Berita  

Innalillaahi, Istri KH Ali Yafie Meninggal Dunia

Ngelmu.co – Kabar duka datang dari mantan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Ali Yafie, sang istri, Nyai Haji Aisyah Umar (Puang Isa), mengembuskan napas terakhirnya, Jumat (24/1) dini hari, sekitar pukul 03.00 WIB.

Puang Isa meninggal dunia di RS Premier, Bintaro, Tangerang, Banten, dalam usia 88 tahun, setelah sempat menjalani perawatan bersama Puang Yafie, dalam satu kamar.

“Innalillaahi wa inna ilaihi raaji’uun, telah berpulang ke haribaan Allah Subhanahu wa Ta’ala, Ibu Aisyah (istri Bapak KH Ali Yafie).

Jam 03.00 WIB, di RS Premier, dalam usia 88 tahun. Semoga Allah terima amal baiknya, dan di-tempatkan di surga. Alfatihah. Aamiin ya Rabbal’aalamiin,” demikian disampaikan Ketua Pemuda Dewan Masjid Indonesia, Arief Rosyid, seperti dilansir Detik.

Diinformasikan, jenazah Puang Isa akan disemayamkan di rumah duka, di jalan Menteng V, Blok FC 5, No. 12, Komplek Menteng Residence, Bintaro Jaya Sektor 7.

“Insya Allah (jenazah) dikuburkan setelah salat Jumat, di Tanah Kusir, Jakarta,” sambung Arief.

Semasa hidupnya, Puang Isa telah mendampingi Puang Yafie, selama 76 tahun.

Puang Yafie menikah di usia 19 tahun, sementara saat itu, Puang Isa berusia 16 tahun.

Dari pernikahan tersebut, mereka dikaruniai empat orang anak, yakni Saiful, Hilmy, Azmy, dan Badru.

“Puang Yafie masuk rumah sakit pada 10 Januari lalu. Sehari kemudian, 11 Januari malam, Puang Isa menyusul,” kata Bambang Wiwoho, seperti dilansir indonesiainside.id, 16 Januari lalu.

Sempat menjenguk Puang Yafie dan istri, di rumah sakit, menurut Wiwoho, keduanya mengalami sakit karena faktor usia.

Puang Isa berusia 88 tahun, sedangkan Puang Yafie berusia 93 tahun.

Puang Yafie dan istri, kata Wiwoho, mengalami susah makan, hingga menyebabkan dehidrasi.

“Setelah ditangani tim dokter, Puang Yafie cepat membaik. Kalau Puang Isa agak lebih lambat pemulihannya,” jelasnya, Kamis (16/1).

Baca Juga: Pendiri MER-C dan Perintis RS di Gaza Joserizal Jurnalis Meninggal Dunia

Puang Yafie lahir di Donggala, Sulawesi Tengah, dan menjadi tokoh Nahdlatul Ulama (NU) serta pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Darul Dakwah Al Irsyad, Pare-Pare, sejak 1947.

Pada muktamar NU tahun 1989 di Krapyak, Yogyakarta, ia terpilih menjadi wakil rais aam, usai KH Achmad Sidik, wafat di tahun 1991.

Puang Yafie meneruskan jabatan sebagai rais aam PBNU, dan juga menjadi anggota Dewan Penasihat Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI).

Namun, ia mundur dari kepengurusan PBNU, karena adanya perbedaan pendapat.