Berita  

Kata Wamenag soal Vaksin Sinovac: Tak Perlu Ragu, Halalan Thayyiban

Wamenag Vaksin Sinovac Halalan Thayyiban

Ngelmu.co – Wakil Menteri Agama (Wamenag) RI, Zainut Tauhid Sa’adi, memastikan bahwa vaksin COVID-19 [Sinovac] yang telah disuntikkan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan sejumlah petinggi negara, halalan thayyiban.

“Kita tidak perlu ragu. Bahkan, vaksin Sinovac ini halal, suci, sekaligus thayyib. Halalan thayyiban, atau aman untuk digunakan.”

Demikian kata Zainut, dalam prosesi penyerahan sertifikat halal vaksin COVID-19 [Sinovac], kepada Direktur Utama PT Bio Farma, Honesty Basyir [disiarkan langsung di kanal YouTube Kemenag], Rabu (13/1) pagi.

Ia juga menjelaskan, bahwa vaksin Sinovac, telah melalui tahap sertifikasi halal oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Begitu pun dengan tiga proses uji klinis di bawah Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).

Zainut, menegaskan jika fatwa MUI, telah menyatakan bahwa vaksin Sinovac, tidak tercemar oleh hal-hal yang dilarang umat Islam.

Maka Sinovac, lanjutnya, bukan hanya dapat digunakan oleh Muslim, tetapi juga umat agama lain.

“Kehadiran vaksin ini merupakan babak baru perjuangan bangsa Indonesia, melawan COVID-19,” tutur Zainut.

“Sebagai bentuk ikhtiar dan wujud kecintaan pemerintah Indonesia, kepada bangsa dan rakyatnya,” imbuhnya.

Baca Juga: Harap Politikus PKS Usai Jokowi Divaksin, “Presiden Sehat Hingga Masyarakat Tak Lagi Ragu”

Sebelumnya, pada 9 Oktober 2020 lalu, Bio Farma, mengajukan tahap pemeriksaan kehalalan Sinovac.

Tiga bulan setelahnya, MUI, menetapkan vaksin asal Cina itu, halal dan suci [melalui fatwa MUI Nomor 2 Tahun 2021].

Presiden Jokowi, telah menerima suntikan dosis pertama vaksin CoronaVac, Rabu (13/1) pagi.

Penyuntikan berlangsung di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, oleh Tim Dokter Kepresidenan, di bagian lengan kiri Jokowi.

Sebelum penyuntikan, Jokowi, tampak berkonsultasi mengenai kondisi kesehatannya secara umum.

Tim dokter kepresidenan juga menunjukkan kotak vaksin bertulis Sinovac, sebelum menyuntikkan vaksin ke Presiden.

Setelah Jokowi, karena faktor usia, Wakil Presiden Ma’ruf Amin, tidak ikut vaksinasi.

Selanjutnya, sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju yang akan menerima suntikan dosis pertama vaksin Sinovac.

Pemerintah, pada program vaksinasi COVID-19 tahap pertama ini, telah membuat daftar prioritas penerima vaksin.

Di antaranya tenaga kesehatan, asisten tenaga kesehatan, tenaga penunjang yang bekerja pada fasilitas pelayanan kesehatan, TNI/Polri, aparat hukum, dan petugas pelayanan publik.

Sementara soal pemberian vaksin, pemerintah menargetkan setidaknya 70 persen dari penduduk Indonesia [sekitar 182 juta jiwa], agar terbentuk kekebalan populasi [herd immunity].

Sebelumnya, BPOM telah mengeluarkan izin penggunaan darurat [emergency use authorization] vaksin Sinovac, dengan efikasi sebesar 65,3 persen.