekan, dan siap untuk didistribusikan serta digunakan dalam waktu 90 hari.

Lembaga ini mengaku, telah terlibat dalam empat tahun penelitian tentang avian Coronavirus, yang didanai oleh Kementerian Sains, Teknologi, dan Pertanian Israel.

Mereka mengatakan, virus ini mirip dengan versi yang sebelumnya telah menginfeksi manusia, hingga menyebabkan terobosan dalam pengembangan, melalui manipulasi genetik.

Sayangnya, beberapa ilmuwan membantah, karena menilai vaksin baru bisa diproduksi paling cepat untuk mencegah, setelah virus muncul.

Maka mereka pun mengingatkan, kalaupun vaksin dikembangkan, biasanya harus diuji terlebih dulu untuk mengetahui efek samping.

Biasanya, proses tersebut akan memakan waktu lebih dari setahun, sampai akhirnya bisa digunakan pada manusia yang terinfeksi.

Jika AS dianggap memiliki andil dalam menciptakan virus Corona, di sisa-sisa pusat penelitian senjata biologi yang dulunya luas di Ft Detrick Maryland, maka sangat mungkin jika Israel, yang menjadi mitranya dalam proyek tersebut.

Membantu mengembangkan virus, juga akan menjelaskan bagaimana para ilmuwan Israel, telah mengklaim keberhasilan dalam menciptakan vaksin dengan begitu cepat.

Mungkin karena virus dan penawarnya dikembangkan secara bersamaan.

Bagaimanapun, ada konsekuensi politik yang nyata, atas munculnya virus Corona, dan tak hanya di Cina.

Di negaranya pun, Trump disalahkan, karena berbohong tentang virus, serta merancang berbagai skenario dalam publikasi. Kemungkinan hal ini akan berdampak pada pemilihan di tahun 2020.

Jika ekonomi tenggelam bersamaan dengan pasar saham, maka akan berdampak buruk pada Trump, apakah dia sebenarnya bersalah atau tidak.

Jika penahanan serta pengobatan penyakit itu tak berjalan baik di AS, maka akan sangat mungkin, muncul reaksi yang signifikan, terutama karena Demokrat telah mempromosikan peningkatan perawatan kesehatan.

Namun, satu pakar berpendapat, bahwa penyakit dan ekonomi yang tenggelam tak akan jadi masalah, selama ada perubahan haluan sebelum pemilihan. Pasalnya, banyak yang bisa terjadi dalam delapan bulan ke depan.

Kemudian, ada masalah keamanan nasional kebijakan luar negeri seperti yang terlihat dari Yerusalem dan Washington.

Sulit untuk menjelaskan mengapa Corona, telah menyerang satu negara khususnya selain Cina dengan sangat parah.

Negara itu adalah Iran, musuh kedua AS yang sering dibicarakan.

Jumlah kasus virus Corona di Iran, terus meningkat, di mana mayoritas yang positif adalah para pejabat pemerintah.

Dari 205 kasus COVID-19, pemerintah mengklaim total menjadi 593 dengan 43 kematian, meskipun laporan rumah sakit tak resmi menunjukkan, bahwa kematian sebenarnya lebih dari 100.

Artinya, jumlah kematian itu menjadi yang tertinggi, di luar Cina.

Tak kurang dari lima Anggota Parlemen Iran, positif Corona.

Wakil presiden Iran, Masoumeh Ebtekar, dan Wakil Menteri Kesehatan Iran, Harirchi, juga telah dikonfirmasi positif COVID-19.

Jadi, Anda bisa menentukan. Corona terjadi secara alami, bocor dari laboratorium Cina, atau bahkan dari AS-Israel.

Jika seseorang mencurigai Israel dan/atau AS, maksudnya jelas adalah untuk menciptakan senjata biologis yang akan merusak dua negara yang telah ditetapkan sebagai musuh.

Namun, virus Corona tak dapat diatasi dengan mudah, karena jelas, ribuan orang telah mati.

Mirisnya, seperti halnya Stuxnet, begitu jin keluar dari botol, sangat sulit untuk membuatnya masuk kembali.

Baca Juga: Benarkah Virus Corona ‘Senjata Biologi’ yang Bocor dari Laboratorium di Wuhan?