Berita  

Geram dengan Kekejaman India, Tifatul Sembiring Ajak Boikot Produk Negara Tersebut

Tifatul Sembiring Ajak Boikot Produk India

Ngelmu.co – Anggota DPR RI A-411, Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Tifatul Sembiring, geram dengan kekejaman yang terjadi di Delhi, India. Pasalnya, sekelompok Hindu radikal dilaporkan melakukan pembantaian terhadap Muslim setempat.

Menteri Komunikasi dan Informatika 2009-2014 itu pun mengajak publik, untuk memboikot produk-produk asal India. Mulai dari makanan hingga film.

Hal ini ia sampaikan melalui media sosial Twitter pribadinya, @tifsembiring, seperti dikutip Ngelmu, Senin (9/3).

“Boikot produk India, kejam terhadap ummat Islam,” tulisnya, dengan mencantumkan tautan berita yang menginformasikan rencana pemerintah Indonesia, mengimpor 100.000 ton daging kerbau dari India.

Tifatul juga menyampaikan hal yang sama, saat membagikan potret film Kuch Kuch Hota Hai, yang dibintangi oleh aktor ternama Shah Rukh Khan dan Kajol.

“Boycott India product,” tutur Tifatul.

Cuitannya tersebut langsung mendapatkan beragam komentar dari pengguna media sosial lainnya.

Ketika sebagian mendukung apa yang disuarakan oleh Tifatul, ada pula beberapa pihak yang mengkritiknya.

Namun, alih-alih diam, Tifatul justru menjawab berbagai kritik tersebut dengan tegas.

Taunusukan: Rasis betul, Pak. Kalau betul itu dilakukan oleh pemerintah india sendiri, kemungkinan besar sudah dapat teguran dari PBB. Jangan sampai sapi yang dikorupsi juga haram ya, Pak.

“Otak situ kali yang rasis. Update info dong. Jangan di kolam terus,” jawab Tifatul.

Lebih lanjut ketika @amyprovis** menilai ia berlebihan menanggapi kerusuhan India, “Lebay lo Tul. Bisnis is bisnis. Udahlah, jangan maenan psikologi massa. Berpolitik-lah yang sehat. Sama Amerika saja mau dagang yang tentaranya pernah kencingin kitab suci. Kenapa lo rese sama India. Aneh,”

Tifatul kembali menjawab santai, “Bawel, laki kok bawel, kek wong betino bae,” balasnya.

Ketegasan itu ia suarakan, tak lain karena dirinya menilai, India sudah begitu kejam dengan umat Islam.

Jika dilihat dari kolom jawaban, tak sedikit yang sepakat dengan apa yang dilontarkan Tifatul.

Mereka pun mengkritik langkah pemerintah yang akan melakukan impor daging kerbau dari India, di tengah peristiwa berdarah ini.

Sutrisno: Harusnya berani membatalkan impornya. Sebagai reaksi protes perlakuan biadab terhadap Muslim India. Sebagai salah satu bentuk reaksi dari negara yang berpenduduk Muslim terbesar di Dunia.

Asep Mulyana: Masalahnya, pemerintah RI ada empati dan ikut peduli ga dengan penderitaan umat Muslim india? Andai saya presidennya, jangankan boikot, bila perlu putus hubungan diplomatik, karena sudah tidak sesuai dengan mukadimah UUD 45.

Mauls: Miris, negara banyak pulau, daging masih impor. Rumput tidak sulit, kenapa tidak swasembada daging, kenapa ga ambil satu pulau khusus untuk pengembangbiakan ternak.

Uburuburmanis: Pemerintah kok senang banget menyakiti umat Muslim. Mereka itu binatang atau apa?

Baca Juga: Tegas, Erdogan Mengecam ‘Pembantaian’ Muslim di India

Sebelumnya diberitakan, kerusuhan terjadi di tiga wilayah mayoritas Muslim di India, sekitar 18 kilometer dari ibu kota Delhi, Ahad (23/02).

Kelompok yang mendukung Undang-Undang Amandemen Kewarganegaraan baru, yang dinilai kontroversial dan anti-Islam itu, memprotes blokade yang dilakukan oleh mereka yang menentang.

Pemimpin BJP, Kapil Mishra, dituding terlibat dalam kerusuhan, karena sebelumnya ia mengancam kelompok yang menentang RUU.

Usai kerusuhan, kota itu terus diselimuti kegelisahan, sebab kini, bentrok bukan lagi tentang hukum kewarganegaraan baru.

Media setempat mengatakan, kekerasan sudah berubah menjadi sektarian, dengan laporan orang diserang berdasarkan agama mereka.

Wartawan BBC dari India, Faisal Mohammed, mengatakan jika setidaknya dua masjid dirusak dalam kerusuhan, dengan lembaran Al-Qur’an yang berserakan di tanah.

Dr zakir Naik, pun telah menyampaikan pesan untuk para pemimpin Muslim di seluruh dunia, terkait kericuhan yang terjadi di India.

“Tetap diam sementara saudara-saudara kita dianiaya, sama saja dengan meninggalkan mereka,” demikian kutipan pernyataan yang ia tulis di laman Facebook resminya, Kamis (27/2).

“Sementara berdiri di sela-sela ketika hal itu terjadi, artinya kita menjadi mitra dalam kejahatan,” sambung Dr Zakir Naik.

Baca Juga: Terkait India, Dr Zakir Naik Berpesan Kepada Para Pemimpin Muslim di Seluruh Dunia

Diketahui, hingga 7 Maret 2019, sedikitnya 50 orang dikabarkan meninggal dunia akibat kerusuhan serta pembakaran di Delhi. Di mana mayoritasnya adalah Muslim.