“Kalau Ada yang Bilang Cara Dakwahnya Terlalu Lembek… Mereka Salah Besar!”

Syekh Yusuf Al-Qaradhawi

Ngelmu.co – Dahulu, awal-awal terlibat dalam dunia dakwah, saya termasuk orang yang keras.

Suka memvonis, menyalahkan, dan menyudutkan. Singkatnya, dakwah ugal-ugalan.

Korbannya bahkan adik kandung sendiri, dan kawan terdekat.

Sampai akhirnya dipertemukan dengan buku-buku beliau [Syekh Yusuf Al-Qaradhawi] yang bertemakan penyucian jiwa.

Di antaranya yang berjudul ‘Risalah Taubat’, dan ‘Akhlak Islam’.

Perlahan, hati saya tersentuh.

Jika dahulu lebih sering mengajak ribut, dan suka memancing rusuh; perlahan jadi sadar, hakikat dakwah Islam yang penuh kesantunan.

Penuh kasih sayang.

Islam yang indah, bisa menjadi rusak karena cara menyampaikannya yang salah.

Manusia lari dari Islam, karena sikap dai-nya yang ceroboh dan keras. Tidak mengikuti dakwah nabi yang lembut.

Sehabis itu, buku-buku beliau kerap jadi referensi dalam banyak hal.

Salah satu yang berkesan, tentu Fatawa Mu’asiroh [fatwa-fatwa kontemporer].

Cara beliau mengupas masalah, memberi solusi, dan tidak menghakimi, menunjukkan luasnya ilmu serta bijaksananya beliau dalam dakwah.

Sehingga ini yang menjadi bekal kami berikutnya, dalam menyampaikan risalah Islam.

Kalau ada yang bilang, bahwa cara dakwah beliau terlalu lembek, bahkan kesannya membela orang kafir? Mereka salah besar.

Sebab, justru beliau menggabungkan antara kelembutan dan ketegasan, sebagai dakwah yang paripurna.

Beliau membuktikannya dengan menjadi Ketua Yayasan Alquds Internasional.

Di saat banyak orang bungkam membela Alquds yang dijajah, justru beliau berada di garda terdepan.

Beliau-lah, satu dari sekian manusia yang sesuai sabda Nabi:

“Sebaik-baiknya manusia yang panjang umurnya dan baik pula amalnya,” (HR. Tirmidzi).

Umurnya yang genap melewati usia 96 tahun [waktu masehi] atau 100 tahun [waktu hijriah], telah memberi banyak manfaat untuk manusia.

Beliau-lah, ulama sekaligus mujadid, yang memperbarui pemahaman yang bengkok, dan menguatkan semangat yang pudar.

Beliau telah wafat, dan tentu, kita semua bersedih.

Wafatnya ulama adalah terkuburnya ilmu.

Semoga Allah menghadirkan kembali sosok-sosok pembaru di zaman ini, yang menjadi pelita bagi umat; dari kegelapan zaman.

Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Rahimakallahu ya syaikhana…

Oleh: Ustaz Bendri Jaisyurrahman

Baca Juga: