Facebook Blokir akun Milik Permadi Arya, Polisi akan Jadikan Petunjuk Ungkap Hoaks Saracen

Permadi Arya alias Abu Janda

Ngelmu.co, JAKARTA – Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Kepolisian RI Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan data dari facebook akan dijadikan petunjuk sebagai salah satu alat bukti. Hal itu dikatakan Dedi terkait aksi facebook yang memblokir akun milik Permadi Arya.

Akun Permadi Arya yang diberi nama Abu Janda Al Boliwoodi itu diblokir karena aktivitas tak wajar dan terkait penyebaran hoaks Saracen.

Namun demikian, Dedi mengatakan pihaknya belum bisa memastikan apakah Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri akan langsung memproses informasi tersebut. Jika ada bukti yang menguatkan, polisi akan memprosesnya.

“Polri akan melakukan proses penegakan hukum sesuai dengan fakta-fakta hukum yang yang ada. Siapa pun yang terlibat kita tindak sesuai dengan fakta hukum yang ditemukan oleh penyidik Ditsiber,” ujar dia, seperti dikutip dari Republika pada Selasa (12/2/2019).

Sebagai informasi, Facebook pada akhir Januari 2019 lalu telah menghapus akun, grup, dan halaman yang dinilai terlibat kategori perilaku tidak otentik yang terkoordinasi di Indonesia.

Mengutip dari  laman Newsroom.fb.com, Kepala Kebijakan Keamanan Siber Facebook, Nathaniel Gleicher mengumumkan Facebook menghapus 207 halaman, 800 akun, 546 grup di situs sosial media itu.

Facebook menyatakan akun, grup dan halaman itu terlibat dalam perilaku tidak otentik yang terkoordinasi di Facebook di Indonesia. Artinya, akun, grup, dan halaman tersebut disebut menyesatkan orang lain tentang sosok atau aktivitas di sosial media Facebook.

“Semua halaman, akun, dan grup ini ditautkan ke grup Saracen, sindikat daring di Indonesia,” kata Gleicher.

Facebok menyebut sejumlah akun, grup, dan halaman yang dihapus, seperti, Permadi Arya (halaman), Kata Warga (halaman), Darknet ID (halaman), Berita Hari Ini (grup), AC Milan Indo (grup).

Gleicher mengatakan Facebook mencatat halaman, grup, dan akun itu berdasarkan perilaku di sosial media, bukan konten posting atau unggahan.

Dia menegaskan Facebook terus berupaya mendeteksi dan menghentikan jenis aktivitas itu. Sebab, Facebook tidak ingin layanannya digunakan untuk memanipulatif orang lain.

Gleicher menambahkan pengumuman penghapusan itu merupakan salah satu langkah yang Facebook lakukan untuk mencegah penyalahgunaan platform situs itu.