Berita  

Keputusan Gibran Masuk Dunia Politik Berubah: 20 Tahun Jadi 2 Tahun

Gibran Pilkada Solo Jokowi

Ngelmu.co – Majunya Gibran Rakabuming Raka di Pilkada Kota Solo, terus memanen kritik. Selain karena sang Ayah, Joko Widodo (Jokowi), yang masih menjabat sebagai Presiden–sehingga dinilai kurang etis–dirinya, pada 2018 lalu, juga mengaku untuk terjun ke dunia politik, masih memerlukan waktu 20 tahun lagi.

“Jadi ya, kalau tertarik politik atau enggak, ya, jujur saja saya tertarik, tapi tidak sekarang, ya karena itu tadi, apa, bisa menyentuh orang banyak.”

Demikian kata Gibran, di Mata Najwa, episode ‘Rahasia Keluarga Jokowi’, 12 Desember 2018 lalu.

Saat itu, Najwa Shihab (Nana), selaku pembawa acara, menanyakan lebih spesifik, kapan dirinya akan benar-benar menyelami dunia politik.

Gibran pun menjawab, “Mungkin 20 tahun lagi.”

Namun, kini kenyataannya berbeda. Kemungkinan 20 tahun itu, berubah menjadi dua tahun.

“Niat saya masih sama, bermanfaat untuk orang banyak. Kalau time frame-nya dipercepat, mungkin karena saya sudah merasa siap sekarang,” akuan Gibran, di acara yang sama, Rabu (30/9).

“Kenapa tidak menunggu Ayahanda, selesai menjabat Presiden?” tanya Nana.

“Karena saya sudah merasa siap, Mbak. Itu saja,” jawab Gibran.

Lebih lanjut, Nana, menanyakan apakah Gibran, mendapat keistimewaan dalam Pilkada ini.

“Tidak ada keistimewaan ketika dapat tiket maju calon partai? Padahal baru daftar sebagai kader, sebelumnya tidak terlibat sama sekali kegiatan partai,” tuturnya.

“Malah kader lama yang pernah menjadi pejabat daerah, sudah sempat mendapat rekomendasi, tidak jadi masuk, digantikan oleh Mas Gibran. Itu tidak bisa dibilang keistimewaan, Mas?” cecar Nana.

“Lho, kalau rekomendasi ‘kan itu hak-nya Ibu Ketua Umum. Ya, itu keputusannya ada di Ibu Ketua Umum,” jawab Gibran, yang merasa tak mendapat keistimewaan apa pun.

“Jadi, Anda mau mengatakan, menjadi anak Presiden, tidak memberikan sama sekali keistimewaan apa pun terhadap proses pencalonan Anda, di Kota Solo, Mas?” tanya Nana.

“Ya, saya rasa sih tidak,” jawab Gibran.

“Sama sekali tidak ada? Yakin, Mas Gibran?” tanya Nana lagi.

“Saya yakin,” tegas Gibran.

Baca Juga: Najwa Shihab ke Menkes Terawan: Mengapa ‘Menghilang’, Hingga Siapkah Mundur?

Lebih lanjut, Nana mengatakan, jabatan Wali Kota, berpotensi menjadi anak tangga untuk menuju posisi lebih tinggi.

“Ada preseden-nya dalam sejarah Pak Jokowi, sendiri,” ujarnya.

“Saya sekadar mau memastikan, jika terpilih, Anda mau bekerja sebagai Wali Kota, sampai selesai masa tugas lima tahun?” tanya Nana.

“Insya Allah, sampai selesai. Pilkada saja belum selesai, masa mau mikir Gubernur atau Pilpres. Enggak lah,” jawab Gibran.

Nana pun mengatakan, pertanyaan yang sama sempat saya ia tanyakan kepada Jokowi, ketika masih menjadi Wali Kota Solo, menuju Gubernur, pun dari Gubernur, menuju Presiden.

“Jawabannya hampir sama-sama mirip, Mas. Kemudian kita lihat kenyataannya berbeda. Apa menurut, Mas Gibran, gaya komunikasi seperti itu, apa yang bisa ditarik atau dipelajari dari gaya komunikasi yang hampir mirip ini?” tanya Nana.

“Masa mirip sih? Saya kira beda, kok. Enggak… yang jelas ini, Mbak, Pilkada Solo saja belum selesai, masa mau mikir Pilgub atau Pilpres. Enggak lah, kita fokus yang ada sekarang saja,” pungkas Gibran.

Pernyataan Gibran, yang beberapa kali berubah, dari tidak tertarik politik, tertarik tapi membutuhkan waktu 20 tahun lagi, hingga akhirnya memutuskan terjun, mendapat tanggapan dari warganet.

“Ciee yang dulu gadang-gadang ndak mungkin masuk ke rana politik, sekarang menggebu-gebu masuk ke arah sana,” cuit @MiftahoelJ.

“Buah tak jatuh jauh dari pohonnya. Enggak bisa di percaya. Bapaknye wess membuktikan,” saut @Mamahidah3.