Berita  

Kepiluan Dokter saat Dituding Asal Diagnosis COVID-19: Buat Apa?

Erlina Burhan Lawan COVID

Ngelmu.co – Di tengah perjuangan para dokter melawan wabah virus Corona, mereka masih harus merasakan kepiluan, atas berbagai tudingan dari beberapa pihak.

Salah satunya keluarga pasien yang terkonfirmasi positif COVID-19, yang menuding soal asal diagnosis.

“Dokter tidak akan menulis diagnosis COVID-19, kalau tidak ada bukti. Buat apa dokter meng-covid-kan pasien?” tegas Dokter Spesialis Paru, di Rumah Sakit Persahabatan, Jakarta, Erlina Burhan.

Sampai saat ini, lanjutnya, masih ada masyarakat yang tidak memahami, bahwa COVID-19, bisa menimbulkan gejala berbeda-beda.

Hal ini sesuai dengan organ tubuh yang diserang.

Kurangnya pemahaman tersebut, membuat beberapa pihak, menuding para dokter asal mendiagnosis pasien.

“Kadang-kadang, pasien datang dengan gejala stroke, dan positif COVID-19,” kata Erlina, dalam ‘Bincang Komunikasi bertema Memahami COVID-19’.

“Lalu, keluarga marah-marah ke dokter, karena merasa yang di-alaminya gejala stroke. Padahal, infeksi COVID-19 juga,” sambungnya, seperti dilansir Tempo, Jumat (2/10).

Erlina sendiri, menyebut COVID-19, sebagai penyakit seribu wajah.

Istilah ini merujuk kepada sifat virus SARS-CoV-2, yang menjadi penyebab penyakit itu.

Ia dapat menyerang organ tubuh, selain saluran pernapasan. Meliputi saluran pencernaan, organ jantung, pembuluh darah, pankreas, hingga otak.

“Kemampuan virus itu menyebabkan banyak pasien positif COVID-19, datang dengan gejala yang bermacam-macam,” jelas Erlina.

“Seperti jantung atau gula darah yang tinggi,” imbuh Ketua Persatuan Dokter Paru Indonesia Jakarta, itu.

Baca Juga: Soal Keselamatan Dokter, Menko PMK ke IDI: Jangan Harap Pihak Lain Lebih Bertanggung Jawab

Lebih lanjut, Erlina mencontohkan, pada kasus di mana SARS-CoV-2, menyerang pembuluh darah, maka pasien mengalami hipertensi.

Hal itu disebabkan, karena virus menyumbat aliran darah, sehingga pembuluh darah pun menyempit.

Selain itu, Erlina, juga menjelaskan gejala yang ditimbulkan oleh pasien COVID-19, terpengaruh penyakit penyerta; komorbid.

Di mana infeksi COVID-19, pada orang atau pasien seperti ini, dapat menyebabkan penyakit yang di-alami tadi, menjadi semakin parah, bahkan menyebabkan kematian.

“Meninggalnya bukan karena penyakit penyerta, tapi virus COVID-19, yang menginfeksinya,” ungkap Erlina.

“Di luar, ada banyak orang hipertensi atau penderita gula darah yang tidak terinfeksi COVID-19, dan mereka tidak meninggal,” jelasnya.

Itu mengapa, Erlina, meminta agar masyarakat tidak terus berburuk sangka kepada para dokter yang mendiagnosis pasien COVID-19.