Opini  

Kaos, Spanduk, dan Gelas yang Mengguncang Istana

 

Dari pelajaran sekolah dulu kita tahu jenis-jenis perubahan bentuk sebuah benda. Misal, dari padat ke cair disebut mencair, sebaliknya disebut membeku. Lalu apakah nama perubahan wujud dari gelombang suara menjadi benda padat?

Rasanya hal ini belum pernah dibahas oleh sains. Mungkin para ilmuwan belum pernah menemukan fenomena tersebut. Padahal kenyataannya ada, dan baru-baru ini terjadi. Ceritanya, pada tanggal 27 Februari 2018 lalu di acara ILC TV One, Mardani Ali Sera melantangkan pernyataan: “Jokowi dapat dikalahkan!” Lalu tiba-tiba suaranya itu berubah wujud menjadi benda-benda yang sangat banyak. Ada kaus, gelas, gelang, topi, spanduk, dan yang terbaru adalah hiasan becak yang ditemukan di Binjai, Sumatera Utara. Uniknya, pada benda-benda itu tertera tulisan “#2019GantiPresiden”.

Ucapan Mardani itu adalah sebuah kesederhanaan yang diambil sudutnya dengan sudut pandang yang dengan kamera yang pas, jadinya semuanya apa…. kaget dan menjadi sebuah booming. Sampai-sampai Presiden Jokowi harus menyebutnya sebagai isu yang mengganggu Indonesia.

“Banyak dari kita yang ingin melemahkan bangsa sendiri dengan cara yang tidak beradab. Isu antek asing, PKI, sampai infrastruktur. Begitu satu isu gagal, ganti yang lain,” ujar Jokowi di Bogor, Sabtu 7 April 2018. “Pokoknya isu ini, kita jawab ilang ganti isu ini… Sekarang isunya ganti lagi, isu kaos: Ganti Presiden 2019… Masa kaos bisa ganti presiden?”

Isu #2019GantiPresiden ini disejajarkan dengan isu PKI, infrastruktur, hutang, dsb. Nampaknya pak Jokowi terganggu. Meski begitu, Mardani yang menjadi salah satu dari sembilan calon Presiden RI dari PKS ini merasa gerakan tersebut legal, konstitusional, dan menjadi antitesa dari gerakan dua periode untuk Jokowi.

Tak hanya pak Jokowi yang terusik. Ada pihak lain. Di media sosial beredar curhatan para tukang sablon yang memproduksi kaus #2019GantiPresiden yang merasa diintimidasi oleh sekelompok orang. Pun dengan tukang becak di Binjai, ia didatangi pihak tertentu yang “meminta” hiasan yang dianggap mengganggu kondusifitas itu dan diberi kompensasi seadanya.

Pendukung Jokowi juga terguncang. Mereka mulai memplesetkan singkatan PKS dengan “Pembuat Kaos Sablonan”. Padahal tak hanya kaus, gerakan yang ditakuti mereka itu juga berbentuk gelas, topi, dll. Maka mereka harusnya menyiapkan kepanjangan yang pas dari akronim PKS yang ada kata gelasnya, ada kata topinya, dst. Jangan lupa, mereka pun membuat kaus “Jutaan KTP Dukung Jokowi” atau “Jutaan Relawan Dukung Jokowi” di acara Car Free Day (yang semestinya bebas dari agenda politik) kemarin. Lalu apakah mereka PKS juga? Masak mau sih ejekannya balik ke diri sendiri?

Sepertinya suara Mardani akan terus mengalami perubahan wujud menjadi zat padat lain. Bukan tak mungkin berbentuk parasut terjun payung yang tulisannya bisa terbaca dari darat. Atau berupa koreografi suporter sepakbola. Dan kalau pak Jokowi repot menyebut barang-barang itu semua, dirangkum saja dengan “Masak barang pernak-pernik bisa mengganti presiden?”

Tenang saja pak. Barang mah tidak bisa. Tapi pemakai barang itu yang bisa.

Zico Alviandri