Berita  

Ilmuwan Cina Klaim Corona Buatan Manusia di Lab Wuhan, Benarkah Demikian?

Li-Meng Yan Corona Covid Wuhan

Ngelmu.co – Seorang ilmuwan–ahli virologi–asal Cina, Dr Li-Meng Yan, mengklaim bahwa virus Corona, sebenarnya buatan manusia di laboratorium, Wuhan, Hubei, Tiongkok.

Perlu diketahui, Yan, kabur ke Amerika Serikat (AS), pada April lalu, untuk bersembunyi.

Pasalnya, keselamatan Yan, terancam usai mengklaim kemungkinan Corona, berasal dari laboratorium Wuhan.

Yan, merilis pernyataan itu lewat bukti ilmiah, juga dalam beberapa kesempatan wawancara dengan berbagai media.

“Hal pertama adalah pasar (daging) di Wuhan, merupakan pengalihan, dan virus ini sebenarnya bukan dari alam, ini buatan manusia,” ujarnya, dalam wawancara di acara talk show Inggris ‘Loose Women‘, Jumat (11/9).

Yan mengklaim, memiliki bukti ilmiah yang dapat membuktikan jika Corona, buatan manusia.

Bukti yang saat ini sudah ia terbitkan dalam sebuah makalah ilmiah digital, pada website Zenodo.

Makalah itu berjudul, ‘Unusual Features of the SARS-CoV-2 Genome Suggesting Sophisticated Laboratory Modification Rather Than Natural Evolution and Delineation of Its Probable Synthetic Route’.

Yan, merilisnya pada 14 September lalu. Ia menulis, COVID-19 terbentuk dengan mudah dalam waktu enam bulan, di laboratorium Wuhan.

Ia juga menyebut, SARS-CoV-2, menunjukkan karakteristik biologis yang berbeda dengan virus zoonosis–ditularkan dari hewan ke manusia–pada umumnya.

“Teori bahwa virus mungkin berasal dari laboratorium penelitian, bagaimanapun, harus ditinjau secara ketat oleh sejawat, sebelum diterbitkan dalam jurnal ilmiah.”

“Meskipun demikian, SARS-CoV-2, menunjukkan karakteristik biologis yang tidak sesuai dengan virus zoonosis yang terjadi secara alami,” beber Yan, seperti dilansir news.com.au.

Namun, perlu dicatat, jika makalah itu berupa pra-cetak.

Artinya, tulisan Yan bersama dengan tiga rekan penelitinya–Shu Kang, Jie Guan, dan Shanchang Hu–belum melalui peer-review.

Ilmuwan lain belum meninjau makalahnya. Hal yang seharusnya diperlukan dalam sebuah jurnal ilmiah.

Beberapa ahli pun meragukan makalah Yan, dan menyebutnya tidak kredibel.

Setidaknya, ada enam ahli biologi dan penyakit menular, yang menilai makalah riset Yan, tak memberi informasi baru.

Bahkan, Yan, disebut telah membuat klaim yang tidak berdasar. Jurnal ilmiahnya, juga dinilai lemah.

“Laporan pra-cetak ini tidak punya kredibilitas apa pun saat ini,” kata pakar patogenesis mikroba di University of Bath Inggris, Andrew Preston, seperti dilansir Newsweek.

Ahli virus di McMaster University, Arinjat Banerjee, juga meragukan pernyataan Yan, yang menyebut fitur pembelahan furin–bagian dari protein lonjakan virus yang digunakan untuk menempel pada sel manusia–sengaja dimasukkan ke dalam virus.

Baca Juga: Soal Corona di Wuhan, Dokter Tentara Cina Beberkan Rahasia

Sementara seorang ahli biologi evolusi University of California, Jonathan Eisen, berpendapat jika makalah Yan, penuh dengan klaim tak berdasar.

Begitupun dengan seorang ahli biologi evolusi di University of Washington di Seattle, Carl Bergstrom, yang juga menyampaikan hal serupa.

“Laporan ini tidak di-dasarkan pada interpretasi objektif dari genom SARS-CoV-2.”

“Interpretasi yang dibuat tidak didukung oleh data, tidak berdasar, dan sebagian besar yang dinyatakan tidak jelas.”

“Laporan tersebut, tampaknya dimulai dengan sebuah hipotesis tentang asal mula SARS-CoV-2.”

Sebagai informasi, Yan, pernah menyebut Cina, berbohong saat ia mengetahui adanya bug pembunuh, dan terlibat dalam menutup-nutupi pekerjaannya secara ekstensif.

Mantan pengawasnya di Hong Kong School of Public Health–sebuah laboratorium rujukan World Health Organization (WHO)–juga disebut telah membungkamnya.

Saat itu, tepatnya pada Desember 2019, Yan, mengingatkan tentang adanya penularan antar manusia, dari virus Corona.

Merasa terancam, Yan, akhirnya melarikan diri dari Hong Kong ke Amerika Serikat (AS), April lalu.

Ia pun ingin membuktikan, bahwa COVID-19, dibuat di laboratorium Wuhan.

“Urutan genom seperti sidik jari manusia. Jadi berdasarkan itu, Anda dapat mengidentifikasi hal-hal ini.”

“Saya menggunakan bukti… untuk memberi tahu orang-orang, mengapa itu datang dari laboratorium di Cina, mengapa hanya mereka yang membuatnya.”

“Siapapun, meskipun Anda tidak memiliki pengetahuan biologi, Anda dapat membacanya, dan Anda dapat memeriksa serta mengidentifikasi, dan memverifikasi sendiri.”

Yan juga menambahkan, sebelum melarikan diri ke AS, informasi itu sudah dihapus dari database pemerintah.

“Mereka menghapus semua informasi saya,” kata Yan.

“Dan menambahkan, bahwa orang-orang telah direkrut ‘untuk menyebarkan rumor tentang saya, bahwa saya pembohong’,” sambungnya.

Terlepas dari itu, Direktur Institut Virologi Wuhan, Yuan Zhiming, telah membantah laporan bahwa virus Corona adalah hasil rekayasa ilmuwan Cina di laboratorium yang mengalami kebocoran.

“Tidak mungkin virus ini berasal dari kami,” akuan Zhiming, April 2020 lalu.