Indonesia Berduka: Musibah Bertubi-tubi, Hingga Wafatnya Para Ulama

Indonesia Berduka: Musibah Bertubi-tubi, Hingga Wafatnya Para Ulama

Ngelmu.co – Indonesia berduka, sejumlah kabar mengejutkan dan bencana alam terjadi di awal 2021. Hal tersebut terjadi saat Indonesia tengah bergulat dengan pandemi Covid-19 yang kian hari lonjakan kasusnya terus mencapai rekor.

Sederet musibah melanda secara tiba-tiba. Mulai dari jatuhnya pesawat, bencana alam, hingga wafatnya para ulama. Musibah ini terjadi bertubi-tubi.

Jatuhnya Pesawat

Mengawali rentetan bencana di tahun ini, terjadinya bencana non-alam, yaitu jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182, yang sebelumnya diketahui hilang kontak. Peristiwa nahas ini membuat publik terkejut. Sebab, pesawat tersebut baru tiga menit lepas landas dari bandara Soekarno-Hatta.

Pesawat yang jatuh di Kepulauan Seribu, Jakarta ini membawa 50 orang penumpang dan 12 kru dengan tujuan Pontianak. Kejadian ini merupakan bencana untuk Indonesia di awal tahun. Peristiwa jatuhnya pesawat Sriwijaya Air, terjadi sekitar pukul 14.40 pada Sabtu, 9 Januari 2021.

Longsor

Hanya berselang satu hari, tepatnya pada Minggu, 10 Januari 2021, duka kembali menyelimuti Tanah Air. Desa Cihanjuang, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, terjadi peristiwa longsor.

Peristiwa yang terjadi pada pukul 16.30 dan 18.00 WIB ini memakan korban sebanyak 40 orang. Bahkan, para petugas yang sedang melakukan evakuasi pun turut menjadi korban ketika longsor susulan terjadi.

Banjir di Kalimantan Selatan

Musibah demi musibah terus terjadi, membuat Indonesia berduka. Belum selesai bencana longsor di Sumedang, Indonesia kembali diterjang bencana lain. Kali ini banjir yang merendam sejumlah wilayah di Kalimantan Selatan.

Kabarnya, banjir terjadi pada Rabu, 13 Januari 2021. Akibatnya, empat kabupaten atau kota di Kalsel terendam. Total ada 30 desa lebih terendam dan ribuan warga terpaksa mengungsi.

Gempa di Sulawesi Barat

Banjir di Kalsel belum surut, Indonesia harus kembali berduka. Gempa berkekuatan 6,2 magnitudo menghantam Majene, Sulawesi Barat (Sulbar) pada Jumat, 15 Januari 2021.

Banyak warga yang terjebak, lantaran gempa terjadi pada pukul 02.28 dini hari. Di mana pada waktu tersebut warga sedang terlelap tidur. Sehingga, mereka tidak bisa menyelamatkan diri.

Sebelum gempa itu datang, wilayah Sulbar sudah berkali-kali diguncang gempat. Awalnya gempa berkekuatan 5,9 magnitudo terjadi pada Kamis siang. Gempa cukup besar ini sempat membuat panik warga.

Wafatnya Para Ulama

Selain bencana alam, musibah paling memilukan bagi Indonesia adalah wafatnya ulama besar. Salah satu kabar yang mengejutkan adalah meninggalnya ulama asal Madinah, Syekh Ali Jaber, pada Kamis, 14 Januari 2021.

Kabar tersebut menjadi duka mendalam bagi umat Muslim di Indonesia. Namun, di tengah kabar duka tersebut, pada 15 Januari, kita harus kembali menerima kabar mengejutkan atas berpulangnya ulama kharismatik yang juga Pengasuh Majelis Ta’lim Al-Afaf, Tebet, Jakarta, Sayyidil Walid Al-Habib Ali bin Abdurrahman Assegaf.

Wafatnya ulama adalah sebuah musibah besar bagi umat Islam. Sebab, ulama adalah pewaris Nabi. Wafatnya ulama berarti hilangnya pewaris Nabi. Bahkan, hal ini sudah ditegaskan oleh Rasulullah SAW dalam sabdanya yang artinya,

“Meninggalnya ulama adalah musibah yang tak tergantikan, dan sebuah kebocoran yang tak bisa ditambal. Wafatnya ulama laksana bintang yang padam. Meninggalnya satu suku lebih mudah bagi saya daripada meninggalnya satu orang ulama” (HR al-Thabrani dalam Mujam al-Kabir dan al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman dari Abu Darda’).

Selain dua ulama besar di atas, mungkin masih banyak orang-orang saleh yang wafatnya di bulan ini, dan tidak terekspos oleh media. Yang pasti kepergian para ulama dan orang-orang saleh adalah duka besar bagi umat Islam. Merekalah teladan dan guru panutan yang mengajarkan ilmu dan akhlak mulia.

Baca Juga: Habib Ali bin Abdurrahman Assegaf: Sosok Teladan, Guru Para Ustaz

Musibah-musibah yang merudung negeri tercinta, bisa saja menjadi sebuah peringatan atau teguran bagi kita semua. Dengan adanya musibah yang bertubi-tubi ini, semoga kita merenungkan dan kembali mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Wallahu a’lam.