Kemenkeu Diminta Berhemat Usai Defisit APBN Diprediksi Mencapai 2,2%

Ngelmu.co – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) diminta untuk berhemat dan tak membuat pos pengeluaran baru menjelang akhir tahun, usai defisit APBN 2019, diprediksi berada pada level 2,2 persen, terhadap PDB.

Defisit terjadi, karena penerimaan yang lebih rendah dibandingkan belanja negara.

Hal ini disampaikan oleh Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara, dalam acara Dialog APBN untuk Indonesia Maju, di Kemenkeu, Jakarta Pusat, Selasa (10/12).

“Kementerian dan lembaga, agar tidak keluarkan yang tidak perlu. Biasanya enggak pernah kekurangan ide brilian bikin program baru, bikin ini, bikin ini,” tuturnya, seperti dilansir Detik.

Ia juga meminta agar kementerian dan lembaga bisa lebih selektif dalam membuat program yang membutuhkan anggaran.

Sebab, di tengah ekonomi yang mengalami pelemahan seperti saat ini, efisiensi harus dilakukan.

“Ekonomi melemah saat ini, kita ambil efisiensi semaksimal mungkin,” lanjut Suahasil.

Baca Juga: Semakin Bengkak, PKS Ingatkan Pemerintah Waspada Utang Multisektor

Ia juga membahas soal fungsi APBN, yakni alokasi.

Lewat fungsi tersebut, APBN menjadi efektivitas perekonomian. Distribusi, yakni anggaran negara, harus memperhatikan rasa keadilan, juga kepatutan.

“Perasaan antara pusat dan daerah, wilayah kaya miskin ini adalah peranan APBN,” kata Suahasil.

Fungsi stabilisasi juga perlu diperhatikan. APBN menjadi alat penyeimbang di saat ekonomi sedang melemah, begitupun sebaliknya.

“Kalau pesta terus, piring kotor tambah banyak, cuci makin susah,” pungkas Suahasil.