Kami Oposisi di Senayan: Dari Mardani Hingga Rocky Gerung

Kami Oposisi

Ngelmu.co – Mengundang Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Sandiaga Salahuddin Uno, hingga akademisi, Rocky Gerung, anggota Komisi II DPR RI, Mardani Ali Sera, membahas soal oposisi yang konstruktif, di Ruang Abdul Muis, Kompleks Parlemen RI, Senayan, Jakarta, Selasa (4/2).

Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu meminta, agar kedua tokoh tersebut berbagi pengalaman serta pandangan, soal proses demokratisasi di Indonesia.

“Indonesia semakin mengarah ke demokrasi elitis, karena kuatnya koalisi pemerintah di eksekutif dan legislatif,” kata Mardani.

“Setelah Pemilu 2019, kebanyakan partai justru merapat ke pemerintah. Padahal, demokrasi membutuhkan checks and balances,” imbuhnya.

Dilansir dari berbagai sumber, Mardani juga telah menulis pandangannya tersebut di dalam buku berjudul #KamiOposisi.
​​​​​​​
Melalui buku yang ia rilis kemarin, Mardani menjelaskan, alasan mengapa demokrasi memerlukan oposisi.

Salah satu alasannya adalah agar tidak lahir parlemen jalanan, seperti yang saat ini terjadi di berbagai negara, di dunia.

Keberadaan Sandi dan Rocky, diharapkan bisa memberi sudut pandang lain, agar periode kedua pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), tak mengarah ke demokrasi elitis.

“Saya berharap kita kembali menghidupkan diskursus, tentang bagaimana, apa yang harus kita pikirkan ke depan, untuk terus meningkatkan kualitas demokrasi kita,” ujar Mardani.

“Sehingga demokrasi kita menjadi substansial. Bukan demokrasi elitis,” sambungnya.

Sebelumnya, saat memperkenalkan pembicara dalam bedah buku #KamiOposisi, Mardani sempat menyinggung Sandi, yang dijagokan Jokowi untuk Pilpres 2024 mendatang.

“Bang Sandiaga Uno. Kalau Pak Jokowi hanya menjagokan Sandi, apalagi saya gitu ‘kan,” tuturnya yang disambut tawa hadirin.

“Apa pun bersama dengan Bang Sandi, kita akan selalu bersahabat,” lanjut Mardani.

Baca Juga: Dulu Sandi Sebut Wagub DKI Jatah PKS, Sekarang Ajak Menangkan Kader Gerindra

Pada kesempatan itu, Sandi mengajak emak-emak, untuk mengevaluasi kerja pemerintahan Jokowi-Ma’ruf, di 100 hari pertama.

Salah satu sektor yang ingin di-evaluasi adalah pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM).

“Tapi pada intinya, buku ini mungkin menjadi panduan kita, karena kita jangan terlalu terbawa kepada isu-isu yang current affairs, tapi kita kembaliin saja kepada lima program prioritas pemerintah sekarang,” ujarnya.

“Mungkin yang pertama, pembangunan sumber daya manusia. Gimana nih pembangunan sumber daya manusia? Evaluasinya gimana?” tanya Sandi.

“Hancur,” jawab para emak-emak.

“Bagus atau belum? Sebagai oposisi, bilang bagus atau belum? Yang santun dan beradab, bagus atau belum?” Sandi kembali bertanya.

“Belum,” jawab emak-emak kompak.

“Solusinya apa?” kata Sandi.

“Ganti,” pinta emak-emak yang disusul tawa Sandi.

Ia kemudian mengajak, agar emak-emak yang beroposisi terhadap pemerintah, memberikan solusi.

Apalagi saat ini, menurut Sandi, jumlah penganggur di Indonesia, meningkat dan membutuhkan solusi yang tepat.

“Kan sesuai dengan buku ini, harus ada solusinya. Nah, teman-teman oposisi di sini harus kerja untuk memberikan solusi, bagaimana percepatan implementasi pendidikan yang lebih baik, yang matching,” kata Sandi.

“Sekarang ‘kan pengangguran agak naik ya, 50 ribu jumlah penganggurannya, meningkat, dan ini solusinya adalah link and match, dan kita sudah bicara di berbagai kesempatan, sebelum April 2019,” imbuhnya.

Baca Juga: Sah, PKS dan Demokrat Ajukan Hak Angket Jiwasraya ke Pimpinan DPR

Sementara Rocky, memberikan penilaian tersendiri atas buku yang ditulis oleh Mardani. Ia menyelipkan sebutan untuk PKS, dalam penuturannya.

“PKS itu bukan Partai Kesayangan Saya atau Partai Kesayangan Sandi, (tapi) Partai Kesayangan Semesta,” kata Rocky.

“PKS gak usah bersedih, kendati di luar (pemerintah), tapi dia tetap berdiri. Ada yang di dalam, tapi membungkuk. Buat apa?” lanjutnya bertanya, dan disambut tawa.

“Tanpa oposisi itu bahaya. 100 hari pemerintah Pak Jokowi, satu-satunya yang berkomentar secara formal adalah PKS,” tegas Rocky.

Baca Juga: Pengamat Sebut PKS Ningratnya Oposisi

Wakil Ketua MPR yang juga bagian dari PKS, Hidayat Nur Wahid (HNW), juga memberikan penjelasan tentang keputusan partainya berada di barisan oposisi.

“Melalui oposisi, selamatlah NKRI. Siapa yang memberanikan Indonesia menjadi NKRI? Itulah oposisi,” ujarnya sembari menceritakan sejarah.

“Oposisi kami untuk menjaga marwah berdemokrasi, menjaga public trust terhadap demokrasi, menjaga akal sehat berdemokrasi untuk NKRI,” pungkas HNW.

Di awal, Mardani juga telah menyebutkan, alasan PKS tegas memilih beroposisi. Ada empat alasan, yakni:

  1. Menghadirkan politik yang rasional,
  2. Menyelamatkan marwah demokrasi,
  3. Menyelamatkan kepercayaan publik, dan
  4. Komitmen terhadap keputusan partai.

Selain Sandi, Rocky, dan HNW, Mardani juga mengundang aktivis HAM, Haris Azhar, dalam acara peluncuran karya tulisnya, #KamiOposisi.