Istana: Kekerasan Terhadap Pemuka Agama Tidak ada Kaitan Politik

‎Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyatakan kekerasan terhadap pemuka agama yang terjadi belakangan ini, tidak ada kaitannya dengan politik.

“‎Sama sekali tidak ada kaitannya (dengan politik), tapi kebetulan kejadian ini beruntun dari satu tempat ke satu tempat, sehingga masyarakat membuat analisa seperti itu,” ujar Moeldoko di kantornya, Jakarta, Rabu (14/2/2018).

Menurut Moeldoko, kejadian kekerasan bukan terjadi pada saat ini saja, tetapi kebetulan peristiwanya sekarang berdekatan dengan dilaksanakannya pemilihan kepala daerah (Pilkada).

“Ya itu tergantung bagaimana kita mempersepsi, karena kejadian berdekatan dengan Pilkada maka semua selalu dihubungkan, kalau kejadian tiga bulan, orang tidak begitu care (perhatian), begitu kira-kira,” ujar Moeldoko.

Moeldoko menjelaskan salah satu kasus kekerasan pemuka agama, seperti yang terjadi di Tuban disebabkan seseorang yang mengalami tekanan penyakit, sehingga menjadi emosional.

“Di Tuban itu, orang yang sakit TBC tiap hari harus suntik, dia datang ke sana, dia akan pergi ke kiai yang akan dia tuju, dia kehabisan bensin. Ke masjid, setelah di masjid ditegor sama yang punya masjid, karena kok lama ada apa? curiga. Di situ dia marah, melakukan kekerasan, memecahkan kaca dan kegiatan fisik lainnya,” paparnya.

Pada Minggu (11/2/2018), telah terjadi aksi penyerangan terhadap umat yang sedang beribadah dan seorang pastor di Gereja Santa Lidwina Bedog, Paroki Kumetiran, Sleman, Yogyakarta. Senjata tajam yang digunakan pelaku melukai sejumlah umat dan Romo Karl Edmund Prier, SJ sehingga harus dilarikan ke rumah sakit.

Di Yogyakarta sebelumnya juga terjadi aksi pembubaran paksa terhadap acara Bakti Sosial yang diselenggarakan Gereja Katolik Santo Paulus Pringgolayan, Banguntapan, Bantul.

Beberapa hari yang lalu terjadi aksi persekusi yang dialami Biksu Mulyanto Nurhalim di Kabupaten Tangerang, Banten.

Serangan dan penganiayaan terhadap tokoh agama dialami oleh KH. Umar Basri (ulama dan pengasuh Pondok Pesantren Al-Hidayah Cicalengka Bandung) pada tanggal 27 Januari 2018 dan Ustaz Prawoto pada tanggal 1 Februari 2018. Ustaz Prawoto meninggal dunia setelah dirawat di rumah sakit.