Indonesia Mundur dari BWF World Championships 2021, Jurnalis Denmark Sentil PBSI

Indonesia Mundur World Championships
Gandra putra Indonesia, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (The Daddies), saat juara World Championships 2019. Foto: PBSI

Ngelmu.co – Tim Indonesia resmi mundur dari BWF World Championships (Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis) 2021.

Mendapati kabar ini, jurnalis Denmark, Jacob Qvirin, menyentil Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI).

Awalnya, akun Twitter resmi Humas dan Media Pengurus Pusat PBSI, @INABadminton, menyampaikan kabar.

“Tim bulu tangkis Indonesia, menarik diri dari keikutsertaan ke BWF World Championship 2021 atau Kejuaraan Dunia 2021, yang akan berlangsung di Huelva, Spanyol, pada 12-19 Desember 2021.”

Lalu, pihaknya menyampaikan alasan Ketua Umum PP PBSI Agung Firman Sampurna, mengambil keputusan tersebut.

“Demi menjaga keselamatan pemain, setelah mendapat masukan dari pengurus, pelatih, dan Kabid Binpres.”

“Penyebaran varian baru virus Covid-19, Omicron, yang tidak menentu, menjadi alasan utamanya.”

Keputusan pembatalan keberangkatan tim bulu tangkis Pelatnas Cipayung ini sesuai laporan Ketua Harian PP PBSI Alex Tirta kepada Agung.

“Ini mengingat pemerintah Republik Indonesia, sangat perhatian terhadap merebaknya varian virus Omicron.”

“Serta untuk menjaga kesehatan dan keselamatan para atlet,” jelas PBSI.

Menurut Alex, Agung juga telah menyetujui mundur Indonesia dari BWF World Championships 2021.

Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Rionny Mainaky, pun buka suara.

Ia bilang, “Penyebaran virus Omicron yang cepat, sehingga perubahan protokol kesehatan yang tidak menentu, membuat kami memutuskan untuk mundur dari Kejuaraan Dunia 2021.”

Menurutnya, PBSI tidak mau mengambil risiko. “Keselamatan dan kesehatan atlet lebih utama.”

“Para pemain juga sudah kami ajak berdiskusi, dan mereka setuju untuk menarik diri dari Kejuaraan Dunia,” jelas Rionny.

Selain itu, lanjutnya, juga ada imbauan dari pemerintah Indonesia.

“Di tengah pandemi yang belum mereda, untuk mengurangi kegiatan berpergian ke luar negeri.”

“Apalagi di sejumlah negara Eropa, juga terjadi lonjakan pesat kasus Covid-19,” papar Rionny.

Artinya, tim Indonesia tetap melanjutkan persiapan untuk menghadapi turnamen di 2022 mendatang.

Jacob Qvirin Sentil PBSI

Bagaimanapun penjelasan yang tertera, jurnali Denmark, Jacob Qvirin, tetap menyentil PBSI.

Melalui akun Twitter pribadinya, @jacobqvirin, ia bilang, “Ini sangat tidak menghormati dunia bulu tangkis lainnya dan BWF.”

Pasalnya, menurut Jacob, mereka baru saja bermain selama 3-4 pekan di Indonesia, Bali tepatnya.

Apalagi para atlet dari negara lain juga memuji Indonesia yang menjadi tuan rumah tiga turnamen beruntun.

“Sekarang, mereka harus bermain di Kejuaraan Dunia, di Eropa, mereka tidak peduli dengan olahraga itu,” kritik Jacob.

Ia juga menekankan, bagaimana semua atlet yang ikut turnamen di mana pun, telah menjalani vaksinasi.

“Jika semua negara ‘takut’ seperti Indonesia, mereka juga tidak akan datang ke Bali,” tegas Jacob.

“Semua olahraga lain terus berjalan, tetapi perkembangan kecil dalam pandemi, menghentikan bulu tangkis?,” sambungnya bertanya.

“Olahraga mati dengan cara ini… Kita tidak bisa berhenti hidup!,” tegasnya lagi.

