Geert Wilders, Politisi Belanda Anti Islam yang Akun Twitternya Terancam Diblokir

 

Pemimpin Partai Kebebasan Belanda PVV, Geert Wilders dianggap sering mengemukakan ujaran-ujaran kebencian (hate speech) melalui akun Twitter-nya. Wilders dikenal sering memancing kontroversi dengan pernyataan anti-Islam dan merendahkan para imigran.

Terkait hal ini, Federasi Kebudayaan Islam Turki TICF mendesak Twitter untuk segera memblokir akun politisi yang menjadi satu-satunya anggota dalam partai yang didirikannya itu.

“Kami akan menempuh jalur hukum, jika jaringan media sosial tersebut (Twitter) tidak bertindak,” ujar pengacara TICF Ejder Kose, Rabu (7/11).

Organisasi yang menaungi 144 masjid Turki di Belanda itu telah mengirimkan surat permintaan secara resmi kepada Twitter.

“Beberapa tweet Wilders telah melanggar tata cara platform Twitter itu sendiri serta undang-undang di beberapa negara, termasuk Tunisia, Pakistan, Maroko, dan Indonesia,” ujar Kose.

Twitter, tambah Kose, telah menyediakan panggung bagi Wilders untuk menyampaikan ujaran-ujaran kebencian ke seluruh dunia.

“Tidak hanya Wilders, tetapi juga Twitter, dapat dihukum di negara-negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam,” tegas Kose.

Kose mengungkapkan pihaknya siap menempuh jalur hukum apabila permintaanya tidak ditanggapi oleh Twitter selama tiga minggu.

“Maju ke pengadilan adalah hal terakhir yang ingin kami lakukan. Tetapi jika kami harus melakukannya, kami akan melakukannya,” kata Kose.

Seperti diketahui Geert Wilders merupakan politisi Belanda yang sangat kontroversial. Pada September 2017, Wilders menyebut Nabi Muhammad sebagai ‘pedofil, pembunuh massal, teroris, dan orang gila’,

Wilders juga pernah berusaha menggelar kompetisi kartun Nabi Muhammad, namun membatalkannya setelah ada aksi protes dari kelompok Islam di berbagai negara.

Pada Senin (5/11) Geert Wilders menolak tuntutan pemblokiran akunnya di Twitter. Ia juga menyebut tuntutan TICF sebagai sebuah “kegilaan.”