Berita  

Indeks Keberlanjutan Pangan RI Jauh di Bawah Ethiopia dan Zimbabwe

Indeks Pangan Indonesia di Bawah Ethiopia dan Zimbabwe

Ngelmu.co – Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Arif Satria, memaparkan bagaimana sejumlah indikator pangan dunia menunjukkan Indonesia, tertinggal dari negara lain [dalam lima tahun terakhir].

Bahkan, sebagai negara agraris, peringkat Indonesia dalam indeks keberlanjutan pangan, jauh di bawah Ethiopia dan Zimbabwe.

“Dulu kita tahu Ethiopia itu adalah negara yang identik dengan kelaparan,” kata Arif.

Hal itu ia sampaikan, dalam diskusi bertajuk, ‘Daya Tahan Sektor Pertanian: Realita atau Fatamorgana?’, Rabu (17/2) kemarin, di kanal YouTube INDEF.

“[Tapi sekarang] Ternyata punya ranking lebih bagus untuk food sustainability index, dibanding kita,” sambung Arif.

“Zimbabwe dan Ethiopia jauh di atas Indonesia,” imbuhnya lagi.

Food Sustainability Index, bahkan menempatkan Indonesia di posisi ke-60.

Di saat yang bersamaan, Ethiopia berada di posisi ke-27, dan Zimbabwe menempati peringkat ke-31.

Perlu menjadi perhatian, karena semakin besar angka, menunjukkan semakin buruknya peringkat sebuah negara.

Food Sustainability Index sendiri mengacu kepada tiga indikator utama:

  1. Limbah pangan dan pertanian yang berkelanjutan–tidak merusak lingkungan;
  2. Menjaga ekonomi dan sosial di sekitarnya; serta
  3. Persoalan nutrisi, seperti obesitas.

Dalam indeks ini, Indonesia juga tercatat dalam tiga negara terburuk di dunia untuk limbah pangan.

Sebab, di setiap tahunnya, satu penduduk menghasilkan 300 kilogram limbah pangan.

Sementara Arab Saudi ada di bawah Indonesia, karena satu penduduknya menghasilkan limbah 427 kilogram–per tahun.

Baca Juga: Indonesia Tempati Urutan ke-85 dalam Analisis Keberhasilan Penanganan COVID-19 di 98 Negara

‘Beban’ Indonesia bukan hanya itu. Pasalnya, menurut indeks pemeringkatan Food Security Index, RI berada dalam urusan ke-62 [dari 113 negara di tahun 2019].

Artinya, ada masalah dalam keterjangkauan, ketersediaan, serta kualitas pangan.

“Problem besar secara global. Ada masalah food security index kita yang memang ini, ternyata bermasalah kalau kita ini jauh di bawah Malaysia,” jelas Arif.

Ia, juga menunjuk indikator Global Hunger Index yang mengukur sekaligus melacak kelaparan di seluruh dunia. Hasilnya:

  • Indonesia mendapat skor 19,1;
  • Filipina mendapat skor 19;
  • Vietnam mendapat skor 13,6;
  • Malaysia mendapat skor 13,3; dan
  • Thailand mendapat skor 10,2.

Perlu menjadi catatan, karena semakin besar skor, sama artinya dengan semakin parah kelaparan di negara tersebut.

“Dari sisi kelaparan, kita juga parah,” tegas Arif.