Lebih lanjut, ketika ada yang memberikan dukungannya untuk Jacob, pria itu menjawab.

“Terima kasih, dan izinkan saya memperjelas, saya cinta bulu tangkis Indonesia, itu mengapa saya sangat kecewa dengan keputusan mereka.”

“Saya pikir, itu adalah kurangnya rasa hormat kepada pemain [negara] lain yang baru saja tinggal di Indonesia, selama beberapa pekan,” jelas Jacob.

Pencinta bulu tangkis Indonesia, @stefanyvonne, menjawab cuitan Jacob.

“Para pemain Indonesia, mereka jelas masih bersemangat menuju BWC hingga pekan lalu.”

“Tapi tiba-tiba di akhir pekan, wawancara mereka dengan jelas menunjukkan beberapa kata yang mencurigakan,” sambung Yvonne.

Ia pun meminta agar Jacob, bicara lebih keras. “Sebagian besar masyarakat Indonesia, kecewa.”

“Karena rumor tersebut sudah beredar sejak Ahad (5/12/2021). Namun, berita resminya baru rilis Rabu (8/12/2021) pagi,” tutur Yvonne.

“Bahkan,” sambungnya, “berita luar negeri melaporkannya lebih dahulu, dan tidak ada media yang bisa menghubungi PBSI, sama sekali.”

Bagaimana Jika Atlet Lelah?

Meski demikian, ada juga warganet yang membela PBSI; para atlet Indonesia lebih tepatnya.

“Jadi, jika alasan di balik mundurnya adalah karena para pemain lelah secara mental dan fisik, apakah Anda, juga akan menentang ini?”

Demikian pemilik akun Twitter @k2nej, bertanya kepada Jacob.

“Saya merasa aneh, Anda menyebut BWF. Seolah-olah banyak pemain tidak mengeluh tentang jadwal yang sangat padat dalam dua bulan terakhir.”

Di sisi lain, ia juga mengaku kesal lantaran tim Indonesia, tidak dapat melanjutkan perjuangan ke Huelva, Spanyol.

“Namun, saya merasa, kami hanya dapat menerima ini, karena ada begitu banyak alasan di baliknya.”

“Dan menentangnya, hanya membuatnya menjadi lebih buruk, bagi semua orang yang terlibat,” jelas @k2nej.

“Kalau alasan mundurnya benar-benar karena [tim Indonesia] lelah, maka apakah Anda akan menarik kembali pernyataan ‘tidak sopan’?,” tutupnya bertanya.

Jacob pun kembali menjawab, “Karena mereka lelah? Ayo… Saya tahu ada banyak turnamen, tapi itu adalah syarat yang sama untuk semua pemain.”

“Tampil, hormati turnamen, dan bermain dengan hati Anda,” begitu seharusnya keputusan tim Indonesia, menurut Jacob.

Beda cerita jika para pemain cedera, ujarnya, “Tentu tidak apa-apa untuk mundur, tapi seluruh tim? Tidak!”

Masih berbeda pendapat, @k2nej pun kembali menanggapi. “Setiap orang memiliki tingkat daya tahan yang berbeda.”

“Jika semua orang setuju dengan penarikan, itu aneh, karena Anda melabeli para pemain yang telah bermain non-stop selama 2,5 bulan [dari apa yang seharusnya menjadi turnamen selama 8-9 bulan] ‘tidak sopan’.”

“Ini masalah berbeda yang bahkan tidak akan saya diskusikan, jika para pemain dipaksa untuk mundur, tentu saja,” tegas @k2nej.

Kata Pelatih Ganda Putra

Sebelumnya, media Malaysia–New Strait Times–menjadi yang pertama mengabarkan soal mundurnya Indonesia dari BWF World Championships 2021.

Menurutnya, ada sumber dari Jakarta, yang bilang bahwa alasan yang mendasari tim Indonesia mundur, ada dua.

Pertama, karena khawatir dengan mengganasnya varian baru Covid-19, Omicron.

Sebab, berdasarkan laporan media Spanyol–El Pais–dalam 14 hari terakhir, kasus Covid-19 di negernya naik.

