Berita  

Erdogan Respons Dugaan Emmanuel Macron Terhadap 76 Masjid di Prancis

Erdogan Macron Muslim France

Ngelmu.co – Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, merespons pemerintahan Presiden Emmanuel Macron, yang menduga 76 masjid di Prancis–tersebar di berbagai kota–mengajarkan paham radikalisme dan separatisme.

“Emmanuel Macron itu beban untuk Prancis. Macron dan Prancis, akan memasuki periode-periode yang berbahaya.”

“Harapan saya, Prancis mau menyingkirkan Macron, sesegera mungkin.”

Demikian tutur Erdogan, mengutip Al Jazeera, Jumat (4/12).

Baca Juga: Kado Istimewa Recep Tayyip Erdogan untuk Sarkozy

Sebelumnya, pemerintah Prancis, menginvestigasi ke-76 masjid terkait, secara menyeluruh.

Selanjutnya, jika kecurigaan terbukti, mereka menegaskan, akan menutup masjid-masjid tersebut.

Bukan hanya ‘mengincar’ masjid, Prancis, juga telah lebih dulu menyasar figur-figur yang mereka duga radikal.

Setidaknya, ada 66 orang–imigran–yang mereka klaim, terbukti radikal, sehingga langsung dideportasi oleh Prancis, ke kampung halaman masing-masing.

Prancis, mengklaim berbagai langkah yang menyasar penganut radikalisme tersebut, sebagai upaya mempertahankan sekularisme.

Pihaknya menyakini, dalam beberapa bulan terakhir, upaya separatis dari kelompok radikal, semakin agresif.

Pernyataan yang keluar, mengacu pada berbagai peristiwa teror di Prancis, hingga pemerintahan Macron, merasa harus jauh lebih tegas dalam menindak persoalan radikalisme.

Mendengar kritik Erdogan, Macron, justru mengatakan tidak ada islamofobia dalam kebijakan pemerintahannya.

“Kami bukan Hungaria, bukan Turki,” kata Macron, mengutip Channel New Asia.

“Saya tidak bisa menerima Prancis, dikatakan mengurangi kebebasan,” imbuhnya.

“Prancis justru diserang, karena memperjuangkan kebebasan berpendapat,” pungkas Macron.