Berita  

Jawab Pemfitnah dengan Langkah Hukum, UAH: Biarkan Keadilan Berbicara

Buzzer Fitnah UAH
Foto: YouTube/Adi Hidayat Official

Ngelmu.co – Beberapa waktu belakangan, ada pihak yang terus mencoba mencoreng nama Ustaz Adi Hidayat (UAH) dengan fitnah.

Selain mengunggah video berjudul provokatif, sebagian dari mereka menebar informasi yang bukan hanya keliru, tetapi juga memicu kegaduhan.

Hal ini mulai muncul ke permukaan setelah UAH, berhasil menggalang donasi untuk Palestina, sebesar Rp30 miliar, dalam enam hari.

Berharap kelicikan semacam ini lenyap dari bumi Indonesia, beserta timnya, UAH, akhirnya memutuskan untuk mengambil langkah hukum.

Pernyataan tegas ini Ngelmu kutip dari kanal YouTube Adi Hidayat Official, Senin (31/5), berjudul, ‘Singa Mulai Mengaum. Keadilan Harus Ditegakkan!‘.

Berikut pernyataan UAH, selengkapnya:

Ada dari teman-teman media juga minta untuk klarifikasi, tanya beberapa informasi, terkait dengan isu yang sedang marak berkembang.

Rencana pelaporan akun-akun tertentu ke pihak kepolisian.

Saya ingin tegaskan, bahwa, itu bukan rencana, tapi memang hal yang sudah kami siapkan.

Sekarang sedang di-strukturisasi, bagaimana delik-delik hukum yang sesuai dengan akun-akun yang bersangkutan.

[Akun-akun] yang menebarkan informasi-informasi yang bukan hanya keliru, tapi berpotensi membentukan berbagai pihak, membuat kegaduhan.

Bahkan juga menimbulkan fitnah-fitnah.

Baik itu ditujukan secara langsung dalam gambar ataupun narasi, atau bahkan framing berita tertentu yang isinya tidak jauh dari niat-niat yang dimaksudkan.

Dan juga di antaranya kami pantau, memang sudah ada jejak-jejak digital di masa lalu yang memang terlihat juga.

Itu, insya Allah, saya ingin tegaskan, bahwa saya bukan ustaz, bukan ulama yang cuma mengajar, tapi kita, insya Allah, sangat profesional.

Kita punya tim riset, kita punya tim IT.

Jadi, orang-orang yang sering membuat iseng, berniat sengaja, menjatuhkan, atau misalnya, mohon maaf, membuat satu berita untuk mengesankan citra buruk.

Men-downgrade seseorang, itu insya Allah, sudah ada jejak-jejaknya.

Tanggal berapa, bulan apa, apa yang ditulis, dan ternyata kasus kekinian pun itu terkait.

Berkelindan dengan cuitan-cuitan atau tulisan-tulisan yang pernah muncul sebelum-sebelumnya.

Dalam konteks menyoal, men-downgrade, juga memberikan kesan-kesan yang negatif.

Saya pastikan, insya Allah, dengan izin Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Bahkan hari ini, para pengacara kami, juga nanti dari berbagai pihak yang memang concern, ingin mencoba menyelesaikan hal-hal yang bisa memecah belah bangsa.

Saatnya kita rekonsiliasi, saatnya kita menata bangsa lebih baik, kompak, bersatu, memajukan bangsa ini.

Sekarang, kita sedang banyak kesulitan di Covid, mengatasi masalah ekonomi, masalah macam-macam.

Mengusulkan pembangunan chemistry politik yang baik, sehingga rakyat merasa tenteram, kemudian hidupnya juga nyaman.

Terus [rakyat juga] berusaha bangkit dari hal-hal yang sedang kita hadapi sekarang ini.

Tiba-tiba, banyak akun-akun gaduh yang menghambat proses ini berjalan dengan baik.

Saya kira, penting kita bersatu, teman-teman sekalian.

Saya sampaikan ke seluruh murid saya, di lapisan Sabang sampai dengan Merauke, teman-teman yang satu chemistry, satu energi.

Kita semua bersinergi untuk bisa menghentikan hal-hal semacam ini.

Saatnya kita hidup damai, hidup tenang, tenteram, bagi orang-orang yang mau kedamaian.

Tapi kalau masih ngeles, masih merasa biasa, masih tertawa-tawa dalam kesalahan yang tidak mau disadari.

Maka alangkah baiknya, kita juga menegakkan keadilan, dan saya yakin, insya Allah, pihak kepolisian akan sangat profesional.

Dengan tagar presisi yang sudah disiapkan oleh Pak Kapolri, Pak Sigit.

Saya kira, Jenderal Sigit, insya Allah, ini akan berjalan dengan baik, saya punya keyakinan.

Masyarakat tidak perlu menduga-duga, karena ini sudah keterlaluan.

Ada akun Suara Istana, seakan-akan, orang, persepsinya dari Istana. Padahal, kita cross-check ke Istana pun mengatakan bahwa ini tidak ada kaitannya.

Sama sekali tidak ada hubungan, kemudian ada konten-konten membenturkan kita dengan pemeluk agama lain.

Ini sudah berbahaya situasinya.

Jadi, walaupun disadari atau tidak motifnya apa pun, diingatkan tidak klarifikasi, kemudian seakan ingin saling menguatkan.

Kita tidak dalam konteks kuat-kuatan, kita dalam konteks menegakkan hukum, dan ini akan diuji di pengadilan.

Sekali lagi, tolong jangan siapkan materai, karena saya sudah punya banyak materai, ya.

Ini kita harus uji dengan baik, sehingga konstruksi hukumnya jelas, mendapatkan keadilan, dan pada akhirnya, hal-hal semacam ini bisa hilang dari bumi Indonesia.

Terima kasih… Saya tidak ingin menurunkan status keilmuan dan kehormatan hanya untuk merespons cuitan-cuitan buzzer-buzzer yang tidak jelas.

Tapi biarkan keadilan itu berbicara.

Sehingga nanti di pihak kepolisian bisa menguji, menentukan, dan pengadilan bisa terlihat dan terbuka seluruhnya.

Terima kasih teman-teman sekalian, kita kawal terus semuanya, dan teman-teman pengacara, mohon izin, konstruksinya yang paling bagus.

Deliknya yang baik. Nanti saya juga akan melihat, terlibat untuk semua.

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Amanat Institute Fahd Pahdepie menjadi salah satu orang yang menyoroti kasus ini.

Ia mengamati pihak yang mencoba memfitnah UAH, tepatnya setelah yang bersangkutan membuka donasi untuk Palestina.

Fahd juga masih terus mencoba untuk mengungkap siapa dalang di balik ini semua, serta apa motif dan tujuan mereka memfitnah UAH.

Selengkapnya, baca di: UAH Kena Fitnah, Siapa Dalangnya?