Dari 234, menjadi 248 kasus per 100.000 jiwa. Otoritas kesehatan Spanyol juga mencatat kasus pertama Omicron, pada 3 Desember.

Sementara pada Selasa (6/12/2021), pemerintah Spanyol, menetapkan tujuh wilayah [comunidad autonoma] yang berhadapan dengan risiko menengah Omicron.

Di antaranya Catalonia, Navarre, Aragon, Valencia, Basque Country, Madrid, dan Castilla y Leon.

Sedangkan kota tuan rumah Kejuaraan Dunia 2021, Huelva–yang terletak di region Andalusia–dianggap memiliki risiko rendah.

Lalu, New Strait Times bilang, alasan kedua mundurnya Indonesia dari BWF World Championships 2021 adalah karena biaya.

Baca Juga:

Namun, kabar itu telah dibantah keras oleh pelatih ganda putra Indonesia, Herry Iman Pierngadi (IP).

“Ngawur itu yang bilang enggak ada biaya,” tegasnya, mengutip Jawa Pos, Rabu (8/12/2021).

“Para pemain was-was, karena virus [Covid-19 varian] Omicron,” jelas Herry IP.

Alasan kekhawatirkan terhadap Omicron itulah yang membuat tim Indonesia, akhirnya mundur.

Enam belas wakil–yang terdiri atas 26 pemain–resmi menarik diri dari Kejuaraan Dunia 2021.

Ilmuwan AS Bicara Varian Omicron

Terlepas dari keputusan PBSI, sentilan jurnalis Denmark, dan penjelasan pelatih, Herry, ilmuwan top Amerika Serikat (AS), Anthony Fauci, bicara soal Covid-19 varian Omicron.

Ia bilang, indikasi awal menunjukkan Omicron, tidak lebih parah daripada varian sebelumnya, bahkan mungkin lebih ringan.

Namun, Anthony juga mengatakan, perlu waktu beberapa pekan untuk menilai tingkat keparahan varian Omicron.

Lebih lanjut, kepala penasihat medis Presiden AS Joe Biden itu bilang, varian baru ini jelas sangat menular.

Sangat mungkin lebih menular dari Delta, strain global yang dominan saat ini.

Dengan mengumpulkan data epidemiologi dari seluruh dunia, tuturnya, juga menunjukkan infeksi ulang lebih tinggi dengan Omicron.

Anthony pun menjelaskan, percobaan laboratorium yang menguji potensi antibodi dari vaksin saat ini terhadap Omicron, harus dilakukan dalam beberapa hari hingga sepekan.

Namun, ia menekankan tingkat keparahannya hampir pasti tidak lebih daripada varian Delta.

“Ada beberapa anggapan bahwa itu bahkan mungkin kurang parah, karena ketika Anda melihat beberapa kelompok yang diamati di Afrika Selatan, rasio antara jumlah infeksi dan jumlah rawat inap, tampaknya lebih sedikit dibandingkan dengan Delta,” ujar Anthony.

Meski demikian, ia berpesan agar tidak menginterpretasikan data ini secara berlebihan.

Pasalnya, populasi yang diamati tadi cenderung muda, serta kecil kemungkinannya untuk mereka menjalani rawat inap di rumah sakit.

“Saya pikir itu akan memakan waktu beberapa pekan lagi, setidaknya di Afrika Selatan.”

Begitu jelas Anthony, mengenai varian Omicron yang pertama kali dilaporkan di Afrika Selatan, pada November 2021.

“Ketika kita mendapatkan lebih banyak infeksi di seluruh dunia, mungkin perlu waktu lebih lama untuk melihat tingkat keparahannya,” ucapnya.

“Skenario kasus terburuk adalah tidak hanya sangat menular, tetapi juga menyebabkan penyakit parah, dan kemudian Anda memiliki gelombang infeksi lain yang belum tentu reda oleh vaksin, atau oleh infeksi sebelumnya dari orang-orang.”

“Saya tidak berpikir bahwa skenario terburuk akan terjadi, tetapi Anda tidak pernah tahu,” pungkas Anthony.